Saat mentari coba ucap sejuta memori. Ruang tunggu stasiun kereta menjadi saksi. Tyo menanti dengan setia sang penjaga hati, Ratri. Ya, gadis ini tak henti mencuri mimpi. Dia berjanji tiba sore ini. Namun kereta tak jua singgah dan terhenti. Di stasiun Tugu beberapa pasang mata menunggu, pun saling bertukar sapa. Mengapa kereta belum jua tiba?
Jadwal terlambat. Pikiran Tyo pun sempat menyusur penat. Pada deru hati yang kian berdetak cepat. Kekhawatiran Tyo pun memuncak. Namun, saat peluit sang penjaga dihentak. Sebuah kereta segera merapat. Tyo pun beranjak.
"Hei!"
Suara yang tak asing lagi terdengar menyambar telinga. Tetiba wajah gadis itu sudah ada di ujung mata. Tyo terhenyak saat mendengar sapa.
"Kau sudah lama menunggu?"
"Sudah kuduga kau pasti akan berucap begitu."
"Apa?"
"Iya, sudah lama kan? Tentu saja."
"Hahaha, terus aku harus bilang bagaimana?"
"Lama tapi tetap menanti."
"Oh ya aku mengerti, maafkan keretaku terlambat tadi."