Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paspampres Untuk Anakku : (Menolak) Undangan Presiden

18 Desember 2015   13:49 Diperbarui: 18 Desember 2015   19:45 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulang dari event, saya sudah ke-malam-an. Selain masih puyeng dan berharap setelah minum obat akan sembuh esok hari saya WA istri.

“Obat decog*** dan sejenisnya ada dirumah? Anta*** juga? Alhamdulillah besok ketemu Presiden. Jam 9 di Gandaria City berangkat. Jadi Subuh jam 5 saya harus pergi. Mudah-mudahan Jessica sembuh esok pagi. Kamu sabtu jangan kemana-mana”

Balasannya tak begitu menggembirakan. Biasa saja.

“Kalau ngga enak badan, ngga punya batik lengan panjang pula, daripada diusir mending ga usah datang”.

Saya rada heran, sementara orang lain saya cek di timeline sosial media dengan bangga paparkan perihal undangan dan banyak yang turut gembira dan kirim salam. Saya, baru lapor ke satu orang yang paling penting di dunia malah tidak begitu senang. Memang sih, dia pendukung kandidat sebelah, beda sama saya, yang tak dukung dua dua-nya hehe. Ngga, saya netral. Semua pasti ada kelemahan kelebihan, dan kalau mayoritas pilih yang satu, maka artinya yang satu ini punya kelebihan dibanding yang satunya kan? Logika saya katakan begitu. Kata orang, jangan lihat keburukan seseorang tapi selalu ingat kebaikannya. Sebagai penggiat jurnalisme warga dan netizen, saya mendukung dan apresiasi presiden yang menghargai kami, itu saja.

Eniwei, Jam 10-an malam di KRL Menuju Bogor, saya masih makin migren. Mikirin beli batik esok pagi, mikirin anak apakah sembuh. Dan memikirkan baskom kecil kompresan yang saya harus saya tempelan per beberapa jam di keningnya. Agar tidurnya nyaman, tanpa ngigau, tanpa bangun tiba-tiba dan terduduk diam di kasur kemudian tidur lagi.

Kegalauan ini mereda, dengan informasi lagi dari istri saya.

“Kaka (panggilan Jessica) besok mau jalan-jalan. Nonton bioskop. Kalau bisa kita temenin ya Yah. “

Saat itu kuputuskan oke, saya tak datang di undangan pak Presiden. Mohon maaf pak, saya ingin sekali datang walau mungkin tak terlihat, hanya satu dari seratus undangan yang mungkin tak dikenal bapak presiden.

Namun, menemani nonton bioskop merupakan hal yang harus Paspampres lakukan untuk anak saya. Karena menurut saya, dengan kehadiran kedua orangtuanya, akan mempercepat kesembuhannya. Dia ingin merasa kedua orangtuanya mendukung dia. Jessica anak cerdas, walau sedikit manja. Dan dia ngga tau memang, Ayahnya sakit, dan dalam waktu bersamaan pula ada undangan Presiden RI. Biarlah dia ngga tahu. Dia ingin menikmati Sabtu ini. Agar tak perlu ke Lab, disuntik, dan ke dokter lagi. Membayangkan wajah anak saya, ketika menolak habis habisan di suntik membuat saya luluh.

Waktu kecil, ketika sakit, kesempatan itu-lah yang saya dapat untuk meminta mainan dan makan sate ayam dari Ayah saya. Kalau tak sakit, tak akan diberi, karena kami memang tak pernah diajarkan dan diberikan uang lebih untuk itu. Kadang kala, waktu kecil saya ingin sakit, bahkan dari SD sampai lulus SMA, saya tak pernah satu kali pun membawa payung untuk ke sekolah. Menghajar hujan. Agar pilek, sedikit panas, dan kemudian Ibu dan Ayah pulang cepat, mengantar ke dokter dan membelikan sate ayam dan mainan yang mungkin hanya pas Lebaran saja saya bisa dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun