Mohon tunggu...
Ummi Suryati
Ummi Suryati Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK Negeri 3 Anambas

Belajar Tidak Memandang Umur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Persiapan Pembuatan Pakan Ternak Ruminansia

24 November 2023   09:33 Diperbarui: 24 November 2023   10:43 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAHAN AJAR

PROSES PERSIAPAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

 

DISUSUN OLEH: UMMI SURYATI, S. Pt

GURU MATA PELAJARAN AGRIBISNIS PAKAN TERNAK RUMINANANSIA

SMK NEGERI 3 ANAMBAS

A. Jenis Atau Bahan-Bahan Pakan Ternak yang Akan Digunakan dalam Pembuatan Pakan Ternak Ruminansia

1. Pakan Konsentrat

Konsentrat adalah bahan makanan atau campuran dari beberapa bahan makanan yang mengandung zat-zat makanan utama (protein ataupun karbohidrat) dalam jumlah yang banyak dan kandungan serat kasarnya kurang dari 18%. Pakan konsentrat biasanya tinggi kandungan bahan kasarnya. Sifat konsentrat adalah mengandung TDN (Total Digestible Energy) yang tinggi dan kadar protein dan karbohidratnya tinggi. Pakan konsentrat terdiri atas butir-butiran, umbi-umbian, hasil ikutan pengolahan pangan asal nabati dan hasil ikutan pengolahan pangan asal hewani.

Contoh pakan konsentrat asal nabati sebagai sumber energi adalah butiran-butiran serelia (jagung, padi, sorgum, dan gandum), umbi-umbian, empelur batang, gula, minyak nabati, dan hasil ikutan pabrik pengolahan pangan.

Contoh pakan konsentrat sumber protein asal nabati adalah kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah, kacang buncis, dll), dan hasil ikutan pabrik pengolahan pangan (bungkil kedelai, bengkil kacang tanah dll).

Contoh bahan pakan konsentrat asal hewani sumber protein adalah tepung daging, tepung darah, tepung bulu, tepung ikan ).

Contoh bahan pakan konsentrat asal hewani sumber mineral adalah tepung tulang, tepung kerang.

Bahan pakan untuk menyusun konsentrat ternak ruminansia terdiri dari mineral dan bahan limbah pertanian. Limbah pertanian yang paling banyak digunakan adalah dedak padi, dedak gandum, bungkil sawit, dan onggok. Dalam pengadaan bahan pakan tersebut perlu dipertimbangakan harga dan kualitas bahan. Untuk mengetahui kualitas bahan dilakukan secara fisik dan kimia.

  • Secara Fisik

Setiap bahan pakan memiliki karakteristik yang berbeda antara satu bahan dengan bahan yang lain. Tekstur, bau/aroma, rasa dan warna merupakan tolak ukur fisik.

  • Tekstur

Setiap bahan memiliki tekstur yang kas. Dedak padi memiliki tekstur yang halus,semakin kasar teksturnya maka semakin rendah mutunya. Bagian halus berasal dari kulit ari yang nilai gizinya baik, sedangkan tekstur kasar berasal dari pecahan sekam yang nilai gizinya rendah

  • Aroma

Setiap bahan baku memiliki aroma yang khas. Dari segi aroma perlu dipertimbangkan apakah bahan pakan yang kita beli aromanya bagus atau tengik. Bahan pakan yang tengik menandakan bahan pakan tersebut sudah lama dan tidak baik diberikan pada ternak. Disamping ternak tidak suka, juga dapat menyebabkan ternak diare. Ketegikan bahan pakan (rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal atau keton. Serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Aroma yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk.

  • Warna

Setiap bahan pakan memiliki warna yang spesifik. Penyimpangan warna dari warna standar menunjukkan adanya penyimpangan kualitas bahan pakan. Misal dedak warnanya coklat kekuningan, kita kita mendapatkan dedak berwarna kehitaman menunjukkan adanya penyimpangan mutu tersebut.

  • Pencemaran

Bahan yang kita beli perlu dicek apakah ada pencemaran dari benda atau produk lain. Misal pencemaran batu, sekam, bahan kimia, dan kotoran lain. Pencemaran bahan baku pakan bisa menurunkan kualitas pakan dan dalam beberapa kasus menyebabkan ternak keracunan khususnya ayam, sehingga perlu dihindari pencemaran yang lain. Bahan pakan yang tercemar dapat juga disebut dengan terkontaminasi dengan bahan lain. Kontaminasi adalah tercampurnya pakan dengan bahan lain yang tidak dikehendaki dalam formula.

  • Jamur

Bahan pakan yang kadar airnya tinggi atau disimpan ditempat yang lembab dapat mudah tumbuh jamur. Sebaiknya jangan membeli bahan pakan yang berjamur karena kualitas turun dan dapat menyebabkan keracunan pada ternak.

  •  
  • Secara Kimia
  •  

Kualitas bahan pakan dipengaruhi oleh kadar nutrisi yang dikandungnya. Analisa bahan pakan yang digunakan adalah analisa proksimat. Analisa proximat digunakan untuk mengetahui, kadar air, protein kasar, lemak, serat kasar dan mineral.

Pada pabrik pakan yang besar atau pembelian bahan / pakan jadi dalam jumlah besar analisa proximat perlu dilakukan untuk mengetahui mutu pakan. Pada pembelian dalam jumlah sedikit analisa proximat jarang dilakukan karena biaya analisa yang relatif mahal dan memerlukan waktu yang agak lama.

Teknisi yang ahli bisa mengetahui kadar air dengan merasakan sensor tangan (meremas) atau menggigit bahan pakan. Bahan pakan yang kandungan air tinggi akan terasa lembab ditangan, atau pada waktu digigit tingkat kekerasannya berbeda. Bahan yang sering diuji dengan gigitan adalah biji jagung.

  • Menerapkan Dosis atau Jumlah Bahan Pakan Ternak Yang akan dibuat
  •  
  • Kebutuhan Pakan Tambahan

Pakan yang diberikan ternak harus mengandung nitrisi yang sesuaidengan kebutuhan ternak. Nutrisi bagi ternak sangat dibutuhkan untuk keperluan hidup ternak, baik untuk hidup pokok, produksi maupun untuk reproduksi. Pakan ternak yang disediakan oleh peternak harus sesuai kebutuhan ternak baik kuantitas maupun kualitasnya. Kualitas berkaitan erat dengan kandungan nutrisi pakan yang dikonsumsi dan kuantitas yang diberikan dalam jumlah yang cukup, disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, berat badan, status produksi dan reproduksi. Kebutuhan pakan tambahan dapat diidentifikasi berdasarkan pada berat badan ternak, pertambahan berat badan (PBB)/average daily gain (ADG) yang diinginkan dan kondisi hijauan yang diberikan. Kebutuhan fisiologis ternak untuk kebutuhan hidup pokok produksi maupun reproduksi berkaitan dengan kapasitas saluran pencernaan. Faktor ternak dibedakan antara lain ukuran/berat badan ternak. Pada ternak potong atau penggemukan, target PBB/ADG sangat menentukan pemberian pakan tambahan. Hijauan yang diberikan pada ternak sangat bervariasi kandungan nutrisinya, sangat tergantung pada jenis rumput, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan musim. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pakan, pada peternakan yang diberi hijauan dengan kualitas rendah, harus diberikan pakan tambahan agar diperoleh produksi yang optimal. Kebutuhan pakan ternak berdasarkan berat kering (BK) adalah sebesar 3 % dari berat badannya, sehingga rata-rata ternak sapi membutuhkan 9-12 kg BK tiap harinya.

                    Tabel 1. kebutuhan Bahan Kering Sapi Potong

Berat Sapi (kg)

PBBH (kg)

BK (kg)

250

0,75

1,00

6,40

6,60

300

0,75

1,00

7,40

7,50

400

0,75

1,00

8,30

8,50

450

0,75

1,00

10,00

10,20

500

0,75

1,00

10,80

11,00

                   

Berapakah kebutuhan bahan kering seekor sapi dengan berat 477 kg dengan target PBBH 0,90 kg? karena data berat ternak tidak ada dalam table maka harus menghitung.

Berdasarkan kebutuhan berat 477 kg berada pada table yang dipakai adalah data berat ternak 450 kg dan 500 kg .

  •  Mengetahui dulu kebutuhan BK sapi berat 477 kg dengan PBBH 0,75 kg / hari
  • = 10 +  x (10,8-10)
  • = 10 + (0,54 x 0,8)
  • = 10,43 kg
  • Mengetahui dulu kebutuhan BK sapi berat 477 kg dengan PBBH 1,00 kg / hari
  •          = 10,8 +  x (11-10,2)
  •          = 10,8 + (0,54 x 0,8)
  •          = 11,23 kg
  • Kebutuhan BK sapi berat 477 kg dengan PBBH 0,9 kg/hari
  •          = 10 +  x (11,23-10,43)
  •          = 10 + (0,6 x 0,8)

               = 10,48 kg

Jadi kebutuhan BK sapi dengan berat 477 kg dan PBBH 0,9 Kg/ hari adalah 10,48 kg BK

  • Kualitas Gizi Pakan Tambahan

Kualitas gizi pakan tambahan sangat bervariasi, tergantung  bahan pakan penyusunnya. Kandungan gizi bahan pakan tambahan dapat diketahui melalui analisis bahan pakan, untuk mengetahui kandungan bahan kering, air, protein kasar, lemak kasar, karbohidrat, abu, Ca, P, BETN, sehingga disamping dituntut dapat menjelaskan kualitas gizi pakan tambahan juga harus mampu menganalisis kualitas gizi pakan tambahan. Untuk mengetahui berapa jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh diperlukan pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas zat-zat gizi tersebut. Menurut porsinya, masing-masing zat gizi tersebut dapat diketahui melalui suatu analisis proximat. Analisis proximat menyangkut analisis: kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar serta serat kasar.

a) Kadar Air

Banyaknya air yang terkandung dalam bahan pakan diketahui bila bahan pakan tersebut dipanaskan atau dikeringkan pada suhu 105C. Oleh karena itu, terjadi penguapan air maka ukuran berat dari bahan makanan tersebut menjadi berkurang. Bahan Pakan dipanaskan hingga ukuran beratnya tetap. Ukuran berat sebelum dipanaskan dikurangi sesudahnya adalah ukuran berat air.

b) Kadar Abu

Mineral dalam bahan pakan atau jaringan hewan ditentukan dengan membakar zat organik, dan kemudian menimbang sisanya yang disebut abu. Penentuan demikian menjelaskan mengenai zat khusus yang terdapat pada bahan pakan dan abunya dapat mengandung karbon yang berasal dari zat organik sebagai karbonat bila terdapat terlalu banyak zat mineral pembentuk hara. Abu hasil pembakaran dapat digunakan sebagai titik tolak untuk determinasi prosentase zat tertentu yang terdapat dalam bahan pakan.

c) Protein Kasar (PK)

Protein merupakan zat organic yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur serta fosfor. Zat tersebutmerupakan zat pakan utama, yang mengandung nitrogen, protein adalah essensial bagi kehidupan karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup. Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pengganti sel yang rusak.

d) Lemak Kasar (LK)

Lemak merupakan sekelompok zat yang tidak larut air tetapi larut dalam eter, kloroform, dan

benzena. Ditinjau dari sudut jumlahnya maka lemak merupakan bagian yang penting dari golongan zat dalam tubuh hewan dan pakan, di mana lemak mengandung hydrogen dan karbon serta oksigen juga asam stearat (C57H110O6). Lemak kasar merupakan campuran beberapa senyawa (lemak, minyak, lilin, asam organik, pigmen sterol, vitamin ADEK yang larut dalam pelarut lemak (ether, petroleumether, pethroleum benzena, dan lainnya).

e) Serat Kasar (SK)

Serat kasar merupakan salah satu nutrien yang terdiri dari selulosa, hemi selulosa lignin dan glirisida. Yang lain berfungsi sebagai perlindungan dan bangunan tumbuh-tumbuhan. Serat kasar merupakan yang tidak dapat larut dalam H2SO4 0,3 N dan di dalam NaOH 1,5 N yang berturut-turut dimasak selama 30 menit. Banyak hasil analisis bahan pakan telah dilakukan oleh peneliti, biasanya disajikan dalam bentuk tabel kandungan bahan pakan. Bahan pakan tersebut mengandung berapa persen bahan kering, protein kasar, karbohidrat, lemak kasar, air, Ca, P, BETN, Abu.

  • Dasar Penetapan Anggaran Pakan

Pakan merupakan komponen produksi yang besar, dapat mencapai 70% biaya produksi. Oleh karena itu, pengelolaan pemberian pakan harus baik agar dapat diperoleh keuntungan yang layak

Dalam usaha peternakan, khususnya ternak ruminansia. Pemberian pakan tambahan sapi disesuaikan dengan kebutuhan sapi. Kebutuhan pakan tambahan sapi sangat berfluktuasi disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara, status produksi dan reproduksi sapi, umur sapi, berat badan sapi, lama pemeliharaan, harga bahan pakan, dan kondisi hijauan pakan.

a) Jumlah Sapi

Jumlah sapi yang dipelihara sangat mempengaruhi anggaran pakan. Semakin banyak sapi yang dipelihara semakin besar pula biaya pakan yang dikeluarkan peternak atau perusahaan peternakan.

b) Status Produksi dan Reproduksi Sapi

Kebutuhan pakan sapi berbeda sesuai statur produksi dan reproduksi sapi. Kebutuhan pakan pedet, sapi dara, sapi dewasa, sapi dara, sapi bunting, bunting muda dan bunting tua. Kebutuhan perekor per hari nya berbeda satu dengan yang lain.

c) Umur Sapi

Kebutuhan pakan sapi juga akantergantung pada umur sapi. Dimana kebutuhan sapi yang lebih tua lebih banyak disbanding sapi muda.

d) Berat Badan Sapi

Kebutuhan pakan sapi juga tergantung pada berat badan. Sapi dengan berat badan besar akan membutuhkan pakan dalam jumlah yang lebih banyak sehingga anggaran biaya pakan pun lebih besar.

e) Lama Pemeliharaan

Sapi yang dipelihara dalam kurun waktu singkat, membutuhkan pakan yang sedikit dibanding apabila dipelihara dalam kurun waktu lama. Sehingga biaya pakan pun akan lebih besar pada sapi yang dipelihara lama.

f) Harga Bahan Pakan

Pakan sapi berbeda sesuai formulasinya, sehingga harga pakan sapi tergantung pada harga bahan pakan penyusunnya. Apabila dalam memformulasi pakan banyak digunakan bahan pakan dengan harga mahal maka akan didapat pakan dengan harga tinggi yang akan mempengaruhi anggaran

pakan.

g) Kondisi Hijauan Pakan

Hijauan yang diberikan pada ternak sangat bervariasi kandungan nutrisinya, sangat tergantung pada jenis rumput, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan musim. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pakan, pada peternakan yang diberi hijauan dengan kualitas rendah, harus diberikan pakan tambahan agar produksi yang optimal. Apabila sapi diberi hijauan dengan kualitas rendah, maka harus diberikan pakan tambahan dengan kualitas yang lebih baik. Hal tersebut sangat mem- pengaruhi anggaran pakan tersebut. Kebutuhan pakan tambahan tersebut erat hubungannya dengan anggaran peternak atau perusahaan peternakan. Dengan demikian anggaran pakan tambahan harus mempunyai dasar penetapan. Dasar penetapan anggaran pakan

tambahan adalah kebutuhan sapi akan pakan tambahan (antara lain :jumlah sapi yang dipelihara, jenis sapi yang dipelihara, pakan atau bahan pakan yang digunakan, dan lama periode pemeliharaan sapi) dan kondisi keuangan serta kebijakan peternak atau perusahaan peternakan yang mengelolanya.

4) Pengadaan Pakan Tambahan, Kebutuhan dan Anggaran Perusahaan

Betapapun pakan merupakan komponen utama produksi, sekitar 70 % biaya produksi dan pemberian pakan pun juga harus disesuaikan dengan kebutuhan ternak, untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi, namun dalam pengadaan pakan harus dikelola dengan baik. Pengadaan

pakan sesuai dengan kebutuhan sapi akan pakan tambahan. Antara lain: jumlah sapi yang dipelihara, status produksi dan reproduksi sapi, umur sapi, berat badan sapi, lama pemeliharaan, harga bahan pakan dan kondisi hijauan pakan). Meskipun perusahaan membutuhkan pakan tambahan per kurun waktu tertentu (bulanan/kuartal/ semester/tahunan) dalam jumlah banyak, bukan berarti harus diadakan sekaligus. Pengadaan pakan tambahan hanya secukupnya saja, harus diseuaikan dengan anggaran perusahaan. Setiap perusahaan per kurun waktu tertentu mempunyai kemampuan keuangan dan kebijakan untuk pengelolaannya. Jadi, pengadaan pakan tambahan harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran perusahaan.

5) Identifikasi Kebutuhan Pakan Tambahan

Pakan ternak yang disediakan oleh peternak harus sesuai kebutuhan ternak baik kuantitas maupun kualitasnya. Kualitas berkaitan erat dengan kandungan nutrisi pakan yang dikonsumsi dan kuantitas yang diberikan dalam jumlah yang cukup, disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, berat badan, status produksi dan reproduksi. Kebutuhan pakan tambahan dapat diidentifikasi berdasarkan pada berat badan ternak, pertambahan berat badan (PBB)/Average Daily Gain (ADG) yang diinginkan dan kondisi hijauan yang diberikan. Dengan disediakan data berat

badan dan tabel kebutuhan pakan tambahan, dapat mengidentifikasi kebutuhan pakan tambahan.

Melakukan identifikasi kebutuhan bahan kering seekor sapi dengan berat 360 kg dengan target PBBH 0,8 kg? Karena data berat ternak kita tidak ada dalam tabel makan harus menghitung.

6) Menganalisis Kualitas Gizi Pakan Tambahan

Analisis Proksimat Pakan Tambahan meliputi bebarapa hal sebagai berikut.

a) Penentuan Kadar Air

Cara kerja :

Cawan porselen yang telah dicuci bersih, dikeringkan di dalam oven selama 1 jam dengan temperatur 105 oC. Kemudian didinginkan di dalam eksikator sekitar 10-20 menit dan ditimbang

(C). Sampel dihitung sebanyak 0,5-1 gr (D) dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Kemudian cawan dan sampel tersebut dikeringkan dalam oven 105 oC selama 12- 16 jam. Cawan dan sampel (E) dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam eksikator selama 10-20 menit sampai diperoleh berat tetap.

 

Perhitungan kadar air :

Kadar Air (X %) = (C +D) -- E x 100 % D

  • Cara Kerja Mesin Pembuatan Pakan Ternak Ruminansia
  •  

Peralatan atau mesin yang digunakan dalam pembuatan pakan konsentrat baik pada skala pabrikasi, sedang dan skala rumah tangga sebagai berikut:

  • Peralatan penepung (Ginding)
  • Peralatan penimbang (Dosing)
  • Peralatan Pencampur (Mixing)
  • Peralatan Pencetak (Pelleting)
  • Peralatan Pengering (Drying)
  • Peralatan Pengepak/Pengemasan (Packing)

  • Peralatan Grinding

Tujuan menggiling bahan pakan adalah untuk mengecilkan ukuran partikel. Dengan pertikel yang lebih kecil kita memperoleh beberapa keuntungan yaitu meningkatkan daya cerna, hasil pencampuran merata dan memungkinkan untuk diproses menjadi pakan bentuk pelet.

Proses pengecilan ukuran terdapat 3 rancangan yang berbeda yaitu :

  •  Hantaman, partikel pakan  dikecilkan dengan dipukul dengan besi yang bergerak cepat dan dilempar menghantam suatu dinding. Bahan dikecilkan ukurannya dengan tekanan hantaman. Contoh mesin: hammer mill.
  • Gesekan, partikel pakan dikecilkan melalui mekanisme gesekan dari 2 permukaan yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Contoh: Disk Mill
  • Tekanan, partikel pakan ditekan sampai pecah, contoh: Roller mill

 

  • Hammermill

Peralatan/mesin yang paling banyak digunakan dalam menggiling bahan pakan adalah hammermill karena hammermill memiliki kelebihan diantaranya investasinya murah dan kapasitasnya tinggi. Hammer mill dipergunakan untuk berbagai macam pekerjaan penghancuran sama dengan disk mill hanya proses kerjanya yang berbeda. Hammer mill partikel pakan dikecilkan dengan dipukul dengan besi yang bergerak cepat menghantam suatu dinding sedangkan disk mill partikel pakan dikecilkan dengan meknisme gesekan dari dua permukaan yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Hammer mill bahan dikecilkan ukurannya dengan hantaman.

Hammer mill terdiri dari inlet (tempat masuk bahan), pelat pemecah, rotor dan palu,  screen (saringan) dan outlet tempat keluarnya bahan pakan. Rotor terdiri dari as, piringan dan palupalu. Kecepatan perputaran  rotor antara 1500 atau 3000 rpm (rotari perminute). Palu dibuat dari lempengan besi yang diperkeras dengan ukuran palu rata --rata sbb:  Panjang 150-250 mm, Lebar 50-70 mm,  Tebal 3-8 mm. Saringan (Screen) berfungsi mengatur ukuran partikel dari bahan pakan. Ukuran lubang screen antara 1,5 sd 12 mm, dengan daerah berlubang sekitar 30-50%.

Kapasitas daya giling hammer mill dipengaruhi oleh karakteristik bahan yang digiling dan karakteristik instalasi mesin. Karakteristik bahan antara lain:

  • Kekerasan, dan kandungan serat kasar
  • Kandungan air
  • Kandungan partikel halus yang sudah ada
  • Ukuran partikel yang diinginkan

Sedangkan ukuran karakteristik mesin yang berpengaruh antara lain:

  • Kondisi dan ukuran pelat  penghancur
  • Kondisi palu (hammers)
  • Luas dan lubang pada screen
  • Kapasitas aspirasi

  • Diskmill

Disk mill digunakan untuk berbagai macam pekerjaan penghancuran. Pada prinsipnya alat ini bekerja dengan gaya gesek dan sebagai gaya tekanan. Alat ini mempunyai sebuah piringan yang dilengkapi dengan beberapa buah pemukul yang berputar pada satu sumbu dan saringan. Bahan yang dimasukkan kedalam alat terpukul berulang -- ulang sampai hancur dan keluar melalui saringan dibawahnya. Ukuran hancuran dapat di atur dengan mengatur lubang saringan. Disk mill bisa digunakan untuk menghancur bahan-bahan pakan padat kering menjadi ukuran yang lebih kecil.

Fungsi Disk Mill adalah:

Untuk menghancur bahan pakan butiran/bongkahan pakan agar menjadi partikel yang lebih kecil sesuai ukuran/filter yang dikehendaki.

Tahapan mengoperasikan Disk Mill

  • Periksalah bagian-bagian penghubung gerak yaitu ven-belt dan pully. Periksalah apakah ven-belt masih layak, kekencangannya sesuai dan apakah terpasang dengan benar.
  • Periksalah bagian-bagian yang kontak dengan bahan. Bagian-bagian tersebut harus terjamin kebersihannya, yaitu corong umpan, ruang giling dan corong pengeluaran.
  • Kotoran-kotoran yang menempel harus dibersihkan dengan sikat kawat, air dan lap basah lalu keringkan.
  • Hindari cipratan air ke motor listrik, segera keringkan
  • Sesuai ukuran lubang ayakan yang akan dipergunakan dengan kebutuhan.jika belum sesuai ayakan tersebut segera diganti.
  • Yakinkan bahwa lubang ayakan terbebas dari penyumbatan, bersihkan dengan kawat dan sikat
  • Lakukan per-start tanpa beban dengan mencolokkan steker ke stop kontak, lalu amati apakah terjadi penyimpangan. Bila ada penyimpangan segera catat dan laporkan
  • Bila pada waktu per-start tidak ada masalah, maka alat ini siap dipergunakan.
  • Sambungkan corong pengeluaran dengan karung atau ember sebagai tempat penampungan.
  • Jalankan mesin seperti langkah per-start, lalu masukkan bahan sedikit demi sedikit melalui corong pemasukan
  • Matikan mesin, kemudian cabut steker pada stop kontak. Bersihkan bagian-bagian yang kotor.

  • Peralatan penimbang (Dosing)

                

Dosing merupakan kegiatan menimbang bahan pakan dengan dosis sesuai formulasi. Misal kita akan membuat bahan sebanyak 100 kg, dengan formulasi pada Tabel 3. Alat timbangan yang digunakan bisa berbentuk timbangan duduk, timbangan pegas atau digital. Pada timbangan manual menggunakan sistem pegas, sedang timbangan digital menggunakan Load Cell dan indikator elektronik. Timbangan tersebut digunakan untuk menimbang bahan yang dimasukkan dalam karung. Contoh-contoh bentuk timbangan tertera pada Gambar 3 dan 4.

  •  
  •                              
  • Gambar 3.Timbangan Platform                   Gambar 4. Timbangan Pegas

  • Bahan pakan yang ditimbang masing-masing sebanyak yang tertera pada Tabel 3.

  • Tabel 3. Berat Bahan Pakan
    • No
    • Bahan
    • Jumlah (kg)
    • 1
    • Urea
    • 0,5
    • 2
    • Mineral
    • 1
    • 3
    • Tetes tebu
    • 3
    • 4
    • Garam
    • 0,5
    • 5
    • Onggok
    • 25
    • 6
    • Serat Sawit
    • 15
    • 7
    • Dedak
    • 40
    • 8
    • Bungkil kapas
    • 15
    • Jumlah
    • 100

    Keakuratan penimbangan sangat penting untuk menjamin kompoisisi pakan yang diinginkan. Penyimpanga ditentukan oleh jenis timbangan yang digunakan dan keakuratan pengoperasinnya. Keakuratan timbangan manual sekitar 0,3%, sedangkan pada timbangan digital sekitar 0,1-0,2% dari kapasitas timbang maksimum.

                                                                                                                             

    • Peralatan pencampur (mixing)
    • Proses Mencampur
  • Mixing (mencampur) bertujuan untuk membuat homogen masa bahan-bahan pakan agar tida mudah dipisahkan lagi. Bahan pakan yang dicampur bisa terdiri dari:

    • Hanya bahan kering saja
    • Bahan kering dengan sebagian kecil bahan cair misal pakan dengan campuran tetes <10%.
    •  Mencampur cair dengan cair (lemak, vitamin, minyak).
  • Bahan pakan diklasifikasikan menjadi bahan makro dan mikro. Bahan makro adalah bahan yang dalam formulasi jumlahnya > 5%, sedang bahan mikro jumlahnya antara 0,01 s.d 5%.

     

    • Homogenitas dan Kualitas
  • Kualitas hasil campuran diukur dengan homogenitas campuran bahan.Tingkat homogenitas ditentukan oleh ukuran sampel dan aturan variasi yang ditetapkan. Ukuran sampel untuk pakan  sapi 300 gram. Variasi penyimpangan yang diperbolehkan ditiap pabrik dan negara berbeda. Pabrik pakan yang bagus menetapkan standar penyimpangan sebesar 5%. Hasil pencampuran ditentukan oleh karakteristik bahan, mesin dan waktu mencampur.

    •  
    •  Karakteristik Bahan
  • Ukuran partikel yang makin kecil mempunyai peluang homogen lebih baik dari partikel yang lebih besar. Bentuk partikel yang tidak beraturan menyulitkan mencampur secara homogen. Tingkat kepadatan bahan pakan yang berbeda antara satu dengan lainnya menyulitkan homogenitas. Sebagai gambaran tingkat kepadatan bahan campuran 12,5 kg/dm3, lemak 1kg/dm, bahan tanaman 1,4 dan mineral 2,4 kg/dm3. Bahan yang kandungan airnya tinggi menyulitkan homogenitas, solusinya digiling dengan bahan pakan lainnya.

    • Karakteristik Mesin
  • Konstruksi dan cara pengoperasian mempengaruhi hasil pencampuran. Arah pergerakan bahan dalam mesin yang makin tidak teratur meningkatkan homogenitas. Makin cepat pergerakan pedal, atau pita mixer meningkatkan homogenitas. Dinding mixer yang kasar menyebabkan gerakan partikel tidak beraturan dan meningkatkan homogenitas. Listrik statis dari bahan pakan perlu diatasi dengan memasang kabel dari mixer ke tanah. Horizontal mixer memiliki batas isi maksimum dan minimum, dengan vertikal mixer dapat disi dengan variasi yang lebih leluasa.

    • Waktu Mencampur
  • Waktu yang diperlukan untuk mencampur dipengaruhi oleh tipe mixer, dan tingkat pencampuran awal (premixing). Mixer tipe vertikal memerlukan waktu mencampur 15 menit, sedangkan tipe horizontal butuh waktu 3-4 menit untuk memperoleh pencampuran yang homogen. Horizontal mixer perlu waktu lebih singkat karena gerakan bahan pakan dalam mixer lebih tidak beraturan daripada vertikal mixer. Bahan pakan mikro dilakukan pencampuran terlebih dahulu. Semakin banyak bahan yang premixing akan memerlukan waktu yang lebih singkat pada saat pencampuran bahan-bahan pakan.


    • Kontaminasi
    • Kontaminasi merupakan tercampurnya pakan dengan bahan yang tidak dikehendaki dalam formula. Walaupun tidak menyakiti ternak tetapi mengganggu homogenitas dan kualitas pakan yang dibuat. Penyebab kontaminasi adalah kurang bersihnya peralatan yang digunakan,mengembalikan debu yang dikumpulkan kedalam formula,kesalahan menimbang bahan pakan, dan kontaminasi dari bahan baku pakan.
    •  
    • Penambahan Bahan Cairan
    • Mencampur bahan cair dengan bahan kering sangat sulit untuk memperoleh homogenitas. Bahan akan cenderung menggumpal dan susah dicampur. Contohnya penambahan tetes tebu. Agar diperoleh homogenitas yang baik diperlukan mixer dengan perputaran pedal yang tinggi. Tingkat penambahan tetes tergantung tingkat penyerapan bahan kering lainnya. Disarankan untuk menambah antara 4-5% tetes pada pakan ternak. Untuk menambahkan bahan cair diperlukan mesin khusus (Liquid adding Machine) atau secara manual dengan disemprotkan ke bahan pakan dalam mixer.
    •  
    • Jenis Mixer
    • Mencampur bahan pakan yang  sudah ditimbang dengan alat  pencampur (Mixer). Jenis mixer ada dua macam yaitu vertical dan horizontal mixer.
    • Vertikal Mixer
  • Vertical mixer terdiri dari wadah berbentuk silindris dengan penampung di bawahnya (hopper). Kelebihan vertical mixer adalah tenaga yang dibutuhkan lebih kecil (5,5 KW untuk mixer dengan kapasitas 2 ton), murah, kapasitas fleksibel. Kekurangannya adalah waktu mencampur lama (15 menit), pengosongan lambat, perlu bangunan tinggi.  

    • Horizontal Mixer
    • Horizontal mixer terdiri dari silinder horizontal (atau berbentuk U), dengan as yang dipasang dengan pisau pencampur berbentuk helix. Kelebihan horizontal mixer adalah waktu pencampuran singkat (3-5 menit), pengeluaran  pakan cepat, bisa mencampur bahan cair. Kelemahannya adalah investasi tinggi, tenaga penggerak lebih besar (15 KW untuk mixer dengan kapasitas 1 ton/batch). Proses mencampur dimulai dari bahan pakan yang paling sedikit kemudian bahan yang lebih banyak. Urutan pencampuran adalah urea, garam, mineral, tetes tebu, serat bungkil sawit, bungkil kapas, onggok dan terakhir dedak. Pada jenis alat tertentu bahan yang sedikit tidak bisa tercampur, sehingga diadakan pencampuran awal (pre mixing) sebelum dimasukkan mixer. Bahan yang dicampur awal adalah urea, mineral, garam, tetes dan bungkil sawit. Pencampuran dilakukan dengan mixer kecil. Kemudian dimasukkan kedalam mixer besar untuk pencampuran.

      • d.Peralatan Pengepak/Pengemas (Paccing)
    • Memasukkan pakan kedalam karung plastic PVC. Setelah dimasukkan kemudian ditimbang sesuai dengan kemasan yang diinginkan, misal 50 kg per karung. Penutupan karung dapat dilakukan dengan mengikat tali, atau menjahit dengan mesin jahit.

    • Menyimpan Bahan Pakan (storing)

      Pada penyimpanan pakan jadi,alas lantai diberi pallet kayu. Perhatikan kelembaban,kebocoran, hama tikus dll. Bahan pakan konsentrat berasal dari tanaman dan limbah ternak yang mudah rusak. Kerusakan selama penyimpanan dapat disebabkan oleh biologis, fisik dan kimia. Kerusakan secara biologi disebabkan oleh serangga, kutu, mirkoorganisma bakteri (jamur dan ragi), tikus serta burung. Kerusakan yang disebabkan oleh fisik dan kimia disebabkan oleh kehilangan kelembaban, oksidasi lemak, dll.

      KESIMPULAN:

       

      • Bahan pakan untuk menyusun konsentrat ternak ruminansia terdiri dari mineral dan bahan limbah pertanian. Limbah pertanian yang banyak digunakan adalah dedak padi, dedak gandum, bungkil sawit, dan onggok.
      • Jenis dan dosis bahan pakan ternak ruminansia perlu disesuaikan dengan keadaan fisiologi ternak
      • Mengetahui cara kerja alat akan membantu dalam pembuatan pakan ternak ruminansia
      • Prosedur pembuatan pakan yang tepat akan mengahasilkan kualitas pakan yang diharapkan
    • TUGAS MANDIRI:

      Buatlah perencanaan pembuatan pakan ternak ruminansia!

      PENILAIAN HARIAN:

      Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


      Soal Essay:

      • Sebutkan persyaratan bahan pakan yang baik
      • Sebutkan dosis bahan pakan untuk pembuatan pakan sapi laktasi!
      • Sebutkan Peralatan yang digunakan pada pabrik pakan
      • Jelaskan cara kerja dari peralatan diatas!
      • Sebutkan prosedur pembuatan pakan ternak ruminansia!

    • REFLEKSI:

       

      Setelah mempelajari materi ini anda tentu menjadi paham tentang proses persiapan pembuatan pakan ternak ruminansia. Dari semua materi yang sudah dijelaskan mana menurut ananda yang sulit dipahami

    • DAFTAR PUSTAKA

    • Nugraheni, Lisa. 2018. Agribisnis Pakan Ternak Ruminansia. Direktorat Pembinaan SMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

    • Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun