"Aku tidak kerepotan. Aku kesakitan .... "
"Maafkan aku, maaf .... " Beatrice terus memeluk dan menciumi Nath. Anak yang sangat di rindukan selama belasan tahun akhirnya memangilnya 'Ibu' untuk pertama kalinya. Membalas pelukannya.Â
"Terimalah ini," Beatrice menarik tangan Nath. Memaksanya menengadah. "Kau akan membutuhkan ini saat kau berlatih nanti." Beatrice memasukan batu sihir miliknya ke telapak tangan Nath. Rasanya geli dan dingin. Dalam sekejap bongkahan biru yang tadi berada di telapak tangan lenyap memasuki garis-garis tangan seperti terserap.
Batu biru itu akan sangat berguna untuk menyeimbangkan Mana yang masih belum dikuasai. Menyerap yang terlalu berlebihan dan akan menambah yang kekurangan. Rasa dingin dan geli berubah menjadi hangat dan nyaman menjalar dari telapak tangan hingga ke dada Nath. Pertanda jika batu itu telah sampai ke tempatnya, yaitu jantung. Batu itu akan tetap di sana menjaga dan melindungi si pemilik.
"Aku juga memasukan energiku di sana. Aku tidak ingin kejadian ini terjadi lagi padamu. Jadi aku pastikan, kalau aku akan datang melindungimu saat kau benar-benar membutuhkanku."[]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI