Aku masih terdiam. Bersama segelas Ice Cream yang terkulum di mulutku. Kulihat sekeliling taman kota lama ini. Ah, aku rindu.
***
"Sepertinya ada yang merindukanku nih."
Segaris senyum terlukis jelas di bibirku ketika mendengar suara dari ponsel yang menempel di telingaku. Spontan kujelajahi pandangan ke sekitar, sekedar berusaha menangkap sosok yang sudah lama menjadi sahabat dihidupku. Rendy. Ya dia Rendy, dan sekarang dia berada tepat di belakangku.
"Rendy, aku pikir kamu sedang pergi makannya menelepon." Ucapku sambil memukul bahu Rendy. Seperti biasa Rendy selalu menampilkan senyum manisnya agar aku tidak marah kepadanya.
"Hehehe aku hanya ingin menjahili seseorang yang tengah merindukanku." Ucapnya sambil mencubit pipiku. Aku segera melepaskan cubitan Rendy. Dasar nakal! Batinku.
"Rindu? Siapa bilang aku rindu kepadamu."
"Buktinya kamu berada di depan rumahku,"
"Kamu terlalu percaya diri, aku hanya ingin memberikanmu ini." Ucapku sambil memberikan Ice Cream Chocolate kesukaan Rendy yang aku beli di taman Kota Lama. Mata Rendy berbinar, dia langsung mengambil Ice Cream yang ada di tanganku dan memakannya.
"Kamu baik banget Din, tumben." Ucapnya sambil tertawa. Aku hanya memukul bahunya kembali sehingga dia merasa kesakitan.