Mohon tunggu...
Akfa Zawja
Akfa Zawja Mohon Tunggu... -

Simple girl. Like reading and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sambhileng

23 Januari 2016   22:34 Diperbarui: 23 Januari 2016   22:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas saran seorang teman pula, Karnadi pergi ke dokter spesialis kandungan di kota.

“Jangan cuma mengandalkan dukun, Di. Kalau kamu pergi ke dokter, kandungan isterimu akan terlihat. Apakah ada bayinya atau tidak. Dengan alat yang bernama  USG.”

“USG?”

“Iya. Alat tersebut bisa melihat isi perut isterimu.”

Karnadi tertarik. Apakah benar ada alat yang begitu canggih di kota?

“Ketika isteriku hamil juga di USG, jadi aku bisa tahu, anakku laki-laki atau perempuan.”

Karsa, teman Karnadi, setelah menyelesaikan pendidikan Strata satunya, menikah dengan teman sekelasnya. Lalu tinggal di kota. Saat ini dia pulang kampung dan bersilaturrahim ke rumah Karnadi. 

Karnadi begitu antusias. Disamping ingin membuktikan kecanggihan alat tersebut, Karnadi juga percaya alat tersebut bisa menyelamatkan kandungan Isterinya. Membawa mobil Pick Upnya, Karnadi pergi ke kota ditemani Karsa. Jalanan mulus, bangunan megah, rumah-rumah memesona, pemandangan baru bagi Karnadi. Apalagi penampilan masyarakat kota; rok diatas lutut, baju membentuk tubuh, rambut dibiarkan tergerai. Kulit putih mulus. Tidak ada noda hinggap. Karnadi ternganga. Apalagi sang isteri. Perjalanan pertama mereka. Mengesankan dan menakjubkan hati Karnadi dan Sang Isteri.

Di tempat dokter kandungan pun, karnadi terheran-heran dengan alat yang dinamakan USG tersebut. Hanya diletakkan di atas perut sang isteri, lantas muncul video bergerak-gerak. Bayi melekuk.

“Bayi anda laki-laki. Sehat, tidak kurang sesuatu apa-pun.”

“Benarkah, dok?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun