Mohon tunggu...
una anshari
una anshari Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Merasakan, Menulis dan Membagikan

Traveller yang selalu berharap dapat mengambil hikmah dalam perjalanan untuk ditulis dan disharekan. Berbagi itu indah :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masyarakat Badui dan Kesahajaan Al Farruq

20 April 2019   12:15 Diperbarui: 20 April 2019   12:19 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah suatu ketika ia menemukan seorang anak yang kelaparan dan Ibunya dengan tegas hanya memberi makanan halal untuk masuk ke perut anaknya. Yang kemudian hari dari keluarga ini lahir Umar kedua, Umar bin Abdul Aziz. 

Ada cerita tersendiri, dan ini menarik karena pada masanya tidak ada seorangpun yang mau menerima zakat, semua ingin menjadi Muzakki karena kemakmuran hidup hasil pengelolaan zakat. Lain waktu Insyaallah akan saya ceritakan.


Kembali ke cerita Umar bin Khattab.

Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, Umar bin Khattab kembali berkeliling sendiri, tanpa pengawal yang mendampingi, tanpa publikasi. Ia takut, masih ada warganya yang sedang mengalami kesulitan.

Tampak dari kejauhan ada sebuah kemah berdiri. Setelah dekat, tahulah Umar bahwa itu adalah seorang Arab Badui yang baru saja menyelesaikan pendirian tendanya. Dari arah dalam, terdengar suara tangis seorang wanita menahan sakit.

Umar datang dan menyapa,
"Wahai Rojul (baca : lelaki) Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku sedang melakukan perjalanan, karena kemalaman aku mendirikan tenda disini, mengingat tidak memiliki satupun saudara."


"Oh begitu," Umar kembali bertanya, "lalu siapa yang sedang menangis sambil meringis menahan sakit?"

Sang Arab Badui yang tidak mengenali Khalifah Umar pun agak terganggu dengan keingintahuan beliau, "itu bukan urusanmu wahai rojul, sebaiknya engkau pergi saja." Zaman dahulu tentu saja tidak semudah zaman sekarang yang mengetahui pimpinan negeri melalui media.

Umar yang kepeduliannya begitu tinggi tetap membujuk si Badui, "bisakah kau ceritakan kesulitan yang kau alami wahai saudaraku, siapa tahu, aku bisa membantu."

Sang Badui yang sudah kelelahan memutuskan untuk bercerita, "baiklah jika kau memaksa. Di dalam adalah istriku, ia kesakitan karena hendak melahirkan. Aku tidak mengenal seorangpun disini, maka, setelah mendirikan tenda ini kubiarkan saja ia menangis. Aku tidak tahu cara menghadapinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun