Pembahasan puisi “Aku ingin” karya Sapardi Djoko Damono:
1. Bentuk. Bentuk puisi “Aku Ingin” karya Sapardi menggunakan konvensi Puisi Baru, yaitu terzina, menggunakan 3 larik dalam 1 bait. bentuk terzina yang digunakan dalam menunjukkan puisi “Aku Ingin” menunjukkan puisi yang teratur. Pola-pola persajakan yang diwakili oleh terzina dan rima akhir yang teratur menjadi sesuatu pola yang penting. Terzina pada puisi yang digunakan terlihat menunjukkan sesuatu keteraturan rima, suku kata, maupun bentuk larik serta baitnya. Keteraturan inilah menunjukkan makna yang diisyaratkan puisi “Aku ingin” yaitu tentang cinta yang tulus, teratur, sederhana, dan apa adanya.
2. Suara. Bunyi-bunyi yang terdapat pada puisi “Aku ingin” karya Sapardi merupakan bunyi-bunyi biasa. Sajak beraturan ini ditunjukkan dengan penggunaan bentuk terzina (3 akord). Baris 1 bait 1 sama dengan baris 2 bait.
3. Diksi. Diksi Utama puisi ini merupakan cinta, api, abu, hujan, awan, sederhana dan ketiadaan. Pemilihan kata tersebut kemudian membawa kita pada pemahaman makna puisi yang berkaitan dengan makna sederhana cinta.
4. Citraan. Citraan atau imaji yang dominan dalam puisi “Aku ingin” karya Sapardi adalah gambaran emosional. Citra emosional mengacu pada aspek perasaan yang tidak masuk ke dalam logika dan penalaran. Gambaran emosional mendominasi yaitu pada baris 1 bait 1 dan 2 yaitu baris /Aku hanya ingin mencintaimu/.
5. Majas. Paralelisme mendominasi majas dalam puisi ini untuk menciptakan makna. Paralelisme adalah majas pengulangan yang dimaksudkan adanya penegasan
6. Tema puisi "Aku ingin" karya Sapardi adalah cinta dan dicintai. Deskripsi cinta ini mengacu pada kata "mencintai" yang ditemukan dalam baris-baris berulang di bagian utama puisi. Konsep cinta dan dicintai yang tertuang dalam puisi “Aku Ingin” menjadi dasar dalam mempelajari konsep tersebut untuk kehidupan yang lebih baik. Tema cinta dan dicintai yang diungkapkan dalam puisi “Aku ingin” adalah tema cinta murni, cinta sederhana dan cinta apa adanya.
7. Pemaknaan puisi. Arti puisi tersebut mengacu pada cinta abadi, yaitu cinta tanpa pamrih, cinta yang tidak mengharapkan imbalan apapun. Cinta ini murni dan tidak ada kecenderungan, cinta juga mewakili seni hidup dalam puisi ini yaitu seni hidup.
Bait 1 menunjukkan bahwa tema dan konsep cinta sederhana adalah konsep cinta tanpa kata-kata Cinta sejati tidak membutuhkan kata-kata Pengorbanan diperlukan, seperti “kayu” yang membiarkan dirinya terbakar menjadi "abu" dengan cara dibakar dalam api. Kayu bakar yang diolah mempunyai tujuan yang mulia, yaitu untuk menciptakan panas atau kondisi yang tidak gelap.
Bait 2 menekankan bahwa cinta yang sejati dan sederhana adalah cinta yang tidak perlu atau tidak awan pasti mendatangkan hujan. Keduanya melebur menjadi satu bagian yang tidak ada tidak dapat dipisahkan Inilah arti konsep cinta dalam puisi “Aku ingin”. Sapardi Konsep cinta hendaknya diwujudkan dengan cinta tanpa pamrih dan apa adanya. Konsep cinta dan dicintai merupakan dasar untuk memahami kehidupan penuh cobaan dan pembelajaran.
Puisi “Yang Fana adalah Waktu” Karya Sapardi Djoko Damono