Esoknya, hingga bertahun kemudian, kita akan memiliki kebangaan. Kala menceritakan  bagaimana perjuangan menaklukkan puncak gunung.
Begitulah kiranya ilustrasi susah payah merawat dan mendidik anak. Saat mereka sakit harus berjaga sepanjang malam. Menggendong hingga pundak lelah dan tangan pegal.Â
Saat mereka dalam fase toilet training, harus sabar melatih buang air pada tempatnya. Seringkali mengompol dan kita harus mencuci segunung pakaian.
Apa yang terucap jika jenuh dan lelah menyapa?
Jangan, jangan menyumpah kecuali kebaikan. Sebab, akan menjadi doa yang maujud di masa depan.
Contoh nih, kisah saya pribadi. Sekarang jika saya melihat lantai rumah saya yang bersih, saya teringat 'keluhan' ibu, puluhan tahun yang lalu. Ketika setiap hari harus merawat dua kaki saya yang tak henti bernanah. Korengan!
"Mugo-mugo suk kowe sugih, joganmu resik dadi ra tau korengan meneh!"
Memang repot sekali saat kaki saya sakit. Kemana-mana harus digendong. Padahal badan saya gendut.
Kala itu rumah kontrakan kami berlantai tanah. Bagaimana bisa bersih jika berlantai tanah, hehe. Jika musim hujan, lebih parah. Air hujan membuat gatal sela jemari kaki. Serangan kutu air menambah ngeri.
"Semoga kelak kamu kaya. Lantaimu bersih hingga kau gak pernah korengan lagi!" seru ibu saya.
Apapun kondisi dan perbuatan anak, mari lisankan doa kebaikan. Tentu diiringi usaha untuk terus memberikan pemahaman. Menanamkan nilai ilahiyah dan kebiasaan baik. Mempercantik akhlak diri hingga menjadi teladan.