“adududu, si ciwis langsung naik darah yah, wkwkwkkwkwk”
“kamu sih,,” (merengut)
“hahaha, yaudah gak usah dibahas”
Hening sekejap, si good girl memecah suasana,
“kamu yakin Feb, gak kenal sama tuh abang peci putih ?”
“nggak” (jawab simpel)
Sekawan yang lain merasa bahwa ada yang berbeda dari sikap Feby,
“inget lo ya Feb, transparansi itu perlu, bukan hanya pada prinsip anti korupsi saja, tapi diantara sekawanan juga perlu”
“sorry ya, sebenarnya aku tau sama tuh orang yang kalian panggil Abang, dia Gus ku pas masih dipesantren, yah aku kan bener gak kenal, Cuma sekedar tau saja. Dan aku juga sadar, kalian pasti baca di akun kompasianaku yang dimaksud itu siapa, aku minta maaf sudah berusaha untuk menyimpan hal tersebut, ya aku malulah dia Gus ku, dan tidak ada harapan buat aku, kemaren itu hanya sebuah sapa dan tak lebih hanya sekedar sebuah sapa. Dan terimakasih kalian sudah peka atas apa yang aku lakukan”
“bukannya waktu masih panjang Feb, kata mu. Apa lagi kuliahmu masih baru menginjak semester tiga ?”
“terlalu jauh Vin, aku tidak berusaha menyapanya dan tidak akan tau menau, karena diluar sana sudah banyak yang menginginkannya bahkan mengidamankan, dan terakhir informasi yang aku dengar beliau sudah punya calon”