Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rinduku Dalam Furoshiki

16 Desember 2022   21:50 Diperbarui: 18 Desember 2022   16:38 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lezat sekali bakwan jagung Umi!" Ucap suamiku setelah menggigit     bakwan jagungnya.

"Alhamdulillah!" Sahutku sambil  memasukkan

Selain mengerjakan sawah,  suamiku juga bertugas sebagai dai di desa. Jarak desa binaannya  berkilo- kilo meter dari rumah kami dan medannya cukup berat. 

Kalau setiap hari perjalanan ke sana harus ditempuh dengan sepeda jadulnya maka dijamin kakinya akan soak sebelum satu tahun. Oleh karena  itu setiap  usai salat, setelah memuji- muji-Nya, aku memohon kepada- Nya agar suamiku diberi- Nya motor.

Dua tahun kemudian. Tidak kusangka seseorang memberi  suamiku motor bekas. 

Akhirnya dengan motor itu, suamiku pergi ke berdakwah di desa- desa di Kabupaten Bondowoso. Dan dengan motor itu pula suamiku mengajakku bepergian ke pelosok-pelosok desa sambil membawa bekal yang dibungkus furoshiki.

Kadang kami pergi ke tepi hutan mencari pegagan. Kadang kami pergi mendaki menyusuri jalan setapak di lereng gunung Piramida. Sekali-sekali kami pergi berkunjung ke rumah seorang  Kyai untuk meminta nasihatnya.

Salah satu nasihat Kiai yang paling berkesan adalah bahwa seorang wanita tidak akan mencium bau surga. Jika ia meminta cerai suaminya  tanpa alasan syariat.  

Oleh karena itu,  apapun yang terjadi Insya Allah aku tidak akan  menggugat cerai suamiku. Sampai Allah sendiri yang akhirnya memisahkan aku dengannya. Tepatnya ketika suamiku menjalani perawatan di ruang ICCU sebuah rumah sakit karena  gagal jantung, 

Dia Yang Maha Hidup  memanggil suamiku. "Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un". Sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Rinduku pun akhirnya kusimpan dalam furoshiki.

--23--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun