Definisi system :
Seperangkat element yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.
Menurut Sutabri, sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
Ciri-ciri sistem yaitu terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan. Setiap komponen berkoordinasi untuk menjalankan fungsinya. Jika salah satu komponen hilang maka sebuah sistem tidak akan bisa berjalan.
Itu penjelasan formal-umum yang dapat kita temukan di media tentang system
.............
Pertanyaan pertama : Mengapa kita mesti memahami realitas sebagai system atau dari sudut pandang system,mengapa tidak full dengan indera dan metode empirik (bukankah ini lebih "pasti"-karena dapat dilihat mata ?)
Karena tidak bisa full dengan indera,tidak bisa full menggunakan metode empirik itulah maka kita berupaya menangkap atau memahaminya sebagai system dan subsystem
Fakta bahwa dalam dunia sains sendiri tidak seluruh obyek yang dibicarakan itu dapat dihadirkan secara empirik, sebagiannya tetap gaib,sehingga dalam sains banyak hipotesa hipotesa,gagasan gagasan teoritis disamping yang sudah empirik (terverifikasi secara indera)
Bedanya adalah,kalau menangkap realitas empirik itu full menggunakan indera (+bantuan alat teknologi) sedang kalau menangkap system itu mesti dengan akal pikiran.Karena system adalah suatu yang bukan selalu nampak secara langsung tapi suatu  yang untuk memahami substansinya mesti menyertakan akal pikiran
Jadi fakta empirik adalah suatu yang inderawi (ditangkap secara indera) sedang system adalah suatu yang akali- memerlukan akal untuk menangkap dan memahaminya
Seekor monyet bisa melihat mesin mobil sebagai contoh system buatan manusia tapi karen ia tak memiliki akal maka ia tak memahami mekanisme system yang berjalan pada sebuah mesin.Manusia adalah makhluk yang diberi potensi untuk memahami adanya SYSTEM baik itu di dunia fisika maupun metafisika
Nah yang terjadi pada sains adalah gabungan dari penggunaan indera dan akal dan salah satu contohnya adalah karya teknologi.Penggunaan indera dan akal dalam sains juga melahirkan pemahaman terhadap konsep hukum alam dan hukum fisika disamping melahirkan hipotesa hipotesa,prediksi prediksi maupun gagasan teoritis (ini karena tidak semua obyek sains bisa empirik)
Nah simpulannya,berupaya memahami realitas secara sistemik sebagai system artinya kita akan lebih berupaya memahami realitas dengan akal karena kalau mengandalkan indera+bantuan alat sains hanya sedikit yang dapat kita ketahui dari realitas
Ada sarat penggunaan akal dalam menangkap dan memahami realitas yaitu ; jangan mudah main vonis fiksi, imajinasi,hayalan terhadap suatu yang gaib atau tidak atau belum dapat dialami secara inderawi.Sebaliknya yang harus kita lakukan adalah upaya untuk memahami secara akali apakah ada bagian dari system yang logis ada di dunia yang abstrak atau gaib-tak nampak mata ?
Karena yang namanya system serta bagan system dalam realitas bukan hanya terkait dengan sesuatu yang dapat kita tangkap secara indera tapi juga terkait dengan hal yang bersifat abstrak-gaib
Dengan kata lain yang namanya system dan subsystem dalam realitas adalah suatu yang mengkonstruks keseluruhan, maka ia ada dalam keseluruhan-bukan hanya ada di dunia fisik-materi-dunia empirik.Maka system dibicarakan dalam sains-ilmu fisika maupun metafisika (filsafat dan agama)
Maka memahami realitas dari sudut pandang system berarti upaya untuk menangkap sekaligus mengungkap suatu (yang bersifat systemik) yang mengkonstruks realitas secara keseluruhan.Dan upaya untuk mengungkap keseluruhan bagan dari system tersebut dilakukan manusia dalam sains,filsafat maupun agama
Walaupun dalam filsafat banyak pemikiran spekulatif yang belum tentu semua benar sebagaimana dalam sains belum tentu semua hipotesa benar tapi bukan berarti system itu tidak ada karena bila realitas berjalan tanpa system maka ia akan berjalan full secara acak-chaotik serta tak pasti.Tapi kenyataan tidaklah demikian karena adanya determinisme di alam itu menunjukkan alam tidak dikendali atau berdasar suatu yang kebetulan,acak, chaotik
MANUSIA SEBAGAI GAMBARAN ADANYA SYSTEM MENYELURUH FISIK NON FISIK
Manusia adalah gambaran yang tepat untuk menjelaskan system fisik-non fisik.Manusia memiliki system biologis termasuk hingga system saraf,tapi dibalik itu manusia pun memiliki system jiwa,dalam system jiwa itu terdapat unsur abstrak yang membentuknya seperti nurani,akal,nafsu,dan perilaku atau perbuatan manusia adalah realisasi dari kombinasi semua unsur jiwa nya
Atau secara indera kita dapat melihat beragam perbuatan manusia tapi dengan memahami system yang mengkonstruks jiwa nya maka kita dapat menjelaskan secara psikologis dan ruhaniah apa kiranya latar belakang dari perbuatannya, Apakah misal perbuatannya didasari nurani,akal budi atau berdasar nafsu semata ?
Maka untuk memahami apa yang nampak secara empirik di alam wajar bila manusia dengan akal budinya berupaya untuk memahami secara systemik apa kiranya yang ada dibelakangnya yang terkait secara systemik dengan apa yang nampak
Yang dilakukan sains adalah upaya mengungkap system yang terkait secara mekanis dengan dunia fisika-dunia nampak,Sedang yang dilakukan filsafat serta agama lebih dalam lagi karena berupaya mengungkap grand system keseluruhan yang bukan hanya bersifat mekanis secara fisika.Agama misal mengungkap konstruksi system Ilahiah yang mengkonstruks kehidupan secara keseluruhan termasuk mengkonstruks perikehidupan manusia mulai dunia hingga akhirat
Dengan kata lain,mengapa kita mesti "bermata dua" (awas atau melihat secara berimbang ke dunia fisik dan non fisik,fisika-metafisika) itu agar kita bisa memahami system serta subsystem serta semua bagannya dimana satu kakinya ada di dunia fisik dan satu kaki ada di dunia non fisik.Dengan kata lain, upaya untuk memahami grandsystem yang mengkonstruks keseluruhan realitas perlu "bermata dua"
Tapi kalau seseorang "bermata satu" (hanya fokus melihat ke dunia empirik) maka yang dapat diketahuinya hanya terkait mekanisme yang bersifat atau berjalan di dunia fisik-materi yang pelaku utamanya adalah materi
Di alam yang namanya system (materi) itu terbentang mulai dari dunia makrokosmos hingga dunia mikroskopis level subatomik,nah tantangan fisika dan metafisika berbeda,yang satu mengungkap subsystem fisik-material dan yang satu subsystem non fisik-non material dan itu analoginya,seperti mengungkap aspek jiwa-raga, jasmani-ruhani manusia untuk memahami manusia secara keseluruhan sebagai system jiwa raga
.................
Sesuatu yang berjalan mengikuti system kita sebut "systemik".Dan sesuatu yang sifatnya systemik kita sebut "deterministik", lawanan dari sifat deterministik adalah sesuatu yang tidak bisa kita ketahui mekanisme systematisnya,atau tidak bisa kita prediksi atau pastikan
Dan fakta lain tentang system yang dapat kita temukan di dunia nyata dan eksperiment sains adalah bahwasanya ia tidak bisa berasal dari "kebetulan" (tanpa peran pembuat),suatu yang acak, ketakpastian
Sebuah mesin dan seluruh yang bernama teknologi adalah contoh system dan tak pernah ada satu pun yang bisa berasal dari kebetulan melainkan selalu ada faktor pembuat dibaliknya.Dan sang pembuat tidak pernah membuat benda teknologi dari pikiran yang acak,tak pasti,untung untungan.Seluruh karya teknologi sebagai system mesti suatu yang didesain atau ditata secara pasti dengan pikiran terstruktur tentunya
Fakta lain adalah,seluruh benda bersystem buatan manusia itu mesti suatu yang dibuat karena memiliki maksud tujuan.Dengan kata lain,rahasia maksud tujuan dari sesuatu yang bersystem ada pada sang pembuatnya.Ini berlaku mulai dari benda bersystem sederhana seperti kursi sampai teknologi rumit seperti komputer
Maka system dan teknologi sebagai contohnya adalah suatu yang tidak identik dengan prinsip kebetulan,acak, probabilistik,chaotik,tak pasti dan tanpa tujuan (tak bermakna)
...............
SYSTEM SEBAGAI "GAMBAR PUZZLE"
Jadi melalui pemahaman systemik kita  dapat memadukan secara sistematik seluruh pengetahuan serta pengalaman acak yang kita temukan dan alami dalam kehidupan.Tapi untuk sampai kesana orang mesti faham terlebih adanya system yang mengkonstruks realitas
Karena musti difahami bahwa dalam kehidupan kita mengalami segala suatu baik fisik maupun metafisik dan menyimpannya sebagai pengetahuan itu bersifat acak.Dalam pengalaman hidup kita seperti menemukan potongan potonan puzzle yang acak dan terserak. Pengetahuan yang kita temukan dalam kehidupan tentu saja bersifat kompleks,ada yang bersifat materi dan non materi,fisik-non fisik,bersifat nampak atau abstrak-gaib-mistis, tapi semua akan mengerucut pada kumpulan memori pengetahuan yang bersifat acak
Nah fungsi dari pengetahuan akan system realitas adalah bahwa melalui itu manusia bisa merangkai seluruh pengetahuan acaknya menjadi suatu pemahaman systemik-terstruktur.
Ibarat mainan puzzle yang gambar utuhnya bisa kita ketahui dengan cara merangkai potongan potongan puzzlenya.Dengan potongan potongan puzzle pengetahuan yang acak itu akal budi manusia merangkai gambaran adanya gambar puzzle utuh yang kita sebut sebagai "system".Atau pemahaman akan adanya system yang kita fahami ada dalam realitas  itu terbentuk dari pengetahuan kita yang bersifat acak
Contoh ; Dalam pengalaman hidup kita pernah melakukan banyak hal buruk,salah dan dalam pengalaman hidup pula kita pernah mengalami berbagai penderitaan.Nah dengan pengetahuan akan system realitas kita lalu faham bahwa dalam kehidupan ada yang disebut hukum sebab-akibat
Nah pengetahuan akan hukum sebab akibat,pengetahuan akan logika benar,-salah, baik-buruk adalah gambaran dari adanya system yang mengkonstruks realitas yang mana satu berdimensi fisik dan satu berdimensi metafisik
..........
Jadi kalau orang mau mrmakai akal untuk mengolah pengetahuan acak nya maka segala suatu fenomena dapat direduksi pada pemahaman systemik-pemahaman berdasar system
Sebaliknya kalau mengandalkan inderawi atau metode empirik yang bisa kita peroleh lebih banyak hanya berupa pengetahuan pengetahuan yang acak-tanpa tersystem-tanpa terstruktur secara metafisik
Karena system adalah suatu yang sifatnya memadukan,ia memadukan input pengetahuan inderawi maupun akali kita bahkan pengalaman spiritual kita asal pemahaman kita terhadap makna "system" bersifat luas-tidak sebatas empirik
SYSTEM SEBAGAI "GAMBAR PUZZLE"
Jadi melalui pemahaman systemik kita  dapat memadukan secara sistematik seluruh pengetahuan serta pengalaman acak yang kita temukan dan alami dalam kehidupan.Tapi untuk sampai kesana orang mesti faham terlebih adanya system yang mengkonstruks realitas
Karena musti difahami bahwa dalam kehidupan kita mengalami segala suatu baik fisik maupun metafisik dan menyimpannya sebagai pengetahuan itu bersifat acak.Dalam pengalaman hidup kita seperti menemukan potongan potonan puzzle yang acak dan terserak. Pengetahuan yang kita temukan dalam kehidupan tentu saja bersifat kompleks,ada yang bersifat materi dan non materi,fisik-non fisik,bersifat nampak atau abstrak-gaib-mistis, tapi semua akan mengerucut pada kumpulan memori pengetahuan yang bersifat acak
Nah fungsi dari pengetahuan akan system realitas adalah bahwa melalui itu manusia bisa merangkai seluruh pengetahuan acaknya menjadi suatu pemahaman systemik-terstruktur.
Ibarat mainan puzzle yang gambar utuhnya bisa kita ketahui dengan cara merangkai potongan potongan puzzlenya.Dengan potongan potongan puzzle pengetahuan yang acak itu akal budi manusia merangkai gambaran adanya gambar puzzle utuh yang kita sebut sebagai "system".Atau pemahaman akan adanya system yang kita fahami ada dalam realitas  itu terbentuk dari pengetahuan kita yang bersifat acak
Contoh ; Dalam pengalaman hidup kita pernah melakukan banyak hal buruk,salah dan dalam pengalaman hidup pula kita pernah mengalami berbagai penderitaan.Nah dengan pengetahuan akan system realitas kita lalu faham bahwa dalam kehidupan ada yang disebut hukum sebab-akibat
Nah pengetahuan akan hukum sebab akibat,pengetahuan akan logika benar,-salah, baik-buruk adalah gambaran dari adanya system yang mengkonstruks realitas yang mana satu berdimensi fisik dan satu berdimensi metafisik
..........
Jadi kalau orang mau mrmakai akal untuk mengolah pengetahuan acak nya maka segala suatu fenomena dapat direduksi pada pemahaman systemik-pemahaman berdasar system
Sebaliknya kalau mengandalkan inderawi atau metode empirik yang bisa kita peroleh lebih banyak hanya berupa pengetahuan pengetahuan yang acak-tanpa tersystem-tanpa terstruktur secara metafisik
Karena system adalah suatu yang sifatnya memadukan,ia memadukan input pengetahuan inderawi maupun akali kita bahkan pengalaman spiritual kita asal pemahaman kita terhadap makna "system" bersifat luas-tidak sebatas empirik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H