1. Â Tawaran yang lebih baik dan pasti dari perusahaan lain. Ironi yang benar-benar saya rasakan ketika lulusan SMA bisa mendapat gaji minimal sama dengan UMK dibandingkan dengan pendidikan yang lebih tinggi namun gaji dibawah standard UMK. Ironi atau saya yang tidak beruntung?
2. Â Tidak ada jaminan keselamatan kerja, kesehatan dan hari tua dari perusahaan. Kalau sakit atau kecelakaan, perusahaan memang akan membayar biaya yang dibutuhkan, tetapi selanjutnya karyawan akan kena potongan gaji untuk mengembalikan semua atau sebagian biaya tersebut.
3. Â Tidak ada jenjang karier yang jelas untuk kenaikan gaji dan jabatan. Biasanya ini dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan milik perseorangan seperti CV. Perusahaan skala menengah yang dikelola oleh pemiliknya sendiri beserta keluarga. Jadi pegawai administrasi, meski prestasi kerja terus meningkat, jabatan ya satu itu saja.
4. Â Beban kerja yang tidak imbang dengan motivasi kerja. Motivasi atau stimulus, mutlak harus ada dan imbang dengan beban kerja yang diberikan kepada pegawai. Kalau tidak kemungkinannya hanya dua, karyawan keluar atau bertahan dengan kinerja yang tidak maksimal.
5. Â Permintaan pasangan atau keluarga untuk berhenti. Biasanya dialami wanita yang sudah menikah, karena permintaan suami untuk berhenti dan menjadi ibu rumah tangga saja. Bisa juga permintaan orang tua, karena tempat kerja yang terlampau jauh dari rumah.
6. Â Pekerjaan yang tak sesuai dengan bidang pendidikan atau tak sesuai dengan iklan lowongan kerja yang dijanjikan.Â
Diiklan dibutuhkan sekretaris, lha kok tetibanya di tempat di suruh jadi sales keliling jual produk abal-abal dengan alasan untuk masa training. Saya masih lugu sekali waktu itu.
7. Â Kondisi perusahaan yang tidak sehat. Budaya ABS (Asal Bos Senang), persaingan antar karyawan yang sangat tinggi atau perusahaan mengalami masa pailit dan hampir bangkrut.Â
Satu pengalaman saya yang tak pernah saya lupa adalah ketika manager bagian produksi pinjam uang kepada saya yang jumlahnya lebih besar dari gaji yang saya terima untuk membeli bahan produksi perusahaan. Hah?! Sekali seumur hidup perusahaan tempat saya bekerja berhutang pada karyawannya.
8. Enggan keluar dari zona nyaman. Misalnya saja perusahaan mempunyai cabang di kota dan tempat lain dan kena mutasi. Pilihannya juga hanya dua menerima mutasi sesuai perjanjian diawal kerja bahwa bersedia dimutasi dimana saja atau keluar kerja.Â