Mohon tunggu...
Vanessa Valentina
Vanessa Valentina Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Mampir sini sejenak istirahat dari beratnya hidup. Puisi ku ringan tak kan membebani hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Engkau Sahabatku?

20 Januari 2022   11:51 Diperbarui: 20 Januari 2022   12:00 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Larisa makin menangis dalam kesedihan dan kekecewaannya. Sungguh ini pelajaran berharga baginya. Beruntungnya Larisa memiliki tabungan dan jaminan sosial asuransi pekerjaannya. Untuk waktu yang singkat masih bisa menjadi harapan. Sampai ia menemukan pekerjaan baru. Namun rasa kecewa dan sedih akibat di khianati itu seperti penyakit yang sulit di obati.

"Ya udah nangis aja biar kamu lega. Terus terang secara pribadi aku mulai menjauhi Rena bukan karena ia sedang terlilit masalah Risa. Tapi karena di depan aku sama Caca dia masih membicarakan mu dan berkomentar negatif tentang mu. Aku belum mau cerita sama kamu karena aku pikir dia tidak akan bertindak sejauh ini padamu." ucap Miya

"Sahabat itu bukan yang selalu ada untukmu. Namun saat kamu butuh ia ada. Tidak apa Larisa. Ayo! Semangat lagi. Aku bantu kamu mencarikan pekerjaan baru ya." Ucap Caca menyemangati.

Larisa tidak menyangka bahwa yang ia anggap teman biasa begitu menyemangati ia. Sementara Rena, ia pergi entah kemana. Larisa enggan mengemis pekerjaan dengan mendatangi kantor atau rumah Rena. Teman dan keluarganya menasihati agar merelakan itu semua.

Sedekat apapun kita dengan seseorang. Tidak ada yang bisa menjanjikan. Jangan patahkan hati kita sendiri dengan banyak ucapan manis manusia lain. Percaya pada diri sendiri adalah hal yang utama.

Bekasi 2 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun