Mohon tunggu...
umar aziz
umar aziz Mohon Tunggu... Editor - bantu like

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Money

Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Islam

17 Juli 2020   22:55 Diperbarui: 17 Juli 2020   22:59 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

" Cara Berkomunikasi yang Efektif Seorang Marketing Bank Keliling untuk Mendapatkan Nasabah Lintas Budaya dalam Perspektif Islam"

  • PENDAHULUAN
  • Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, yang mencakup komunikasi verbal dan nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi (interpersonal communications) yang merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi bisnis juga berbeda dengan komunikasi lintas budaya (intercultural or cross-cultural communications) yang merupakan komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda[1]
  •  
  • Dalam artikel ini akan lebih mengarah kepada komunikasi lintas budaya dalam perspektif islam, karena komunikasi lintas budaya merupakan bagian dari komunikasi bisnis, dengan bertujuan untuk lebih memperluas jenjang bisnis antar budaya atau negara.
  •  
  • Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012), yang dimaksud dengan komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi bisnis diantara konsumen atau antara konsumen yang berbeda budaya dengan pemasar paling tidak pada salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa, agama, norma-norma sosial, nilai-nilai, pendidikan, dan gaya hidup.
  •  
  • Pertukaran kebudayaan adalah hal yang sangat mungkin terjadi, karena siapapun yang datang dari suatu negara atau daerah sudah pasti tidak akan terlepas dari budaya di mana ia lahir dan dibesarkan. Dengan budaya yang mengakar di dalam dirinya, ia harus berbagi ruang dengan orang lain dari budaya lain. Pertukaran budaya ini, mungkin saja menimbulkan konflik. Konflik bisa diredam dengan lahirnya sebuah kesadaran bahwa setiap orang harus bisa memahami budaya orang lain yang berbeda budaya dengan dirinya.
  •  
  • Menurut Deddy Mulyana bahwa budaya-budaya yang sangat berbeda memiliki sistem- sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Cara kita berkomunikasi sangat bergantung pada budaya kita: bahasa, aturan, dan norma kita masing-masing.
  •  
  • Dalam proses komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya dibutuhkan pengertian atau pemahaman yang lebih komprehensif. Mempelajari budaya orang lain merupakan salah satu cara untuk mewujudkan pemahaman tersebut. Dengan adanya pemahaman antara orang-orang yang berbeda budaya maka komunikasi akan lebih efektif dan tujuan sebuah proses komunikasi bisa tercapai. Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari apa itu komunikasi antar budaya melihat tujuannya sejalan dengan tujuan untuk mencapai komunikasi efektif.
  •  
  • Dengan mempelajari banyak hal dan mengetahui banyak hal mengenai budaya orang lain, maka akan tercipta kesamaan makna dalam berkomunikasi. Jelas akan berbeda, dua orang yang berkomunikasi dengan tidak ada pengetahuan budaya satu sama lain dibandingkan memiliki pengetahuan bahkan pengalaman tersendiri mengenai budaya orang yang diajak berkomunikasi. Semakin sama pengetahuan atau pengalaman, besar kemungkinan kesamaan makna juga semakin besar sehingga terciptalah komunikasu antar budaya yang efektif.[2]

 

Dalam hal ini penulis mengambil judul " Cara Berkomunikasi yang Efektif Seorang Marketing Bank Keliling untuk Mendapatkan Nasabah Lintas Budaya dalam Perspektif Islam" dikarenakan banyak sekali para Bank Keliling yang tidak memperhatikan cara berkomunikasi yang efektif untuk menyampaikan maksud dan tujuannya, selain itu banyak sekali perbedaan antara seorang marketing dan sasarannya, oleh karena itu penting sekali mengetahui cara berkomunikasi yang efektif terutama dalam lintas budaya, yang banyak kemungkinan terdapat perbedaan dalam suatu hal, itu merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan, meski banyak yang menganggap tidak penting, tapi tidak sedikit orang yang merasa tidak nyaman dari segi penyampaian maksud dan tujuannya.

 

 


  • PEMBAHASAN
  • Pembahasan I
  • Efektifitas Komunikasi Antar Budaya
  • Berbeda budaya berarti berbeda dalam menyampaikan ide, gagasan, dan berbeda dalam perilaku keseharian. Berbeda budaya berarti berbeda dalam strategi komunikasi. Seorang yang hanya mengerti bahasa daerah tidak akan bisa mengerti bila menerima pesan dalam bahasa Indonesia. Seorang yang budayanya begitu santun kepada orang tua tidak akan menerima orang yang tidak hormat terhadap orang yang dituakan. Seorang yang dalam kebudayaannya terbiasa bersikap apa adanya tidak akan menerima budaya yang penuh kepura-puraan.
  • Candio Elliot mencontohkan, gaya promosi diri mungkin sangat sedikit ditampilkan oleh penduduk asli Amerika (native) termasuk orang Asia umumnya, disusul orang Hispanik, dan gaya seperti itu kebanyakan digunakan oleh orang Afrika. Gaya berpakaian formal mungkin sedikit ditunjukkan oleh orang Hispanik dan penduduk asli orang Afrika, namun sangat banyak dipamerkan oleh orang-orang Anglo (Amerika Campuran).
  •  Proses komunikasi yang berlangsung antara orang-orang berbeda budaya tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Willian G. Scoot yang mengutip pendapat Babcot bahwa ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi proses komunikasi:
  • The Act (Perbuatan), Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan.
  • The Scene (Adegan), Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan pengertian adegan ini merupakan apa yang dimaksudkan yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan.
  • The Agent (Pelaku), Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
  • The Agency (Perantara), Alat-alat yang dibangun dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis.
  • The Purpose (Tujuan), Menurut Grace dalam buku Komunikasi Administrasi dan Beberapa Faktor Penyebab Kegagalannya karangan:
  •  Miftah Thoha, ada 4 (empat) macam tujuan tersebut yaitu:
  • Satu, Tujuan Fungsional (The Fungsional Goals) ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau lembaga.
  •  Dua, Tujuan Manipulasi (The Manipulative Goals); Tujuan ini dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan baik sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri.
  •  Ketiga, Tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan.
  • Keempat, Tujuan Keyakinan (The Confidence Goals); Tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.
  • Faktor-faktor tersebut di atas juga menjadi salah satu penentu sebuah proses komunikasi itu berjalan efektif.
  • Berdasarkan hal itu pula, kita bisa menentukan strategi atau metode komunikasi yang digunakan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat terwujud bila strategi dan metode komunikasi yang digunakan tepat. Strategi komunikasi yang efektfif sangat penting diperhatikan dalam sebuah proses komunikasi.
  •  Seperti yang disampaikan oleh Onong yang mengatakan bahwa: Di kalangan militer terdapat ungkapan yang amat terkenal yang berbunyi: "To win the war, not to win the battle" yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti: "memenangkan perang, bukan memenangkan pertempuran". Pentingnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan pentingnya taktik adalah untuk memenangkan pertempuran.
  •  Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting ditujukan kepada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.
  •  Strategi komunikasi perlu diperhatikan dengan maksimal karena fungsinya yang begitu urgen. Onong  menggambarkan bahwa fungsi strategi komunikasi itu ganda yakni:
  • Pertama, menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
  •  Kedua, menjembatani "cultural gap" akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya
  • Untuk itu, negara mempunyai kewajiban melindungi warganya dari hal-hal yang akan berdampak negatif tersebut.
  • Strategi komunikasi yang mantap itu membutuhkan beberapa komponen yang digambarkan oleh Onong bahwa segala sesuatu akan dipertautkan dengan komponen- komponen yang merupakan jawaban dari rumus Laswell yakni Who (siapa komunikatornya?), says what (Pesan apa yang dikatakannya?), in which channel (media apa yang digunakannya?), to whom (siapa komunikannya?), with what effect (efek apa yang diharapkan?). dan ditambahkan lagi dengan pertanyaan when (kapan dilaksanakannya?), How (bagaimana melaksanakannya?) dan Why (mengapa dilaksanakan demikian?).
  • Dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, mencari strategi yang tepat juga sangat penting. Terutama kalu pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi ingin membuat sebuah hasil yang maksimal yakni perubahan, baik dari segi kognitif, afektif sampai kepada psikomotorik. Salah satu bagian dari berhasilnya sebuah strategi adalah dengan menggunakan metode komunikasi yang tepat.
  • Menurut Alo Liliweri, ada tiga metode utama komunikasi yakni:
  • Komunikasi yang informatif, Metode komunikasi yang membahas informasi tentang orang, objek, tempat, peristiwa, proses, situasi dan kondisi tertentu, masalah. Seseorang yang berkomunikasi menyampaikan pesan yang bersifat informatif kepada seseorang yang lain, metode ini dimaksudkan mendekatkan seseorang melalui informasi yang sudah umum dipahami dan dikenal oleh orang lain.
  • Komunikasi persuasif, Metode komunikasi persuasif ini lebih cepat dan tepat mempengaruhi atau mengubah sikap dan persepsi publik.
  • Komunikasi koersif, Metode ini menerangkan bahwa untuk mempersuasi seseorang atau sekelompok orang agar mereka berubah sikap, maka komunikator akan mengirimkan pesan dengan cara menekan, memaksa, atau memberikan instruksi bahkan dengan taktik "cuci otak' sekalipun.
  • Salah satu cara untuk membuat seseorang berubah atau lebih cepat berubah lebih tepat dengan memakai metode komunikasi persuasif. Menurut De Vito ada dua tujuan pembicaraan persuasi: Pembicaraan untuk memperkuat atau mengubah sikap atau kepercayaan Banyak pembicaraan yang ditujukan untuk memperkuat pembicaraan sikap atau kepercayaan yang sudah ada. Sebagai contoh, orang yang mendengarkan ceramah agama biasanya memang sudah menganut agama tersebut. Sementara itu, pembicaraan yang dirancang untuk mengubah sikap dan kepercayaan lebih sulit. Kebanyakan orang menolak perubahan. Oleh karena itu perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut:
  • Satu, Perkirakanlah dengan cermat tingkat sikap dan kepercayaan komunikan.
  •  Dua, Upayakan perubahan sedikit demi sedikit.
  •  Tiga, Berikan alasan yang meyakinkan untuk membuat komunikan mempercayai apa yang Anda inginkan.

 

            Pembahasan II

 

            Permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

 

      Ada beberapa masalah yang di temukan dalam hal peminjaman uang dari Bank Keliling kepada calon Nasabah :

 

  • Masyarakat (calon Nasabah) yang menerima Bank Keliling dikarenakan mereka tidak mengerti atau kurangnya pengetahuan dan tidak percaya akan adanya riba dalam hal tersebut
  • Masyarakat yang tidak menerima akan kehadira Bank Keliling dikarenakan Keluarga tersebut udah menuju masyarakat Madani dan sudah tau atau paham tentang riba, maka mereka menolak
  • Masyarakat yang benar-benar membutuhkan adanya pinjaman uang dan mereka tidak menghiraukan riba, karena mereka terpaksa menerima Bank Keliling karena suatu kebutuhan yang mendesak
  • Permasalahan tersebut adalah menunjukan adanya perbedaan budaya atau adat istiadat yang berada dibeberapa daerah, disini merupakan tugas Marketing Bank dimana Marketing Bank harus tetap mendapatkan calon Nasabahnya.
  •       Maka disinilah peran penting komunikasi yang efektif berdasarkan lintas budaya, bagaimana seorang marketing bank mengolah atau mengatur strategi untuk tetap mendapatkan nasabah tersebut.
  •       Dalam hal ini Marketing Bank bisa mempelajari cara yang sudah dipaparkan diatas dan mempraktikannya, dengan mengetahui budaya yang ada di daerah tersebut untuk menyesuaikannya. Tidak bisa dipungkiri Marketing Bank Keliling itu bertemu dengan yang berbeda beda budaya atau adat di beberapa daerah yang dikunjunginya.

 

            Pembahasan III

 

Perspeftif Islam mengenai komunikasi Lintas Budaya 

 

Pada bagian ini, penulis akan menganalisis tafsir Al-Qur'an surat al-Hujuraat ayat 13 untuk membuat konsep komunikasi lintas budaya berdasarkan ayat tersebut.

 

 

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al Hujurat: 13)

 

Menurut penulis, yang dimaksud (hai manusia) dalam ayat ini mengandung dua pengertian, yakni: pertama, ditujukan untuk seluruh umat manusia yang ada di dunia ini baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, Arab maupun non Arab, berkulit hitam maupun berkulit putih, dan muslim maupun non muslim. Kedua, substansi kemanusiaan (humanis), tanpa membeda-bedakan suku, warna kulit dan agama. Kalimat terdiri dari dua kata, yaitu yang berarti berbangsa-bangsa dan yang berarti bersuku-suku. Kata    syuuub adalah bentuk jamak dari kata   syab yang berarti bangsa. Kata ini digunakan untuk menunjuk kumpulan dari sekian   qabiilah yang bisa diterjemahkan suku yang merujuk pada satu kakek. Qabiilah/ suku pun terdiri dari sekian banyak kelompok yang dinamai  imaarah, dan yang ini tediri lagi dari sekian banyak kelompok yang dinamai    bathn. Di bawah bathn ada sekian    fakhdz hingga akhinya sampai pada himpunan keluarga yang terkecil.

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bangsa berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri; kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan menempati wilayah tertentu di muka bumi. Sedangkan suku adalah golongan orang-orang (keluarga) yang seketurunan; golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar, seperti Jawa dan Sunda.

 

 Paparan di atas menunjukan bahwa bangsa sebenarnya terdiri dari sekumpulan banyak suku dengan budaya/kebiasaan (adat) yang berbeda-beda antara satu suku dengan suku lainnya akan tetapi, masih dalam satu pemerintahan yang mendiami suatu wilayah tertentu. Setiap bangsa tentunya memiliki budaya/kebiasaan (adat) yang berbeda-beda antara satu suku dengan suku lainnya.

 

Jadi, dapat penulis pahami bahwa budaya merupakan sebuah karya atau kesepakatan dari sekelompok masyarakat baik yang abstrak; berupa gagasan, ide, pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma maupun yang nyata; berupa kesenian, ritual adat/kebiasaan, dan hukum yang mengikat dengan didapat melalui proses belajar. Setiap suku tentunya memiliki budaya atau kebiasaan (adat). Budaya atau kebiasaan ini tentunya tidak mungkin tercipta begitu saja tanpa melalui proses belajar dan interaksi.

 

Dalam proses ini, tentunya manusia yang satu juga membutuhkan manusia yang lainnya. Karena manusia adalah makhluk sosial. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan terjadinya pertukaran informasi, ide, gagasan, nilai dan norma dari berbagai suku yang menimbulkan pertukaran atau akulturasi budaya. Proses inilah yang disebut dengan istilah saling mengenal atau  Setiap budaya pasti memiliki karakter yang berbeda-beda tanpa terlepas dari unsur-unsur budaya itu sendiri.

 

 Adapun unsur universal budaya menurut B. Malinowski yaitu; bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian. Sedangkan karakteristik budaya meliputi; komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makan, waktu dan kesadaran waktu, penghargaan dan pengakuan, hubungan-hubungan, nilai dan norma, rasa diri dan ruang, proses mental dan belajar, dan kepercayaan dan sikap.

 

 Kata mengandung makna timbal balik, yang berarti untuk saling mengenal. Meski negara kita ini terdiri dari banyak suku yang memiliki karakter budaya yang khas dan berbeda-beda, namun perbedaan karakter budaya tersebut hendaknya tidak untuk saling menjatuhkan atau bahkan menjelek-jelekkan budaya yang lainnya. Oleh karena itu, pendahulu kita telah merumuskan semboyan negara "bhinneka tunggal ika" yang terdapat pada kaki burung garuda sebagai lambang negara kesatuan kita ini yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Untuk saling mengenal, maka seseorang harus bisa mengerti, memahami dan menghargai latar belakang budaya seseorang lainnya yang berbeda, baik dari segi bahasa, kebiasaan (adat), nilai, norma dan kepercayaannya. Dengan demikian, seseorang tersebut harus bisa bersikap inklusif sehingga bisa terhindar dari sikap eksklusif terhadap budayanya sendiri yang bisa menimbulkan sikap etnosentrisme, yakni menganggap budaya sendiri lebih unggul, lebih baik dibanding budaya yang lainnya.[3]

 

           

 

 

 

 

Pembahasan IV

 

Perspeftif Islam mengenai Peminjaman Uang dari Bank Keliling

 

 

 

Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (Al-Hadid :11)

 

Dalam ayat ini jelas sekali dikatakan bahwa dibolehkannya pinjam meminjam dengan niat karena Allah, dan membantu sesama dalam menyelesaikan masalahnya, bahkan Allah akan mengganti nya lagi dengan yang lebih banyak.

 

Maka dalam hal ini Bank keliling yang meminjamkan hartanya untuk membantu diperbolehkan dalam islam, namun dalam hal ini ada yang harus di garis bawahi yaitu tidak ada unsur riba sedikitpun dalam hal ini.

 

Maka terdapat penjelasan selanjutnya mengenai riba'

 

Firman Allah dalam Qur'an :

 

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Qs. Ali Imron [3]: 130).

 

Dalam hal ini jelas sekali Allah mengharamkan riba' karena disana terdapat unsur merugikan sebelah pihak. Jika dalam prosesi peminjaman Bank Keliling terdapat riba ataupun unsur bunga yang dihitung perhari atau kelipatannya, maka hal itu jelas tidak boleh dan Allah mengharamkannya.

 

Karena pada faktanya bukan membantu orang lain, melainkan malah menyengsarakan yang meminjamnya, dan menjadi keuntungan bagi yang meminjamkannya.

 

  • PENUTUP
  • Maka dalam judul yang diangkat pada artikel ini menjelaskan bahwa Islam tidak melarang berkomunikasi lintas budaya bahkan banyak hal yang bermanfaat ketika kita melakukannya, namun yang perlu di perhatikan hal apa yang akan kita jadikan sebagai komunikasi lintas budaya tersebut, jika dalam hal yang bersifat merugikan orang lain maka hal itu yang diharamkannya, bukan berkomunikasi lintas budayanya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun