Sebagai catatan, si sulung tidak kami ijinkan menggunakan gadget secara sembarangan. Alhamdulillah dia sudah paham. Sebab hingga detik ini dia belum kami izinkan untuk memiliki Hp pribadi. Sehingga jika ada keperluan komunikasi dengan ustadz atau teman, memakai Hp kami, orang tuanya.
Si sulung tau, kami masih istiqomah memegang aturan penggunaan gadget di rumah, sehingga saat libur kepulangan dia tidak melayangkan protes atau keberatan. Alhamdulillah.
Jadi waktu yang digunakan betul-betul full time kami dampingi. Bermain bersama kedua adiknya, berbakti kepada orang tua, murajaah, istirahat, dan tiduuur.
Saat liburan tentu memberi peluang anak untuk mengungkapkan lebih banyak permintaan. Dengan dalih mumpung di rumah. Untuk sebagian hal yang sederhana barangkali tidak masalah. Namun kami lihat segi manfaatnya, kami menghindari hal yang berlebihan, jangan sampai berujung memanjakan.
Bagi kami ini perlu dilakukan, sebab jika kami melakukan aksi memanjakan apalagi secara berlebihan saat libur kepulangan, ketika saatnya kembali ke pondok dia akan lebih berat menyesuaikan.
Semua sesuai porsi dan kebutuhan, yang terpenting bisa diambil manfaatnya. Semisal, "Ibu aku mau jalan-jalan ya."
"Oke baiklah." Ini kami gunakan sebagai quality time bersama anggota keluarga secara lengkap.
"Mumpung Mamas pulang, kita naik kuda dekat rumah yuk."
Tak lupa selipkan pesan, untuk tetap gunakan waktu sebaik-baiknya. Sebab di pekan kedua sudah mulai ada setoran tahfidz secara online. Biasanya kami memberi kode kepadanya, "Mamas sudah besar silahkan atur waktu dengan baik ya."
Sehingga dia belajar bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Senantiasa mendahulukan kewajiban, bukan bersantai-santai namun kemrungsung (terburu-buru) kemudian.
Libur kepulangan saatnya kami gunakan pula untuk pendampingan secara full time. Berbicara dari hati ke hati. Kami pilih waktu yang tepat. Semisal saat kedua adiknya berangkat ke sekolah.