Bayu menanyakan kemungkinan asal muasal virus tersebut. Gejala apa yang dialami jika benar terjangkit virus itu, dan kemungkinan buruk yang mungkin terjadi jika hasilnya positif.
"Paling penting adalah Mas harus periksa, mau, ya?" Anisa sadar, Bayu termasuk satu dari sekian banyak orang yang memilih menghindar dari rumah sakit dan jarum suntik.Â
"Ini penting untuk langkah kita ke depan, Mas. Setelah kita tau hasilnya, kita harus konsul dokter. Kemungkinan minum obat seumur hidup. Dan memastikan anak-anak bebas dari virus itu dengan cara vaksinasi."Â
Membayangkan hal terburuk dari komplikasi Hepatitis B yang bisa menjadi sirosis, yang hanya bisa ditolong dengan transplantasi, Anisa bergidik ngeri. Ingatannya tiba-tiba kembali kepada Mbak Siti. Sakit yang dideritanya mengarah ke sirosis, karena kondisi tubuh yang terus melemah dari hari ke hari.Â
Apa ini arti dari mimpinya, arti dari senyum Mbak Siti, apa ini pertanda kalau Anisa akan segera bertemu dengan beliau.
Lalu bagaimana dengan Kenzo? Seharusnya masa depannya masih panjang, dia berhak hidup bahagia didampingi kedua orang tuanya.
Malam itu, Anisa tidak bisa memejamkan mata, pikirannya penuh dengan ketakutan akan masa depan. Bayu berusaha menghiburnya, menyatakan kalau Anisa tidak sendiri, Bayu akan selalu ada untuknya. Setelah Bayu mengajaknya untuk beristighfar, barulah Anisa merasa lebih tenang.
"Pokoknya, Mas, kita harus berbenah, kita manfaatkan waktu sebaik mungkin. Ini mungkin jalan dari Allah agar kita semakin mendekat kepadaNya."Â
"Makan makanan yang sehat, ya, Mas. Dan tolong, berhenti merokok!" Bayu menarik nafas berat, tetapi kemudian mengangguk. Sepanjang malam itu, keduanya hanya tidur beberapa jam, sisanya diisi dengan percakapan yang mengharu biru diselingi isak tangis.
*
"Kenapa matamu bengkak begitu?" tanya Ayu keesokan harinya selesai apel pagi.