Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Menjadi Wali Santri, Bagaimana Strategi Mendampingi Buah Hati Saat Tak Selalu di Sisi?

25 Maret 2022   00:35 Diperbarui: 25 Maret 2022   20:47 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi santri putra (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Untuk hal yang perlu kami batasi pun akan kami batasi. Tak melarang ya. Mengapa? Ini menghindari anak sembunyi-sembunyi. 

Biasanya kami akan bilang padanya kalau kami membatasi pengiriman yang sekiranya tak baik untuk kesehatan jika terlalu sering dimakan. Seperti contoh tadi, mie instant.

Juga makanan yang mengandung banyak zat pengawet yang berbahaya. Serta riskan untuk tenggorokan sehingga rawan menimbulkan radang. Ini harus kami perhatikan betul. Sebab kami menyadari si sulung kami anak alergi sehingga dia pun harus kami persiapkan untuk menjaga diri secara mandiri.

Termasuk bagaimana mengenali dirinya, terkait apa yang harus dikonsumsi dan dihindari. Serta resiko jika dia melanggar apa yang telah kami sampaikan.

Momen penelponan ini kami gunakan pula untuk menanyakan bagaimana kabar, perkembangan belajar, serta sosialisasi dengan teman. Apakah menemui kendala, atau adakah yang belum dia ketahui caranya.

Ilustrasi pesantren | Sumber: pixabay.com/mufidpwt
Ilustrasi pesantren | Sumber: pixabay.com/mufidpwt

Si sulung biasanya akan menyampaikan apa yang dia alami. Sejauh ini dia lebih sering menggunakan nada berirama tenang dan dewasa, jurus yang kerap digunakan sehingga kami percaya bahwa di sana dia baik-baik saja. Alhamdulillah, kami percaya padanya.

Pada momen penelponan sebisa mungkin kami hindari perdebatan. Di samping harus melihat jam antrian. 

Jika ada yang butuh dikoreksi maupun diseleksi, kami sampaikan dengan beragam trik pengertian. Tentu agar anak menerima tanpa merasa disalahkan.

Ini sangat penting guna menjaga hatinya agar tetap bersikap tenang. Hal tersebut bermanfaat pula agar terjaga konsentrasi untuk terus fokus terhadap pelajaran dan kegiatan santri. Kami menghindari pula untuk terlalu mengkhawatirkannya. 

Si sulung kerap bilang, "Ibu dan bapak percaya sama aku ya."

Jika dia sudah bicara seperti itu, kami berusaha untuk memberi kepercayaan sebagai bentuk pembelajaran menjadi pribadi yang bertanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun