Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Era Medsos, Saatnya Warga Menjadi Juru Tulis Paling Depan!

15 November 2016   11:14 Diperbarui: 16 November 2016   01:07 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Dok. Iskandar Zulkarnain

Hadiah tersebut diberikannya kepada sang gadis, hatinya cukup bahagia melihat sang gadis tersipu malu. Puluhan tahun kemudian, kang Maman diminta untuk menulis sebanyak 10 halaman oleh seorang pengusaha, honornya pun fantastis menjadi 10 juta kali lipat dari honor puisinya waktu itu.

Beliau mengingatkan bahwa dunia jurnalistik memiliki dua nilai, yakni verifikasi dan kedisplinan. Sempat lama bergabung di Kompas, kang Maman juga mendapat banyak pelajaran. Salah satunya dari seorang senior yang mengatakan “kalau menulis untuk cari uang, bukan di Kompas tempatnya.”

Ya, di dalam dunia jurnalistik pun saya yakin masih banyak nilai-nilai sakral yang mengedepankan nilai etik dan estetika untuk menampilkan visi dan misi jurnalistik yang mendidik dan mengusung fakta serta realita.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Jurnalistik hadir untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak hanya lidah saja yang tajam, tulisan yang didasari oleh tanggung jawab, kejujuran, serta kedisiplinan akan menjadi “buku saku” yang dibawa sepanjang masa oleh mereka yang merasa tercerahkan.

Puluhan tahun dijalani kang Maman dengan suka cita, nyaris tidak ada duka karena semua yang dilakukan di dunia jurnalistik berawal dari rasa cinta yang besar sejak kecil. Oleh karena itu, kang Maman patut mensyukuri anugerahnya dengan cara berbagi pengalaman dan ilmu, diantaranya melalui buku-bukunya dan tatap-temu seperti nangkring Kompasiana.

Saya memperhatikan sosok kang Maman yang menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk saya tentunya. Menurut kang Maman, laman untuk jurnalis warga seperti Kompasiana adalah salah satu contoh dan teladan yang baik untuk masyarakat.

Saya pun mengamini bahwa Kompasiana patut kita jaga, kembangkan, dan majukan demi terwujud cita-cita bersama, yaitu bangsa yang berbudaya dalam bertutur kata serta menulis. Menulis itu sexy, begitu kata kang Maman.

Melalui media menulis, kita dapat mengasah tajam kemampuan berpikir dan menganalisa terhadapa suatu fenomena. Menulis bukan hanya suatu keharusan bagi yang pemula, namun ia juga latihan agar dapat berkontribusi nyata kepada masyarakat luas.

Kang Maman menyatakan bahwa rumus 5 W (what, who, where, when, why) dan 1 H (how) dalam menulis hampir tidak berlaku lagi. Lebih lanjut beliau mengenalkan tentang 5 R; read (baca), research (meneliti), reliable (berkaitan), reflecting (refleksi/hasil dari renungan), dan right (benar).

Kesimpulan tentang 5 R, sebagai berikut:

Read: membiasakan diri untuk membaca, agar kita mendapat banyak referensi dan memperkaya wawasan. Tulisan yang dilatarbelakangi dari seseorang yang suka membaca akan memberikan warna tersendiri, segar dan selalu kekinian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun