"Mungkin Rena masih marah ya sama aku" Larisa gamang dalam hatinya.
Padahal Larisa sedang membutuhkan tempat untuk bercerita. Larisa sedang di pusingkan oleh isu bahwa akan ada pengurangan karyawan besar besaran. PHK saat pandemi seperti ini merupakan momok menakutkan untuk seluruh karyawan. Yang lebih menakutkan adalah saat jika dicari cari kesalahan oleh tim audit internal dan dibuat tidak nyaman dari pekerjaannya. Setelah Rena pergi tak adalagi penyemangat bagi Larisa untuk bertahan.
"ah ya Tuhan aku mau resign aja aku ndak kuat!" itu yang dipikirkan Larisa saat ini.
"Kenapa sih Risa? Galau amat kamu!" Sapa Miya
"ah ndak apa apa Miya. Ngomong-ngomong aku sebenernya lagi stress berat. Aku kok kaya lagi di teken abis abisan ya sama Pak Bayu sama Bu Dela" Ucap Larisa pada Miya
"iya aku perhatiin kok Risa,ini mungkin karna efek pandemi ya Risa. Siapa saja dalam kondisi tidak nyaman." Tanya Miya
"Iya Miya,jadi apa saja yang aku kerjakan selalu minta revisi salah juga ndak. Terus aku sudah sampai di rumah suruh balik lagi ke kantor. Kaya itu kerjaan ndak bisa aku kerjakan besoknya saat di kantor. Aku mulai ndak enak hawanya! Dateng paling pagi pulang paling malem" Keluh Larisa
"Duk" suara gelas saat diletakan diatas meja
"Aku tidak diajak nih hehehe,aku udah denger kok kalian ngomong apa. Nanti  ku adukan sama Bu Dela loh" Caca membuat terkejut
"ih apasih kamu tuh,kamu juga mengeluh aja kok soal kantor! Ku adukan balik baru rasa!" balas Miya
"ish tidak bisa bercanda ya!"Ucap Caca meledek. Mereka tertawa bertiga di pantry.