"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku".
Ayat di atas menjelaskan tema besar hidup manusia di dunia adalah beribadah. Mutlak! Manusia hidup itu harus beribadah. Kalau kita tidak beribadah sama saja dengan cerita novel yang keluar dari tema. Tentu itu bisa disebut novel yang gagal. Begitupun manusia. Ketika tidak beribadah, maka layak disebut manusia yang gagal dalam hidupnya. Dan kita semua tahu, apa konsekuensi dari sebuah kegagalan.
Pertanyaannya mungkin, apa yang dimaksud ibadah itu? atau bagaimana beribadahnya?
Setelah ada tema, biasanya kita membuat premis, yaitu uraian singkat dalam satu kalimat yang menjelaskan jalan cerita dari novel yang kita tulis. Lalu, bagaimana premis dari novel kehidupan kita? Mugkin seperti ini premisnya, 'Kita menjalani hidup sesuai aturan (syariat) yang telah ditetapkan-Nya dengan mencontoh figur suri tauladan (Rasulullah SAW) untuk menggapai kebahagiaan hakiki di kehidupan yang kekal (surga)'.
Setelah ada tema dan premis, langkah berikutnya untuk menulis novel adalah membuat outline. Tentu berbeda dengan novel, outline kehidupan kita bukan kita yang membuat, tetapi Sang Pencipta (Al-Kholik) yaitu Allah SWT.
Lalu bagaimana outline kehidupan manusia?
Ada empat fase yang harus dilewati seorang manusia dalam kehidupannya, yaitu fase di dalam rahim, fase di alam dunia, fase alam barzakh (kubur) dan terakhir fase di alam keabadian.
Setelah outline dibuat, maka proses penulisan novel pun dimulai. Begitu pula dengan cerita novel kehidupan kita, bisa dimulai dari fase pertama. Semua manusia sebelum terlahir ke dunia ini pasti melewati fase kehidupan di alam rahim.
Dalam Al-Quran Surat al-Mu'min ayat ke-67, Allah SWT menjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia yang bermula dari nutfah, terlahir dan hidup menjadi remaja dan sampai tua kemudian wafat (mati) dan memasuki alam barzakh.
"Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkan-Nya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya)".
Sementara proses kejadian manusia di alam rahim, dijelaskan dalam ayat-ayat berikut,