Mohon tunggu...
Umi Hani Ekawati
Umi Hani Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya mempunyai hobi membaca, terutama membaca novel. menurut saya dengan membaca novel banyak pengalaman hidup yang saya dapat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asyiknya TTM (Tepuk-Tepuk Materi) melalui PENSI (Pembelajaran Berdiferensiasi)

8 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

SMP Negeri 3 Losari merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berada di Kecamatan Losari Kabupaten Brebes yang memiliki 30 rombongan belajar dengan jumlah siswa sebanyak 996 orang. Pada tahun pelajaran 2022/2023 SMP Negeri 3 Losari mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Salah satu pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdifrensiasi.

Menurut Tomlinson (1999:14 dalam Oscarina) pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha pendidik untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dalam memenuhi kebutuhan belajar individu siswa. Dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas diharapkan pendidik dapat merespon kebutuhan belajar siswa, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang siswa untuk belajar dan bekerja keras, menciptakan manajemen kelas yang efektif dan melakukan penilaian berkelanjutan.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang menekankan pada upaya untuk memenuhi kebutuhan individu siswa dengan cara yang berbeda, sesuai dengan tingkat kemampuan, minat, gaya belajar, dan kebutuhan siswa. Dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi siswa dapat memiliki pengalaman belajar yang sesuai dengan karakteristik mereka, sehingga dapat mencapai potensi secara maksimal.

  

BAB II

ISI

 

Situasi

Di SMP Negeri 3 Losari kemampuan menganalisis konjungsi teks deskripsi yang dimiliki siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman  siswa mengenai konjungsi teks deskripsi yang berupa konjungsi koordinatif,  subordinatif , dan korelatif  masih kurang sehingga hasil belajar mereka menurun. Ternyata sebagian besar siswa belum menguasai konjungsi dalam teks deskripsi. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai konjungsi teks deskripsi  diperlukan strategi yang tepat agar mereka tertarik  dalam pembelajaran. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat prakarsa perubahan  dengan menggunakan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Berdasarkan fakta di atas dan hasil nilai pengetahuan yang rendah dalam menganalisis konjungsi teks deskripsi maka penulis melakukan penelitian pada kelas IXB di SMP Negeri 3 Losari dengan jumlah siswa 32 orang yang memiliki perbedaan dalam berbagai aspek. Dimana pembelajaran yang penulis rancang belum menggunakan model pembelajaran sesuai dengan  kebutuhan belajar siswa.

Selain hasil belajar yang rendah berdasarkan tes tertulis yang dilakukan pada siswa kelas IXB didapatkan hasil sebanyak 22 siswa kurang memahami konjungsi teks deskripsi. Hal ini menandakan bahwa saat menganalisis konjungsi teks deskripsi yang berupa koordinatif, subordinatif, dan korelatif belum dikuasai dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Sehingga nilai kognitif siswa masih banyak di bawah KKM.

Ada beberapa alasan mengapa praktik baik ini penting diterapkan yaitu: 1) Media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) dapat memberikan solusi terhadap permasalahan terkait rendahnya hasil belajar siswa; 2) dapat memotivasi penulis untuk merangcang pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga  menghasilkan pebelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa; 3) menjadi referensi bagi pendidik lain untuk menerapkan pembelajaran  berdiferensiasi saat KBM; (4) meningkatkan hasil belajar dimana pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dapat membantu prestasi akademik karena mendapatkan tantangan yang sesuai.

Dengan demikian, penggunaan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi)  melalui pembelajaran berdiferensiasi dalam menganalisis konjungsi teks deskripsi menjadi lebih aktif, menyenangkan dan berkesan. Sehingga siswa dapat mencapai kompetensi pembelajaran secara maksimal.

Dalam praktik baik ini penulis berperan sebagai pendidik yang mempunyai tanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, serta menyenangkan. Selain itu, pendidik harus bisa mencari dan  memilih strategi, metode, model, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

 

Tantangan

Setelah identifikasi masalah dilakukan melalui refleksi diri, wawancara dengan kepala sekolah, rekan sejawat, dan tes tertulis ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu: 1) hasil belajar siswa yang masih rendah; 2) penulis belum menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa; 3) penulis dan siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi; 4) selama ini penulis hanya menggunakan pembelajaran yang berpusat pada pendidik dan tidak mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan serta karakteristiknya; 5) belum memanfaatkan aset/modal yang ada di lingkungan sekolah; 6) pemberian tugas yang seragam terhadap seluruh siswa; 7) pengetahuan siswa masih rendah dalam menganalisis konjungsi teks deskripsi.

Penulis dapat menyimpulkan dari beberapa permasalahan yang sudah disebutkan di atas bahwa tantangan yang dihadapi, yaitu: 1) memilih metode, model, dan sumber belajar yang  sesuai dengan kebutuhan belajar siswa 2) menggunakan media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menarik sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar; 3) menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan dengan memanfaatkan sumber belajar di sekolah; 4) meningkatkan hasil belajar siswa melalui konten, proses, dan produk yang beragam.

Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baik ini yaitu: 1) kepala sekolah memiliki peranan penting dalam pembelajaran yang penulis lakukan. Adapun peran kepala sekolah yaitu sebagai pemberi wewenang dalam setiap pengambilan keputusan. Selain itu, kepala sekolah juga memiliki hak mutlak pemberian izin mengenai  terlaksananya proses pembelajaran yang ada di sekolah; 2) peran rekan sejawat terutama guru mata pelajaran sangat penting pada setiap pembelajaran, karena guru mata pelajaran ikut andil dan memberikan refleksi dalam pembelajaran. Di samping itu, rekan sejawat juga memberikan saran terhadap kendala yang penulis alami selama pembelajaran baik teknis dan non teknis; 3) pendidik sebagai fasilitator memiliki peran sentral dalam menyajikan pembelajaran yang aman, menarik, dan menyenangkan dengan memanfaatkan aset/modal lingkungan sekolah yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, agar siswa terkesan saat pembelajaran; 4) siswa sebagai subjek pembelajaran mengalami dan merasakan langsung pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.

 

Aksi

Untuk menghadapi tantangan yang ada, maka penulis melakukan langkah-langkah berikut: 1) penggunaan media pembelajaran yang inovatif. Dalam hal ini penulis dapat mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Penyampaian materi menggunakan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) dalam menganalisis konjungsi teks deskripsi sebagai solusi alternatif untuk mengatasi akar permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar siswa. Penggunaan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) diharapkan tercapainya pembelajaran yang telah dirancang dan meningkatkan hasil belajar siswa; 2) penggunaan model pembelajaran yang inovatif. Pemilihan dan penggunaan model yang tepat sesuai kebutuhan belajar siswa sangatlah penting. Maka, penulis memilih menggunakan model pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi lebih efektif digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai potensinya sehingga dapat: (1) memenuhi kebutuhan siswa berdasarkan tingkat pemahamannya; (2) meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. (3) meningkatkan prestasi dimana pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dapat membantu meningkatkan prestasi akademik karena siswa mendapatkan tantangan yang sesuai.

Setelah menetapkan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan. Tahap selanjutnya adalah menentukan strategi yang dilakukan dalam praktik baik. Strategi yang diterapkan dalam praktik baik ini menggunakan model pembelajaran berdiferensiasi. Adapun tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui  pembelajaran berdiferensiasi meliputi konten, proses, dan produk.

Proses pembelajaran menganalisis konjungsi teks deskripsi dengan menggunakan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) dilakukan dengan sintaks sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan yaitu:

  • Penulis menyampaikan salam pembuka.
  • Penulis menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa.
  • Penulis mengecek kehadiran siswa.
  • Penulis menggali pemahaman siswa tentang materi sebelumnya dan menanyakan perasaan mereka menggunakan roda emosi.
  • Penulis memberikan pertanyaan pemantik kepada siswa.
  • Penulis memberikan ice breaking untuk mengondisikan siswa siap belajar.
  • Penulis menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini penulis dan siswa melakukan beberapa kegiatan berikut.

