Mohon tunggu...
Umamul Muslikhin
Umamul Muslikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya adalah bermain musik dan kebiasaan saya adalah sebegaimana mahasiswa saya disini menulis artikel untuk memenuhi tugas dari dosen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Humanisme Dan Cara Penerapanya

9 April 2024   05:07 Diperbarui: 9 April 2024   05:18 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sikap empati pendidik terhadap peserta didik  bukan hanya berupa kata-kata tapi perbuatan untuk membantu peserta didik. Keterbukaan pendidik untuk mengarahkan diri, menerima kritikan, menerima masukan, mau dinilai, dan menerima ujian. Keaslian pendidik berupa bersikap tidak dibuat-buat. Kekonkretan bisa bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang  dicapai peserta didik dengan kebenaran hasil yang ada.

Prinsip-prinsip pendidik humanistik:
2)Siswa harus dapat memilih apa yang mereka ingin pelajari. Guru humanistik percaya bahwa siswa akan termotivasi untuk mengkaji materi bahan ajar jika terkait dengan kebutuhan dan keinginannya.
3)Tujuan pendidikan harus mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar mereka tentang cara belajar. Siswa harus termotivasi dan merangsang diri pribadi untuk belajar sendiri.
4)Pendidik humanistik percaya bahwa nilai tidak relevan dan hanya evaluasi belajar diri yang bermakna.
5)Pendidik humanistik percaya bahwa, baik perasaan maupun pengetahuan, sangat penting dalam sebuah proses belajar dan tidak memisahkan domain kognitif dan afektif.
6)Pendidik humanistik menekankan pentingnya siswa terhindar dari tekanan lingkungan, sehingga mereka akan merasa aman untuk belajar. Dengan merasa aman, akan lebih mudah dan bermakna proses belajar yang dilalui.

Prinsip-prinsip belajar yaitu:
1.Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagian.
2.Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
3.Belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan.
4.Belajar akan berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian.
5.Belajar akan berhasil bila ada tujuan yang berarti individu.
6.Dalam proses belajar itu, individu merupakan organisme yang aktif, bukan bejana yang harus diisi oleh orang lain.

E.Pembelajaran menurut beberapa Aliran

Pandangan Para Tokoh Penganut Aliran Humanistik Terhadap  Belajar. Banyak      tokoh penganut aliran humanistic,  diantaranya adalah Bloom dan  Krathwohl yang terkenal dengan "Taksonomi Bloom"nya. Honey dan Mumford dengan pembagian tentang macam-macam siswa, hubermas dengan "Tiga macam  tipe  belajar"nya, Kolb yang terkenal dengan "Belajar Empat Tahap"nya,  Carl Roger, serta Abraham Maslow. Pandangan masing-masing  tokoh terhadap belajar dideskripsikan sebagai berikut:

1.Aliran Humanistic Bloom dan Krathwohl
Dalam hal ini, Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, tercakup dalam tiga kawasan berikut.

1. Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
a. Pengetahuan (mengingat, menghafal)
b. Pemahaman (menginterpretasikan)
c. Aplikasi (menggunakan sep untuk memecahkan suatu masalah)
d. Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
f. Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

2. Psikomotorik
Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
a. Peniruan (menirukan gerak)
b. Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
c. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
e. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

3. Afektif
Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b. Merespon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
e. Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)

Taksonomi Bloom ini, seperti yang telah kita ketahui, berhasil memberi inspirasi kepada banyak pakar lain untuk mengembangkan teori-teori belajar dan pembelajaran. Pada tingkatan yang lebih praktis, taksonomi ini telah banyak membantu praktis pendidikan untuk memformulasikan tujuan-tujuan belajar dalam bahasa yang mudah dipahami, operasional, serta dapat diukur. Dari beberapa taksonomi belajar, mmungkin taksonomi Bloom inilah yang paling populer (setidaknya di Indonesia).

Selain itu, teori Bloom ini juga banyak dijadikan pedoman untuk membuat butir-butir soal ujian, bahkan orang-orang yang sering mengkritik taksonomi tersebut. Kritikan atas klasifikasi kemampuan yang dikemukakan belum ternyata diperbaiki oleh pakar pendidikan dengan mengadakan refisi pada aspek kognitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun