Karena ajal bisa datang kapan saja, kita siap maupun tidak, seperti ibuku yang sedang tidur namun tidak bangun lagi.
Semua amalan akan terputus kecuali seorang anak mengirim doa untuk almarhum orangtuanya.
Dan itulah yang selalu kulakukan untuk ibuku. Sebagai anak yang berbakti.
Semoga dosa-dosa beliau diampuni oleh Allah SWT. Amiin.
Akhir kata.
Cerpen ini saya tulis dalam rangka kita merayakan Hari Ibu.Â
Siapapun ibu kita, beliau telah bertarung nyawa ketika melahirkan putra-putrinya. Wanita mulia dan dimuliakan oleh Tuhan, dengan menempatkan surga ada di telapak kakinya, bagi seorang anak.
Sobat kompasianer, berbahagia lah anda yang masih memiliki ibu, dan bahagiakan lah ibu anda, selagi masih di depan mata.
Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H