"Baiklah," ucap Anres kemudian mengeringkan kedua tangannya dengan kain. Pekerjaannya baru saja selesai. "Namanya adalah Ambeer. Dia Putri satu-satunya Raja. Tapi aneh bukan. Setelah Debutante setahun lalu, dia tidak juga di angkat sebagai Putri mahkota, rumornya---" Anres menghentikan ucapannya.
"Apa?"
"Aku tidak boleh sembarang bicara," Anres berbisik.
"Kenapa tak boleh?"
"Apa kau bodoh. Dia itu keturunan Raja. Mana bisa kita membicarakan sembarangan,"
Julia manggut-manggut. Masuk akal. Seorang rakyat jelata seperti mereka tidak boleh sembarangan membicarakan keluarga Raja.Â
"Selesaikan saja pekerjaan mu. Cepatlah pulang, adikmu pasti cemas menunggumu."
Julia mengabaikan ucapan Anres. Sepotong demi sepotong ingatan tengah dikumpulkannya. Ini ingatan Julia dan Yuri yang memasuki tubuh Julia tak punya banyak informasi tentang apapun. Tiga bulan adalah waktu yang lama, tapi tak cukup baginya mengikuti jalan yang sudah terlanjur Julia susuri bersama adiknya. Di mana tempatnya sekarang dan siapakah Julia, kenapa Yuri memasuki tubuh Julia. Pertanyaan-pertanyaan itu setiap hari mengisi kepalanya.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H