Jadi neurosains itu ketika bicara fungsi neuron selama masih terbukti secara empiris ia masih ranah sains tapi ketika neurosains dijadikan alat-cover oleh  materialist untuk mengekpresikan pandangan materislist nya maka banyak deskripsi yang sudah pseudo-mengklaim sains tapi tidak bisa menjelaskannya full dalam ruang lingkup hukum fisika.
Mereka-materialist memakai cover neurosains sebenarnya bukan untuk memperlihatkan jiwa bisa dibuktikan secara empiris-sesuai visi misi sains (mencari kebenaran empiris) tapi hanya bertujuan ingin mematahkan pandangan klasik bahwa manusia terdiri dari jiwa dan raga,materi-non materi seperti pandangan agama wahyu
Karena cara kerja otak itu akan dikaitkan dengan aktifitas pikiran-kegiatan berpikir dan beragam fenomena psikologis lain.Dan ini berbeda dengan penjelasan sains ketika menjelaskan cara kerja hormon,jantung,darah,alat vital dlsb semua bagian dari materi tubuh manusia
Ketika sains menjelaskan cara kerja hormon,jantung,alat kelamin,darah dlsb maka penjelasannya murni bersifat biologis-berdasar ilmu biologi atau ilmu kedokteran walau pengaruh dari pikiran-hal psikologis pasti ada misal pada detak jantung,kerja hormon,reaksi alat kelamin dlsb tapi intinya tetap penjelasan biologis
Nah ketika ilmu biologi menjelaskan aktifitas hormon,jantung,darah dlsb unsur tubuh tentu itu tidak akan dihubungkan misal dengan pandangan ideologis, filosofis,keyakinan agama seseorang karena itu tltidak saling mempengaruhi. Dengan kata lain apa yang ada serta bergerak dalam alam pikiran manusia itu otonom dari gerak biologis tubuhnya
Beda dengan penjelasan tentang "cara kerja otak" itu akan berkaitan atau dikaitkan dengan kegiatan berpikir serta aktifitas atau fenomena psikologis- ruhaniah lain semisal aktifitas perasaan sampai kepada mimpi,intuisi, imajinasi dlsb
Nah kalau materialist klaim "sains bisa menjelaskan cara kerja otak" untuk sebagian kecilnya mungkin masih dapat kita terima,karena sains pun punya peran dalam menjelaskan sebagian dari diri manusia,Apalagi kini ada disiplin neurosains, biopsikologi serta pendekatan  kuantum dan berkembangnya teknologi AI signifikan dapat membuat fenomena alam pikiran lebih banyak bisa diketahui dan difahami secara sains
Tapi untuk menyebut bahwa manusia atau tepatnya ilmu jiwa manusia bisa full jadi obyek sains karena sains dianggap bisa menjelaskan cara kerja otak itu jadi persoalan,Karena persoalan alam pikiran, persoalan psikologi-keruhanian itu teramat sangat kompleks sehingga mustahil seluruhnya dapat di observasi secara atau memakai metode sains.
Sehingga untuk mengelaborasi apa yang sains tidak bisa itu manusia tetep mesti kembali mencari penjelasan pada ilmu psikologi,filsafat serta agama
Jiwa manusia itu ibarat samudera lautan yang luas dan dalam dan disiplin ilmu dalam sains yang mendalaminya ibarat seorang yang mencari ikan dari permukaan laut-tidak bisa menyelam ke kedalaman karena peralatannya tidak ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H