  • Penulis  memberi motivasi untuk memusatkan perhatian siswa pada topik “Menganalisis konjungsi teks deskripsi” dengan menanyakan jenis konjungsi yang ada pada teks deskripsi. (diferensiasi konten)
  • Penulis membentuk kelompok sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. (diferensiasi proses)
  • Penulis mempraktekan TTM (Tepuk-Tepuk Materi) tentang konjungsi teks deskripsi dan mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan praktik sendiri menggunakan TTM (Tepuk-Tepuk Materi). (diferensiasi proses)
  • Penulis membagi LKPD berkaitan dengan konjungsi  teks deskripsi.
  • Penulis membimbing siswa untuk mencari konjungsi yang terdapat dalam teks deskripsi sesuai dengan kemampuan siswa.
  • Penulis menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan tentang tugas yang diberikan.
  • Penulis meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
  • Penulis meminta setiap kelompok untuk memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Kegiatan Penutup

  • Pada kegiatan ini penulis melakukan langkah-langkah berikut.
  • Penulis memfasilitasi siswa untuk membuat simpulan tentang   pembelajaran yang telah dilakukan.
  • Penulis bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan memberi apresiasi kepada seluruh siswa yang telah mengikuti pembelajaran pada hari ini.
  • Penulis menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
  • Penulis menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan salam.

Yang terlibat dalam pratik baik ini adalah siswa kelas IXB di SMP Negeri 3 Losari. Sumber daya dan materi yang digunakan penulis dalam pembelajaran ini berupa: 1) print out, LKPD, dan stick note; 2) materi pembelajaran tentang konjungsi teks deskripsi; 3)  langkah-langkah dalam diskusi kelompok; 4) kepala sekolah dan rekan sejawat yang mendukung selama praktik baik ini dilakukan; 5) kemampuan dalam memanfaatkan berbagai aplikasi yang berhubungan dengan praktik baik.

Refleksi

Dari best practice yang sudah dilakukan, siswa berhasil menunjukkan semangat belajar dan nilai pengetahuan siswa meningkat. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan dengan menggunakan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) melalui pembelajaran berdiferensiasi yaitu: 1) pembelajaran berdiferensiasi dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, berkesan dan menyenangkan; 2) pembelajaran yang dilakukan penulis menggunakan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) melalui pembelajaran berdiferensiasi secara keseluruhan dapat memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 30 siswa; 3) pengetahuan siswa terhadap materi konjungsi teks deskripsi semakin meningkat.

Respon yang di dapat dari penerapan strategi ini sangat positif, terutama bagi siswa sendiri, mereka merasa lebih memahami materi dengan menggunakan TTM (Tepuk-Tepuk Materi). Selain itu, ada beberapa rekan kerja yang  tertarik serta ingin menerapkan strategi ini pada mata pelajarannya. Kepala sekolah juga tidak ketinggalan, dimana Beliau menerapkan TTM (Tepuk-Tepuk Materi) dalam beberapa kegiatan sekolah yang dihadirinya.

Faktor keberhasilan yang mempengaruhi dalam penerapan strategi ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif serta dengan pengunaan media yang menarik sehingga dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih aktif, berkesan dan menyenangkan. Diantaranya penggunaan media pembelajaran TTM (Tepuk-Tepuk Materi) dalam menganalisis konjungsi teks deskripsi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara keseluruhan pembelajaran yang dapat diambil dari praktik ini adalah bahwa pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dapat dilakukan jika pendidik menyiapkan rancangan pembelajaran sesuai  kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa dengan memperhatikan metode, model dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, kita sebagai pendidik harus meningkatkan kompetensi diri agar dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Dengan kata lain ketika kita menggunakan media yang menarik, maka akan membuat siswa lebih senang dan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pembelajaran menjadi lebih berkesan.

BAB III

PENUTUP

 

Simpulan

              Pembelajaran yang dapat kita ambil dari keseluruhan proses ini adalah dengan penggunaan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) melalui pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini dapat dibuktikan dari  hasil belajar siswa yang berbeda sebelum dan sesudah menggunakan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi). Dengan kata lain penggunaan media TTM (Tepuk-Tepuk Materi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, pendidik juga harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran dimana ketika kita menggunakan media yang menarik, maka akan membuat siswa lebih senang dan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berkesan.  

Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Setelah strategi ini digunakan dalam pembelajaran, maka perlu adanya refleksi yang nantinya bisa dijadikan tolak ukur atau acuan keberhasilan dalam memperbaiki proses pembelajaran di masa yang akan datang. Dimana penulis akan melakukan perbaikan dan konsisten dalam menggunakan media pembelajaran melalui pembelajaran berdiferensiasi bersama guru mapel yang lain, agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Kegiatan ini akan berkelanjutan dengan menerapkan monitoring dan evaluasi yang beriringan karena media belajar yang berupa TTM (Tepuk-Tepuk Materi) sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun