Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Era Medsos, Saatnya Warga Menjadi Juru Tulis Paling Depan!

15 November 2016   11:14 Diperbarui: 16 November 2016   01:07 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Dok. Iskandar Zulkarnain

Kata Bang ISJET

Ternyata bang Isjet orang Betawi ya?! (begitu batin saya yang menggelitik, seusai mas Rizky mengenalkan profil singkat bang Isjet), kalau begitu sama dong seperti saya! (jari telunjuk saya mengacung, lagi-lagi hanya dalam pikiran).

Saya kali pertama bertemu bang Isjet saat acara nangkring dengan salah satu bank swasta di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Meskipun sebagai pembicara juga, tapi tidak banyak yang bisa saya catat. Alih-alih tidak dapat mencatat dengan banyak rupanya kesempatan kedua pun datang.

Photo: Dok. Iskandar Zulkarnain
Photo: Dok. Iskandar Zulkarnain
Bang Isjet juga berbagi pengalaman dan motivasi yang tidak kalah seru. Sebagai sosok yang sudah lama berkecimpung di dunia jurnalistik tentu mempunyai banyak sekali pengalaman menarik yang bisa didengar dan dicatat!

Dalam beberapa kesempatan, beliau selalu menyinggung tentang zaman sekarang adalah zamannya media sosial. Hal ini merupakan satu fase dimana akses informasi sangat mudah diketahui, disimpan bahkan disebarluaskan.

Menurutnya, konteks dalam tulis menulis menjadi profesi yang “kinclong”, karena penulis media sudah dimiliki semua orang. Masyarakat kita dapat menentukan sendiri sesuai kebutuhannya. Semakin banyak orang membaca, maka akan semakin banyak pekerjaan untuk penulis.

Jika disinggung “untuk apa menulis?” Bang Isjet menjawabnya singkat “menulis itu living knowledge” (menghidupkan pengetahuan). Beliau juga menyatakan bahwa “guru yang bisa menulis lebih baik daripada yang tidak bisa menulis.”

Sekarang juga eranya blogger, banyak wadah untuk bisa dijadikan sebagai “pusat membaca” bagi mereka yang gemar membaca. Blogging adalah salah satu contoh dari wadah untuk menampung tulisan warga, konkretnya seperti Kompasiana yang sudah menjadi rumah para kompasianer.

Meskipun didunia blogging itu setiap tulisan akan tayang tanpa batas, namun kualitas juga tetap diutamakan, demi mendidik para pembaca dan penulis khususnya. Sehingga, miliu pendidikan dalam dunia blogging akan semakin hidup, serta dapat memancarkan energi positif.

Bang Isjet juga menambahkan bahwa perbdeaan yang mencolok antara wartawan dan warga (blogger) yang menulis, yaitu wartawan menulis untuk publik, sedangkan warga menulis untuk dirinya terlebih dahulu.

Uniknya jika tulisan warga tersebut dibaca dan disukai banyak orang, itu artinya tulisan yang dia tulis adalah representasi dari pikiran, ide, gagasan, harapan, atau bahkan cita-cita mereka yang belum sempat menuliskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun