Dan tepat jam 11 malam kapal pun berangkat. Legaa rasanya, walau kepala sedikit pusing, hidung pun menghidu aroma yang beragam plus hawa yang terasa agak panas, juga suara-suara yang seakan berdengung, duh, lama-lama perut terasa mual
Sepertinya saya mulai mabuk laut. Padahal belum pernah saya merasakan seperti itu.
Terpaksa, saya sumpal telinga dengan kapas supaya bisa tidur.Minyak kayu putih saya oleskan dulu merata, ke leher, kening, perut, lalu saya tumpahkan ke sapu tangan untuk membekap hidung.
Rupanya dengan cara itu saya berhasil tidur beberapa jam. Agak lumayan terasanya waktu terbangun, melihat jam di hp, waktu sahur masih tersisa 1 jam. Saya makan sahur dengan bekal yang saya bawa dari rumah kos.
Singkat cerita, besok siangnya sampailah kapal di Pelabuhan Sorong.Cuaca cerah tanpa mendung di angkasa. Sebagian penumpang ada yang turun. Saya heranjak menuju kamar mandi.Tetapi niat mandi saya batalkan, usai hajat tertunai, saya secepatnya keluar. Gak penting saya perpanjang cerita di kamar mandi ya.
Lalu saya berjalan-jalan keluar ke buritan.
Di luar itu banyak penumpang yang tidak dapat tempat, mereka duduk -duduk dan tidur menggelar tikar, banyak juga penjual makanan dan minuman ternyata.
Saya agak heran, para penjual itu orang dari mana? Â dan apakah mereka ikut kapal ini terus sampai kapal balik lagi ke Jayapura nantinya? Entahlah!
Akan bertanya-tanya tapi segan, karena mereka sibuk melayani pembeli. Pastinya memang banyak juga orang yang sedang tidak berpuasa.
Berada di luar kapal, angin bertiup kencang sekali, rambut panjang saya bebas meriap ke sana ke mari. Waktu itu saya belum berjilbab sih.Gak kepikir pula mau pake topi. Malahan topi yang biasa saya pakai kerja di lapangan sudah saya tinggalkan buat teman-teman di Abepura.
Beberapa saat kemudian, saya merasa sudah cukup menghirup udara di luar serta menikmati pemandangan laut, Â saya bermaksud kembali masuk kapal.Â