Mohon tunggu...
Ulfa Rahma
Ulfa Rahma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Mahzhab Iqtishoduna dalam Ekonomi Islam

25 Februari 2018   10:35 Diperbarui: 25 Februari 2018   15:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksistensi ekonomi konvensional tidak pernah akan sejalan dengan Ekonomi Syari'ah.

Islam tidak mengenal adanya sumber daya terbatas Al-Qur'an mengatakan sesungguhnya telah kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya.

Aliran ini menolak pandangan yang mengatakan tidak terbatasnya kebutuhan atau keinginan ekonomi manusia karena adanya marginal utility dan law of Diminishing return.

Sebenarnya masalah tidak terbatasnya muncul karena sistem distribusi yang tidak merata dan ketidak adanya keadilan yang meraja lela.

Istilah ekonmi tidak tepat, yang benar adalah Iqtishoduna, bukan saja berarti ekonomi, tapi bisa juga berarti Ekuilibrium atau seimbang atau keadaan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Chamid Nur, Jejak Langkah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Chapra Umer, Sistem Moneter Islam, terj. Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Ash Shadr, Muhammad Baqir, 2008. Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishoduna. Jakarta: Zahra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun