Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengundurkan Diri Atas Permintaan Bos atau Keinginan Pribadi?

14 Maret 2021   01:48 Diperbarui: 15 Maret 2021   00:08 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan rekan kerja (Pekerjaan ke 5) - Dok. Pri

Seorang kawan yang cukup senior di perusahaan tempat saya bekerja menolak untuk dimutasi dan memilih keluar, karena enggan keluar dari segala kenyamanan yang sudah ia rasakan di tempat lama. 

Di tempat baru, ia harus beradaptasi dari nol lagi, seoalah menjadi pegawai baru, tidak punya kuasa untuk membuat keputusan bahkan menyampaikan usulan, tidak ada lagi orang yang "tunduk" kepadanya.

9. Tidak cocok. Ini alasan yang paling banyak dan sering muncul dengan berbagai embel-embel yang mengikuti dibelakangnya. Tidak cocok gajinya, tidak cocok kerjaannya, tidak cocok kawannya, tidak cocok dengan atasannya, tidak cocok ini dan itu.

Mungkin masih ada beberapa alasan lain yang luput dari pengalaman saya, namun keputusan mengapa seorang karyawan memilih keluar seperti yang saya tulis adalah berdasarkan pengalaman saya sendiri dan semua itu didasari dari permintaan dari karyawan sendiri.

Bilamanakah pimpinan atau perusahaan yang meminta karyawan untuk mengundurkan diri? Saya juga pernah mengalami hal ini. Maksud hati ingin tetap bekerja di perusahaan ini, apa daya pimpinan justru menawarkan kepada karyawan untuk mengundurkan diri dari perusahaan dengan alasan :

1.  Perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Masa pandemik ini di kota saya banyak sekali toko tutup, kabar PHK dimana-mana dan perusahaan menawarkan dua opsi : mengundurkan diri dengan pesangon penuh atau tetap kerja dengan gaji hanya 50% saja? Tentu bukan pertimbangan yang mudah, namun ada juga yang lebih memilih mengundurkan diri.

2.  Ketahuan melanggar peraturan kerja. Di lingkungan tempat saya bekerja, banyak pegawai yang di minta secara tegas untuk mengundurkan diri tanpa pesangon karena ketahuan ikut tes CPNS secara diam-diam. 

Pelanggaran ini terkait dengan loyalitas pegawai dan melanggar aturan perusahaan yang ditetapkan di ADART (Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga) Perusahaan. 

Beda ya dengan di pecat, karena kalau dipecat tentu dalam surat refrensi akan tertulis "Diberhentikan dengan tidak hormat." 

Namun jika perusahaan menawarkan opsi untuk mengundurkan diri, maka surat refrensi akan tertulis "Diberhentikan dengan hormat." Beda banget kan, meski untuk kasus yang serupa, karena pegawai yang lain bersedia jujur di depan sebelum tes CPNS, sementara yang lain tidak jujur.

Setelah berhenti kerja lalu mau apa? Mau kemana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun