Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa dasar realitas ?

3 Februari 2025   18:15 Diperbarui: 3 Februari 2025   18:15 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kita tahu sampai saat ini sains mencarinya lebih ke atau di ranah kuantum. Disanalah para saintis mengamati apa yang mereka persepsikan sebagai "sifat dasar realitas".Dan seperti kita tahu lahir deskripsi deskripsi ttg realitas ala kuantum yang kadang sulit difahami logika dan - karena kadang dipertentangkan dengan realitas nampak.Seperti tak ada penjelasan linear antara dunia mikroskopis dengan level makrokosmos nya.Dunia kuantum menjadi seperti area penuh mysteri dibanding level makrokosmos yang sistemnya lebih mudah dibaca

Apalagi bila lalu dimuarakan ke simpulan filosofis misal pandangan sebagian orang bahwa "dasar realitas adalah prinsip ketakpastian".Sebuah simpulan filosofis yang berbeda baik dengan  filsafat maupun ala agama

...............................

ARTIKEL KE 3

Jadi,beda dengan filsafat serta agama yang melihat dari aspek metafisik,sains mencari dasar realitas bukan ke dunia metafisik tapi masih dunia fisik yang masih dapat diamati tapi levelnya sudah mikroskopis-level partikel elementer.Dan seperti kita tahu lahir deskripsi deskripsi kuantum yang berbeda dengan tetapan tetapan baku fisika klasik bahkan seperti berlawanan dengan logika dunia nampak

Kalau pada level realitas "dunia nampak" atau "materi padat" (fisika klasik) realitas fisik dapat di deskripsikan dengan hukum hukum deterministik dan matematis maka pada akar atau dasarnya, realitas dijelaskan oleh seperangkat penjelasan matematis yang nampak absurd

Matematika kuantum tidak menempatkan hukum kausal sebagai unsur determinan- yang bisa menggambarkan urutan sebab-akibat tanpa henti dan mereduksinya pada prinsip deterministik seperti fisika Newton.Ini tentu berdasar observasi bahwa fisika sebab-akibat deterministik gagal ketika diterapkan di level sub atomik

Maka matematika kuantum memberi peluang probabilitas untuk kemungkinan hasil yang berbeda - utk sesuatu yg tak dpt diramalkan. Maka prinsip ketidakpastian dianggap memiliki peluang untuk ada didalamnya.Bila satu bagan dapat diukur dengan tepat, beberapa ketidakpastian tetap ada untuk bagan yg lain.Inilah bedanya mekanika kuantum dengan mekanisme Newton,ia bisa masuk ke area yg tak terjangkau hukum fisika klasik yang mereduksi realitas pada tetapan tetapan kepastian.

Seperti kata Bohr dalam perdebatan filosofisnya dengan Einstein ; penjelasan deterministik adalah ambigu dalam sistem kuantum.Ini menggambarkan ada perdebatan sengit dikalangan saintis sendiri soal dasar dari realitas bila di tarik ke level filosofis,Dan perdebatan Einstein vs Bohr adalah simbolik nya

Mekanisme kuantum seperti memeriksa ulang realitas yang sudah dirumuskan teori teori besar sebelumnya (Newton,relativitas), Dengan kata lain, perlu penjelasan kuantum bila ingin mengetahui  dasar realitas versi sains terkini

Maka itulah dasar realitas yang digali dalam dunia kuantum sepintas seperti berlawanan dengan logika yang disusun oleh perangkat sebab akibat deterministik seperti konsep yang ada dalam agama wahyu maupun fisika klasik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun