2.Tidak Cocok untuk Semua Siswa: Pendekatan humanistik mungkin tidak efektif untuk semua jenis siswa. Beberapa siswa mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih terarah dan kaku dalam pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal.
3.Tidak Menyediakan Solusi Cepat: Proses pembelajaran berbasis humanisme mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk melihat hasil yang signifikan. Fokus pada pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan dapat memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam implementasinya.
4.Tidak Menyediakan Penekanan pada Materi Akademik: Terkadang, pendekatan humanistik dapat kurang menekankan penguasaan materi akademik yang mungkin diperlukan dalam konteks pendidikan formal. Hal ini dapat menjadi tantangan dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi ujian atau evaluasi akademik.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan teori humanisme secara lebih rinci, pendidik dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan prinsip-prinsip ini dalam pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal bagi semua siswa.
D.Ciri -- ciri dan Prinsip
Dalam konteks teori belajar humanistik, terdapat beberapa ciri khas yang membedakannya dari pendekatan pembelajaran lainnya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai ciri-ciri utama dari pendekatan humanistik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa:
1.Perubahan Intensional: Ciri ini menunjukkan bahwa perubahan tingkah laku siswa terjadi secara sengaja dan disadari sebagai hasil dari pengalaman belajar. Siswa menyadari adanya perubahan dalam diri mereka, seperti peningkatan pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan sebagai hasil dari proses belajar yang mereka jalani.
2.Perubahan Positif dan Aktif: Ciri ini menekankan bahwa perubahan yang terjadi pada siswa sebagai hasil dari pembelajaran adalah perubahan yang positif dan aktif. Siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga terlibat secara aktif dalam proses belajar untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan aplikasi yang lebih luas.
3.Fokus pada Pertumbuhan Pribadi: Teori humanistik menekankan pertumbuhan pribadi siswa sebagai tujuan utama pendidikan. Guru dalam pendekatan ini berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan potensi mereka, memahami diri mereka sendiri, dan mencapai aktualisasi diri melalui proses pembelajaran.
4.Pemberdayaan Siswa: Ciri ini menekankan pentingnya memberdayakan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kebebasan untuk memilih apa yang ingin dipelajari, merencanakan cara belajar mereka sendiri, dan bertanggung jawab atas proses pembelajaran mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
5.Integrasi Kognitif dan Afektif: Teori humanistik mengakui pentingnya mengintegrasikan aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (emosi, nilai, sikap) dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan empati, nilai-nilai positif, dan sikap yang mendukung pertumbuhan pribadi mereka.
Dengan memahami ciri-ciri khas dari teori belajar humanistik, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pendekatan yang memperhatikan aspek-aspek penting dalam pertumbuhan dan pengembangan pribadi siswa. Dalam teori humanisme juga terdapat cici-ciri pada pendidik, pendidik harus bisa memberikan:
1.Motivasi belajar peserta didiknya
2.Empati dan terbuka, serta kehangatan.