Aku mencium tangannya. Suamiku mencium keningku.
"Assalamualaikum!" Ucap suamiku.
"Wa 'alaikum sallam!" Sahutku.
Suamiku bergegas ke luar kamar.
Mengambil kotak bekal nasi yang kubungkus furoshiki di dapur.
Tak lama kemudian dari  balik kaca jendela kamar, aku melihat suamiku mengeluarkan sepeda jadulnya. Begitu  keluar dari dapur,  suamiku mengayuh sepedanya dan meninggalkan halaman rumah kontrakan kami.
Selama sekitar hampir  satu jam  aku mendekam di dalam kamar. Aku menghabiskan waktuku  dengan dzikir, sholawat dan istighfar.  Setelah  badanku cukup hangat, aku  beranjak dari tempat tidur dan pergi  ke dapur.
Aku melihat  bahan makanan apa saja yang sudah dibeli suamiku di warung tetangga  tadi pagi.  Tetapi, ternyata  aku hanya  menemukan tepung bumbu di tas belanja yang biasa dibawa suamiku ketika berbelanja.  Badanku lemas seketika.   Â
Beberapa saat aku duduk termenung di dapur. "Tempe bacemnya sudah habis. Nanti makan dengan apa kalau anak-anak sudah datang dari sekolah?" Aku bertanya dalam hati.
Setelah salat Dhuhur, baru aku pergi ke kebun-halaman samping rumah kontrakan yang telah kusulap jadi kebun.
Mataku  menyapu pandang halaman. Ada TOGA Tanaman Obat Keluarga, seperti: Jahe, kunyit, temu Lawak dan kencur.Â