Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setengah Lapangan

28 Oktober 2020   00:00 Diperbarui: 28 Oktober 2020   00:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dadang--?" gumamku.

"Iya, laki-laki tampan itu kalau disini di panggil nya Dadang. Tapi nama asliny itu Damar. Dia itu bodoh, lebih pinter juga saya" ucap laki-laki itu dengan bangga.

Ku pikir mata dan telingaku yang salah, ternyata aku tak pernah melupakan bagaimana hari itu Damar menggoda ku dan mejahiliku. Aku tidak sedang berhalusinasi, dia memang Damar. Damar dengan kebodohan nya yang mengakar.

Kisah kami harusnya tak pernah usai, jika hari itu aku menghampirinya jika aku menyapanya dan mengingatkan nya. Tapi kisah kami benar berkahir hari itu karena aku lari mencari sesuatu yang tak seharunya aku cari.

Damar dengan hidupnya dan aku dengan hidupku, bayangnya masih sama tak berubah meski kita terpisah oleh jarak dan waktu. Kita hanya sebagian kisah yang pernah di tulis semesta, yang di basahi oleh hujan, hingga terhempas lenyap oleh badai keegoisan.

Umiyamuh30

27Oktober2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun