Umar tertegun, merasa kasihan dengan para musafir ini.
"Kalau begitu, mau kah kau menerima bantuan ku? Aku akan memanggil wanita Madinah untuk membantu persalinan istrimu."
Sang Badui pun tersenyum cerah, "dengan senang hati, aku akan menerima bantuanmu."
Umar bin Khattab pun bergegas meninggalkan si Badui. Bukan mengetuk pintu pegawainya, bukan mengetuk pintu tabib ataupun bidan.
Melainkan, pulang ke rumahnya.Â
Membangunkan sang istri yang pada saat itu ialah Ummu Kulsum bin Ali bin Abi Thalib.
"Wahai cucu Rasulullah, apakah kau mau mendapatkan pahala seorang muslimah yang hendak melahirkan tapi tidak ada seorang pun yang membantu."
Segera saja Ummu kulsum bin Ali menjawab, "tentu saja wahai suamiku."
Yang perlu diketahui disini, para Syiah, Â hanya mengagungkan Ali Ra dan tidak mengakui sahabat nabi yang lain, tentu saja menganggap bahwa Anak Ali Ra, cucu Rasulullah tidak pernah ada yang menikah dengan Umar bin Khattab.
Maka, bergegaslah pasangan Khalifah dan istrinya, istilahnya Raja dan Ratu masa itu menembus malam untuk kembali ke kemah keluarga Badui. Kebetulan semua wanita pada masa ini memiliki kemampuan untuk menolong melahirkan.
Ringkas cerita, masuklah Ummu Kulsum membantu istri sang Badui. Sedangkan sang suami Umar bin Khattab kembali duduk dan berbincang dengan si Badui.