3.Proses Esterifikasi
Proses esterifikasi ini dilakukan karena minyak biji kapuk memiliki kadar ALB lebih besar dari 2%. Minyak yang telah dihasilkan dari proses degumming akan ditimbang sebanyak 100 gr dan di masukkan dalam reaktor esterifikasi. Proses akan dijalankan dan ditempatkan pada pemanas untuk menjaga suhu reaksi yaitu 60C. setelah suhu telah mencapai ketentuan, metanol yang telah diukur dengan perbandingan rasio mol minyak:metanol yaitu 1:12 dan katalis H2SO4 sebanyak 1% - b ditambahkan ke dalam reaktor. Setelah reaksi berlangsung selama 60 menit akan dilanjutkan ke proses transesterifikasi.
Hasil dari proses esterifikasi yaitu:
Bila bahan baku yang digunakan adalah minyak mentah yang mengandung asam lemak bebas tinggi (lebih dari 2%) dan kadar airnya lebih dari 1% maka perlu dilakukan proses praesterifikasi. Apabila proses transesterifikasi dilakukan dengan minyak yang memiliki kadar air tinggi dan ALB yang tinggi, dikhawatirkan akan merusak kualitas biodiesel yang dihasilkan. Menurut tabel dapat diamati bahwa kadar ALB setelah degumming menurun. pada proses esterifikasi digunakan katalis asam. Setelah melakukan tahap reaksi esterifikasi, kadar ALB minyak kapuk menurun dari 18,31% menjadi 1,11%, sedangkan kadar air menurun dari 6,9% menjadi 0,15%. Hasil ini memenuhi syarat untuk melanjutkan pada tahap transesterifikasi.
4.Proses Transesterifikasi
Proses transesterifikasi dilakukan untuk menghasilkan biodiesel dengan mengkonversikan trigliserida yang ada pada minyak biji kapuk. Lalu produk esterifikasi akan dimasukkan ke dalam reaktor transesterifikasi dan dipanaskan dalam suhu 60C. Setelah suhu reaksi tercapai katalis lempung teraktivasi asam 0,47% dan metanol yang telah diukur dengan perbandingan rasio mol reaktan 1:9 ditambahkan ke dalam reaktor, berat katalis lempung dengan asam dan basa 1%-b minyak. Setelah reaksi berlangsung selama 60 menit, produk dari transesterifikasi akan dikeringkan dan disaring menggunakan kertas saring whatman. Endapan berupa katalis akan dipisahkan dengan filtratnya. Filtrat tersebut akan dilanjutkan ke dalam proses pemisahan dan pemurnian biodiesel. Prosedur yang sama diulangi untuk variasi waktu 1,5 jam dan 2 jam, dan variasi aktivasi asam 0,62%, 0,78%, dan basa 0,33%, 0,44%, dan 0,66%. Biodiesel yang telah dimurnikan akan dianalisa sifat fisika, dan sifat kimianya. Katalis yang telah dipisahkan akan dilakukan proses recycle dan regenerasi katalis. Setelah dilakukan proses regenerasi katalis maka akan diuji sifat keasaman dan adopsi katalisnya.
5.Proses Pemisahan dan Pemurnian
Fitrat yang telah dipisahkan dari katalis akan dimasukkan ke dalam corong pisah dan didiamkan selama enam jam. Nantinya pemisahan ini akan menghasilkan dua lapisan yaitu, lapisan atas yang berupa crude biodiesel, dan lapisan bawah yang berupa gliserol dari pemisahan lapisan atas dan lapisan bawah. Crude biodiesel kemudian akan dimurnikan dengan cara dicuci dengan cairan aquades yang telah dipanaskan pada suhu 60C. Kemudian biodiesel akan dipanaskan pada hot plate dengan suhu 105C selama 60 menit untuk menguapkan metanol sisa reaksi dan air.
6.Proses Recycle dan Regenerasi Katalis
Katalis yang dihasilkan pada proses transesterifikasi, akan digunakan kembali dan dilakukan proses regenerasi katalis pada proses transesterifikasi.