Nath tertegun. Dahinya berkerut. Lelucon macam apa yang baru saja didengarnya. Apa harus percaya dengan apa yang baru saja dengarnya. "Saya?" Nath menunjuk dirinya sendiri.
"Kau adalah Putri Lily yang dikabarkan tewas 16 tahun lalu. Kelahiranmu adalah kebahagiaan untukku. Tapi juga seperti bom waktu untuk semua orang. Kau lahir karena penelitian yang aku lakukan tanpa sepengetahuan siapapun. Sebelumnya aku pernah jadi murid di Menara Sihir. Saat Alex membawamu ke Utara. Aku merasa sangat hancur. Bagaimana bisa aku membuat anakku sendiri jauh dari ibunya. Aku Ibu yang buruk. Maafkan aku, Sayang."
Perlahan air mata Nath jatuh. Sesuatu yang tidak dia pikirkan sebelumnya. Seseorang yang bahkan tidak diharapkan lagi kehadirannya. Kini ada di hadapannya menatapnya hangat.
"Yang Mulia adalah Ibu saya?" ucap Nath masih tidak percaya.
Beatrice mengangguk. Senyum tipis menghiasi ujung bibirnya. "Ini adalah rahasia yang tidak boleh orang lain tahu. Bahkan kekuatanmu; itu akan membuatmu dalam bahaya. Seperti hari ini. Aroma dari percampuran banyak elemen itu membuat para iblis mengincarmu. Bahkan jika Menara Sihir tahu; Lily masih hidup. Mungkin mereka akan mengejarmu dan menganggapmu sebagai obyek penelitian mereka."
"Lalu apa yang harus saya lakukan!"
"Tetaplah seperti sekarang. Berlatihlah dengan benar, dan sebisa mungkin kau sembunyikan kemampuanmu. Dan satu lagi, bisakah kau panggil aku Ibu, meskipun hanya satu kali."Â
"I---Ibu ... !" ucap Nath. Kaku.
"Bolehkah sekali lagi?"
"Ibu ...,"
Beatrice memeluk Nath dengan erat. "Kau cantik sekali, Sayang. Maafkan Ibu yang membuatmu kesusahan. Kau bahkan harus mengubah warna rambut dan matamu. Itu pasti sangat merepotkan."