A.Pengertian Teori belajar Humanisme
Teori belajar humanisme adalah pendekatan dalam bidang pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran. Teori ini menekankan pentingnya pengembangan pribadi, kreativitas, dan potensi individu dalam mencapai pemahaman diri yang lebih baik serta mencapai tingkat aktualisasi diri yang optimal. Dalam teori humanisme, peserta didik dianggap sebagai makhluk yang memiliki potensi dan motivasi intrinsik untuk tumbuh dan berkembang secara holistik, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Pendekatan ini juga menekankan pada aspek-aspek psikologis dan sosial dalam proses belajar, serta memandang bahwa peserta didik harus merasa nyaman, bersemangat, dan terlibat aktif dalam pembelajaran agar terjadi perubahan positif dalam cara berpikir, tingkah laku, dan pengendalian diri.
Pembelajaran humanistik memandang siswa sebagai subjek yang bebas untuk menentukan arah hidupnya. Siswa diarahkan untuk dapat bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain. Beberapa pendekatan yang layak digunakan dalam metode ini adalah pendekatan dialogis, reflektif, dan ekspresif. Pendekatan dialogis mengajak siswa untuk berpikir bersama secara kritis dan kreatif. Guru tidak bertindak sebagai guru yang hanya memberikan asupan materi yang dibutuhkan siswa secara keseluruhan, namun guru hanya berperan sebagai fasilitator dan partner dialog.
Teori humanistik lebih mengedepankan sisi humanis manusia dan tidak menuntut jangka waktu pembelajar mencapai pemahaman yang  diinginkan,  akan  tetapi lebih  menekankan  pada  isi  atau  materi  yang  harus  dipelajari agar membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar dilakukan agar pembelajar  mendapatkan makna yang sesungguhnya dari belajar atau yang disebut Ausubel sebagai meaningful learning. Meaningful learning bermakna bahwa belajar adalah  mengasosiasikan pengetahuan baru dengan prior knowledge (pengetahuan  awal) si pembelajar. Setiap pembelajar memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga keberhasilan belajar akan tercapai apabila pembelajar dapat memahami diri dan lingkungannya. Hal ini karena setiap manusia adalah unik dan tugas  pendidik adalah membantu mengenali sisi unik  tersebut  serta  mewujudkan  potensi  yang dimiliki oleh siswa.
B.Tujuan
Dalam pandangan humanisme, manusia memegang kendali terhadap kehidupan dan perilaku mereka, serta berhak untuk mengembangkan sikap dan kepribadian mereka. Masih dalam pandangan humanisme, belajar bertujuan untuk menjadikan manusia selayaknya manusia, keberhasilan belajar ditandai bila peserta didik mengenali dirinya dan lingkungan sekitarnya dengan baik. Peserta didik dihadapkan pada target untuk mencapai tingkat aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori humanistic berupaya mengerti tingkah laku belajar menurut pandangan peserta didik dan bukan dari pandangan pengamat.
Humanisme meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan pendidik berperan hanya sebagai fasilitator. Sikap serta pengetahuan merupakan syarat untuk mencapai tujuan pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang spesial, mereka mempunyai potensi dan motivasi dalam pengembangan diri maupun perilaku, oleh karenanya setiap individu adalah merdeka dalam upaya pengembangan diri serta pengaktualisasiannya.
C.Kelebihan dan Kekurangan
Teori belajar humanisme memiliki kelibihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan. Berikut kelebihan dan kekurangan teori humanisme:
Kelebihan:
1.Fokus pada Individu: Teori humanisme menekankan pentingnya memperlakukan setiap siswa sebagai individu yang unik dengan kebutuhan, keinginan, dan potensi yang berbeda-beda. Dengan pendekatan ini, guru dapat lebih memperhatikan kebutuhan individual siswa dan memberikan dukungan yang sesuai.
2.Mendorong Pertumbuhan Pribadi: Teori humanisme mempromosikan pertumbuhan pribadi siswa melalui pemahaman diri, pengembangan potensi, dan pencapaian aktualisasi diri. Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan diri mereka sendiri, teori ini dapat membantu mereka mencapai potensi maksimal mereka.
3.Lingkungan Belajar yang Positif: Pendidikan humanistik menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, di mana siswa merasa aman untuk berekspresi, belajar tanpa takut gagal, dan merasa dihargai sebagai individu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
4.Menghormati Martabat Manusia: Teori humanisme menghormati martabat manusia dengan memandang setiap siswa sebagai individu yang memiliki nilai dan potensi yang unik. Dengan memperlakukan siswa dengan hormat dan mengakui keberadaan mereka, pendidikan humanistik dapat menciptakan hubungan yang positif antara guru dan siswa.
Kekurangan:
1.Kurangnya Struktur: Pendekatan humanistik cenderung kurang memberikan struktur yang jelas dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat membuat beberapa siswa merasa kebingungan atau tidak terarah dalam belajar, terutama bagi mereka yang membutuhkan panduan yang lebih terstruktur.