"Saya tidak tahu kenapa Tuan Duke mengizinkan Anda ikut. Tapi saya harap Anda tidak merepotkan. Paculah kuda Anda hingga dapat menyusul saya, hiyaa ...." Dengan cepat kuda yang ditunggangi Huston melesat.Â
Nath mengikuti Huston namun sia-sia. Dia tetap tertinggal. Batuan sebesar semangka lagi-lagi berjatuhan dari atas tebing. Kuda yang dinaiki Nath terkejut---tubuh Nath tersungkur ke tanah berpasir.Â
"Anda baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja! Cepat susul Huston!" Nath kembali berdiri dan menaiki kudanya. Tapi kabar buruk untuknya. Kuda hitam miliknya terluka.Â
"Hitam! Kakimu terluka. Apa kau bisa berjalan? Tapi pasti sakit kan?" Nath mulai berpikir. Jika ia terus pacu kudanya, mungkin Hitam, kuda kesayangannya sejak di Grastle itu bisa mati. Tapi jika ia hanya berjalan menuntun Hitam setelah mengobatinya mungkin dia yang akan mati. Kuda terakhir pasukan yang bersamanya telah meninggalkan nya jauh di belakang. Batu-batu itu juga masih berguguran.
Nath memutuskan untuk mencari gua dan mengobati luka kaki si Hitam lebih dahulu. Ternyata tidak sulit, dengan cepat dia menemukannya. Gua yang tidak begitu besar. Nath dan kudanya memasuki gua. Sebuah kantong ia keluarkan dari dalam tas yang ia bawa. Ramuan obat luka yang sengaja Anna buat.Â
"Ini tidak sakit kau tenanglah," ucap Nath pada kudanya yang mendadak mundur saat dia mendeka. Luka yang cukup membuat seekor kuda tidak bisa berlari kencang. Batu-batu itu berhasil menyentuh dua kaki depan si Hitam dan menggoresnya hingga luka menganga di sana.
Setelah di balut kain, luka itu selesai diobati. Diusapnya wajah si Hitam. Mereka siap melanjutkan perjalanan.Â
KRAK!
Sesuatu menghantam pintu gua. Pijakan mereka tiba-tiba bergetar. Nath menoleh. Seekor monster besar dengan satu tangan panjang berbulu hendak memasuki gua hendak meraih Nath di dalamnya.Â
Bergegas Nath menarik Si Hitam masuk lebih dalam ke perut gua. Semakin dalam gelap dan lembab. Si Hitam yang ketakutan memekik mengeluarkan suara yang mem buat monster itu merobek pintu gua. []