Pun, seorang penulis yang royaltinya dapat ia nikmati sepenuhnya. Maka, para penulis akan semakin berlomba-lomba menuliskan sebuah buku berkualitas tanpa mencari ladang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Barangkali, inilah alasan mengapa pembajakan buku lebih laris. Andai buku aslinya selezat itu harganya. Pembajakan buku akan redup sejak niat pertama si pencetus. Penerbit tidak rugi, penulis tidak miris, dan pembaca semakin senang membacanya.
Alangkah malang nasib cita-cita penulis ketika menyusun sebuah buku. Berharap semua orang mampu merasakan manfaatnya.
Namun, ia tidak sampai di tangan seseorang yang sepenuh hati mengharap tetapi tak bisa membeli karena terlalu mahal. Semua itu, karena buku selain pendidikan. Semisal, buku motivasi, novel dan sastra dikenakan ppn sebanyak 10%.
Semoga dengan banyaknya yang menyuarakan keberatan dengan harga buku yang mahal ini. Pemerintah ambil tindakan untuk menanganinya, apalagi jika demi kecerdasan bangsa.
***
Sumber:
facebook.com/story.php
edukasi.kompas.com
nasional.kompas.com
Artikel ini dibuat untuk memenuhi tantangan ke-10 dari katahati yaitu kerja kelompok membahas satu tema. Dari tiga tema, kami memilih dampak pajak perbukuan karena kami Putri Eka Fauziah, Kiki Widayanti, Salsabila Else dan Muna Arifah penghamba buku murah. Hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H