Mohon tunggu...
Umar
Umar Mohon Tunggu... -

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat buat orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Konstitusi, Pahitnya Kala Penghujung 18 Agustus 1945

18 Agustus 2012   13:55 Diperbarui: 18 Agustus 2018   13:12 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Padahal Indonesia itu mayoritas penduduknya beragaman Islam. Bahkan secara kuantitas yang terbanyak di dunia. Dengan penghapusan tujuh kata pada piagam Jakarta, maka saya simpulkan beginilah kondisi Indonesia jadinya. Tidak seperti klaim orang yang mengatakan bahwa dengan pengkhianatan terhadap Piagam Jakarta maka bangsa Indonesia masih bersatu sampai saat ini. 

Persatuan apa yang dimaksud itu? Apakah klaim ini karena ummat Islam tidak percaya bahwa syari’at Islam itu salah satunya mampu mengatasi segala macam problem kemanusiaan saat bernegara? Apakah klaim ini karena ummat Islam tidak percaya bahwa dibawah naungan Islam lah persatuan dan kesatuan ummat manusia bisa tercapai ? Bahkan pernah ada suatu masa dimana orang-orang non-Islam merindukan negaranya dipimpin oleh seorang muslim karena mereka diperlakukan begitu adilnya!! 

Inilah salah satu cerminan kepemimpinan Islam, di mana semua kepentingan kalangan diakomodir dan diputuskan seadil-adilnya. Tapi ternyata belum ditemukan di Indonesia sampai saat ini bukan ?

Tugas Bagi Kaum Muslimin

Beras sudah menjadi bubur. Tinggal di tambah dengan kaldu ayam, seledri, irisan danging ayam, sate ati-rempela, dan kerupuk, maka jadilah bubur ayam istimewa yang lezat. UUD 1945 yang dijiwai Piagam Jakarta sudah terbentuk dengan tujuh kata yang sudah hilang. 

Ini merupakan bentuk pengkhianatan oleh kaum Sekuler-Kristen dengan politik dan intrik cerdik psikologik di detik terakhir pengesahan UUD setelah sebelumnya ada kesepakatan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Sekaligus ini merupakan bentuk toleransi yang dilakukan tokoh Islam pada waktu itu terhadap kaum Sekuler-Kristen.

Melihat kondisi yang sudah begini adanya, merupakan tantangan tersendiri bagi kaum muslimin untuk terus berdakwah membumikan Islam di bumi nusantara ini. Indonesia ini merupakan salah satu tempat pembuktian bahwa Islam adalah agama yang cocok dengan segala kondisi. Ditengah banyak suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia, Islam harus survive agar tujuan utama tercapai, yaitu menuntun ummat manusia untuk ikhlas menyembah Alloh semata. 

Karenanya, diharuskan bagi kaum muslimin Indonesia untuk selalu mempelajari agamanya dan tidak malu dan canggung terjun dalam dunia perpolitikan (salah satunya). Karena guratan luka dan pahitnya hasil perjuangan pada 18 Agustus 1945 terjadi karena lobi-lobi politik yang dimenangkan kaum Sekuler-Kristen. Jika kaum muslimin tidak bersiap siaga, entah seperti yang terjadi di Andalusia kah nasib kaum muslimin Indonesia ?

Jangan sampai semarak 17 Agustus menutupi pedih dan pahitnya 18 Agustus. Ini konspirasi terhadap Islam Indonesia namanya !!

Pendiri Partai Masyumi, Mohammad Natsir mengatakan :

“Penghapusan tujuh kata tersebut sebagai ultimatum kelompok Kristen, yang tidak saja ditujukan kepada umat Islam, tetapi juga kepada bangsa Indonesia yang baru 24 jam diproklamirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun