Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rinduku Dalam Furoshiki

16 Desember 2022   21:50 Diperbarui: 18 Desember 2022   16:38 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencium tangannya. Suamiku mencium keningku.

"Assalamualaikum!" Ucap suamiku.

"Wa 'alaikum sallam!" Sahutku.

Suamiku bergegas ke luar kamar.

Mengambil kotak bekal nasi yang kubungkus furoshiki di dapur.

Tak lama kemudian dari  balik kaca jendela kamar, aku melihat suamiku mengeluarkan sepeda jadulnya. Begitu  keluar dari dapur,  suamiku mengayuh sepedanya dan meninggalkan halaman rumah kontrakan kami.

Selama sekitar hampir  satu jam  aku mendekam di dalam kamar. Aku menghabiskan waktuku  dengan dzikir, sholawat dan istighfar.  Setelah  badanku cukup hangat, aku  beranjak dari tempat tidur dan pergi  ke dapur.

Aku melihat  bahan makanan apa saja yang sudah dibeli suamiku di warung tetangga  tadi pagi.  Tetapi, ternyata  aku hanya  menemukan tepung bumbu di tas belanja yang biasa dibawa suamiku ketika berbelanja.   Badanku lemas seketika.      

Beberapa saat aku duduk termenung di dapur. "Tempe bacemnya sudah habis. Nanti makan dengan apa kalau anak-anak sudah datang dari sekolah?" Aku bertanya dalam hati.

Setelah salat Dhuhur, baru aku pergi ke kebun-halaman samping rumah kontrakan yang telah kusulap jadi kebun.

Mataku  menyapu pandang halaman. Ada TOGA Tanaman Obat Keluarga, seperti: Jahe, kunyit, temu Lawak dan kencur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun