Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setengah Lapangan

28 Oktober 2020   00:00 Diperbarui: 28 Oktober 2020   00:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semakin dekat semakin terlihat dia begitu kumal dan kucel. Seketika kami berdua gemetar menghadapi situasi yang tak terduga seperi itu.

"Ampun bang, kita nggak bawa uang." ucap Mona tiba-tiba.

"Kamu pikir saya mau malak!" Bentak laki-laki itu.

"Lalu?" tanya kami gemetar.

"Kita lagi main TTS kamu bantu kami jawab." pinta laki-laki dengan tato naga di lehernya.

"Kami ada tugas negara, bang!" ucapku.

"Nanti adiku belikan kau bensin, yang penting bantu kami dulu!" 

"Tapi--"

"Kalau nggak mau bantu ya sudah. Kita juga nggak bakal bantuin," teriak seseorang yang sedang duduk di atas papan kayu sambil memegang sebuah pensil. Suaranya tak asing, tapi aku takut salah orang jika sembarang memanggil nama.

Aku terdiam dan terus menatap laki-laki itu, jika orang lihat mungkin aku tidak berkedip. Wajahnya sangat mirip suaranya juga sama, apa aku berhalusinasi? Pikirrku.

"Mbak!!!" seru laki-laki yang di hadapanku, "mba naksir sama Dadang? Dia memang paling tampan diantara kami. Tapi dia itu masternya kebodohan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun