Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Novel Kehidupan

26 Januari 2022   11:31 Diperbarui: 26 Januari 2022   11:33 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (QS. Al-Mu'minun: 12-14).

Di usia ke-120 hari sejak terbentuk janin di dalam rahim, Allah SWT sudah memutuskan takdir bagi setiap manusia, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits berikut,

"Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya." (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas'ud ra).

Dan sejak di alam Rahim semua manusia sudah mengikuti tema yang telah ditentukan, yaitu beribadah dengan mengakui Allah SWT sebagai Rabb-nya. Di ayat ke-172 surat Al-A'raaf dijelaskan, Allah SWT meminta kesaksian setiap ruh manusia dengan bertanya, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" dan setiap ruh yang ditanya akan menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami)."

Jadi semua manusia yang terlahir ke dunia ini semuanya sudah menyatakan syahadat (kesaksian/pengakuan) bahwa Allah SWT adalah Rabb (Tuhan) mereka, dan konsekuensinya tentu mereka (manusia) itu harus mengabdi (beribadah) kepada-Nya.

Semua ruh? Ya!

Ruh semua manusia waktu di rahim ber-syahadat? Ya!

Termasuk yang sekarang menjadi Donald Trump, Jak Ma, Bill Gates, Dalai Lama, bahkan yang sekarang jadi Paus di Vatikan sana, dulu pernah ber-syahadat, mengakui bahwa Allah SWT adalah Rabb mereka.

Lalu, kalau begitu, mengapa mereka bisa menjadi non-muslim?

Karena lingkungan!

Ya, jawabannya adalah lingkungan yang menjadikan mereka terlahir kemudian tidak menjadi Muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun