Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sam Harris dan Perilaku Atheis Menilai Agama melalui Perilaku Penganutnya

28 Februari 2019   08:44 Diperbarui: 28 Februari 2019   14:36 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: study breaks magazine

Kalau mereka memang betul-betul berpandangan-berfikir serta bersikap objectif-ilmiah maka hal yang terlebih dahulu harus dilakukan oleh kaum atheis terhadap agama sebelum mereka membuat penilaian terhadap agama tentunya, seharus nya adalah; mempelajari terlebih dahulu kitab suci suatu agama secara seksama dan lalu mengkritisi umat beragama yang mengklaim penganut agama tersebut apabila mereka tidak melakukan sesuai dengan apa yang ada dalam kitab suci yang mereka pegangi !

Karena jangan salah bahwa diantara umat beragama itu sendiri tidak semua dari mereka mau patuh terhadap ajaran agama yang tertera dalam kitab suci agama tersebut, sebagian menyalahi ajaran kitab suci nya demi mengikuti apa yang menjadi keinginan hawa nafsunya atau mengikuti apa yang menjadi pendapat atau pemikirannya sendiri.dan mereka sendiri tahu bahwa itu bukan perintah agamanya 

Tetapi celakanya yang sering dinilai oleh kaum atheis dari agama justru adalah dari melihat langsung perilaku perilaku lahiriah dari para penganutnya. bila ada orang beragama yang melakukan pengeboman pengeboman misal maka secara langsung mereka mengatakan; 'itulah agama yang menjadi sumber kejahatan-sumber pertikaian-sumber permusuhan dlsb.' Padahal kitab suci nya itu sendiri tidak memerintahkan demikian

Seharusnya yang dilakukan seorang atheis misal terhadap aksi aksi terorisme adalah mengingatkan para pelaku bahwa hal itu berlawanan dengan apa yang tercantum dalam kitab suci yang mereka pegangi! 

Tapi karena jalan fikiran atau pandangan mereka terhadap agama tidak didahului oleh pendalaman terlebih dahulu terhadap kitab suci yang menjadi pedoman umat beragama tersebut maka biasanya mereka secara langsung menilai agama hanya dari perilaku perilaku lahiriah orang orang yang mengklaim penganut agama tersebut

Ya kalau yang diperlihatkan adalah perilaku yang baik,bagaimana kalau orang yang mengklaim penganut agama tertentu itu membunuh,mencuri,berzinah, atau melakukan berbagai bentuk kejahatan atau keburukan lain maka apakah seorang atheis masih juga akan melihat serta menilai agama pelaku kejahatan dan keburukan tersebut secara negatif atau ia mau bersikap obyektif dengan memilah mana ajaran agama dan mana perilaku manusia penganut agama yang bisa salah ?

Sebab jangan salah bahwa dalam diri manusia itu apapun agama nya termasuk dalam diri seorang atheis sekalipun itu ada yang disebut HAWA NAFSU dan hawa nafsu itulah yang bisa membuat bahkan seorang penganut agama mengingkari atau menyalahi ajaran agama yang ada dalam kitab suci nya.jadi kalau kita mau bersikap obyektif-ilmiah atau rasional maka seharusnya bisa memilah terlebih dahulu mana yang berasal dari kitab suci dan mana yang berasal dari hawa nafsu atau kesalahan manusiawi

Sebab sungguh sangat naif dan sama sekali tidak obyektif serta tidak rasional kalau menganggap semua eksprsessi-jalan fikiran-pandangan-perilaku-sikap-akhlak-filosofi dari seseorang yang mengklaim penganut agama tertentu itu sebagai pasti merupakan cerminan dari ajaran agama yang dianut orang tersebut. sebab bisa saja ia menyalahi ajaran kitab suci nya atau tidak patuh terhadap ajaran agamanya

Sebab untuk bisa menilai apakah pandangan-perilaku atau bahkan hingga moralitas seseorang itu sesuai dengan ajaran agama nya atau tidak maka adalah MUTLAK harus mempelajari terlebih dahulu kitab suci dari agama yang di klaim orang tersebut dan lalu membandingkannya dengan semua yang menjadi atribut yang melekat pada seorang penganut agama tersebut mulai dari perilaku lahiriahnya hingga pandangan dan pemikiran pemikirannya

Artinya kita harus terbiasa MEMILAH mana unsur asli atau substansi agama dan mana unsur manusiawi penganut agama tersebut yang bisa salah atau bisa menyalahi ajaran agamanya. karena sikap memparalelkan secara langsung semua perilaku-pandangan-pemikiran seorang penganut agama tertentu dengan ajaran agama nya adalah sebuah sikap yang sama sekali tidak rasional-tidak obyektif juga sangat jauh dari bersikap ilmiah

...............

Itulah yang tidak saya fahami dari orang orang atheis ternama yang dipandang orang atau mungkin mengklaim diri sebagai ilmuwan-kaum rasionalist-intelektual-pemikir-failosof dlsb.semisal Karl marx,Nietszhe, Sartre, Richard dawkins hingga Sam harris.dengan entengnya mereka menilai agama secara begitu saja dari perilaku perilaku manusia penganut nya yang sebenarnya kalau mau obyektif belum tentu bersesuaian dengan ajaran agama yang mereka anut

Sam harris misal mengkritisi borok borok atau cacat cacat sosial tertentu di negara negara timur tengah yang mayoritas penganutnya adalah muslim lalu memparalelkannya sebagai gambaran ajaran agama! 

Mungkin sebelumnya ia menilai karakter sikap keras serta sifat radikal yang mengakar di jiwa orang orang timur tengah itu merupakan karakter dari agama padahal sikap demikian adalah 'gen alami' atau bawaan alami karakter orang orang timur tengah bahkan jauh sebelum agama islam di proklamirkan

Coba kaji masyarakat Arab jahilliyyah sebelum ajaran islam datang mereka saat itu dalam keadaan memiliki karakter yang bahkan dapat dinilai brutal seperti kebiasaan mengubur anak perempuan hidup hidup,atau kesukaan berperang-saling bunuh karena sentimen kesukuan. belum lagi budaya budaya negatif seperti budaya perbudakan atau budaya mabuk mabukan dan perjudian. 

Setelah ajaran islam lahir kita bisa melihat masyarakat Arab saudi yang secara umum jauh lebih baik dan dapat bersatu walau perilaku perilaku yang menyimpang dari ajaran islam pasti masih selalu akan terjadi selama manusia masih memiliki hawa nafsu.tetapi secara obyektif-ilmiah kita harus bisa memilah mana ajaran islam di satu sisi dan mana serta bagaimana realitas sejarah-karakter hingga perilaku individu individu bangsa Arab di sisi lain

Salah besar kalau misal menilai ajaran islam dari perilaku bangsa Arab secara KESELURUHAN tanpa bisa memilah mana yang berasal dari ajaran islam dan mana yang berasal dari hawa nafsu individu per individu bangsa Arab

Salah besar kalau mengaitkan misal pengekangan yang berlebihan terhadap wanita,pemakaian cadar, poligami dengan semuanya wanita wanita cantik dan segar atau perkosaan terhadap pembantu pembantu rumah tangga sebagai cerminan dari ajaran islam sebab bagaimana kalau itu cerminan dari kesalahan pandangan atau kesalahan konsep manusiawi atau kesalahan yang diakibatkan oleh adanya unsur hawa nafsu dalam diri manusia ?

Itulah secara umum kaum atheis bahkan yang di klaim intelektual sering menyalahkan adanya peperangan, pembunuhan,perpecahan,ketidak adanya perdamaian didunia selalu langsung pada agama tanpa mau introspeksi adanya sikap-karakter negatif dalam diri manusia sebagai pemicu utamanya

Coba fikir baik baik secara obyektif kalau memang benar sudah mencapai level intelek,perang dunia besar yang disebut perang dunia I dan II apakah dilatar belakangi oleh agama ? Bukankah perang dunia II dilatar belakangi oleh ambisi nafsu seorang Hitler dalam upaya menguasai dunia? 

Bukankah perang perang besar di timur tengah itu lebih banyak di picu oleh kepentingan serta permainan politik negara negara besar? Atau apakah peperangan peperangan besar di era zaman romawi-Yunani yang tercatat dalam buku buku sejarah dunia dipicu oleh masalah keagamaan ? Apakah  Alexander the great atau Dzhingis khan berperang atas nama agama ? Apakah kebrutalan di Bosnia herzegovina dipicu oleh kaum beragama dengan mengatas namakan agama ? Atas semua itu kita harus menunjuk hidung hawa nafsu manusiawi yang ambisi atas kekuasaan dan kesenangan berbuat zalim pada sesama

Lalu mengapa kaum atheis menunjuk hidung seolah hanya pada agama sebagai penyebab utama permusuhan,peperangan dan ketidak adanya perdamaian dimuka bumi ? Mengapa tidak bercermin pada sifat sifat negatif yang ada dalam diri manusia ? Ini suatu hal aneh kalau bagi orang sekelas ilmuwan misal,mengapa masih berpandangan seperti itu, mana kualitas intelektualnya? 

Agama tidak menyuruh memusuhi-memerangi atau membunuh kecuali memusuhi serta memerangi kelaliman dan kemunkaran,sebab bila tidak di perangi maka itu akan makin tersebar secara massiv dan disamping merusak struktur-mekanisme kehidupan yang sehat juga merusak jiwa manusia.silahkan buka dan kaji sendiri kitab suci ! 

Perihal Karl marx misal yang menyebut agama sebagai 'candu',saya tidak yakin itu hasil dari bertahun tahun membuat kajian secara mendalam serta obyektif terhadap kitab suci, jangan jangan itu karena melihat fenomena adanya kaum miskin yang disuruh bersabar-tidak memberontak terhadap kekuasaan dengan jalan di iming imingi janji sorga oleh para pendeta nya sebagaimana sering dikatakannya

Padahal secara substansi,konsep sorga-neraka itu adalah bagian dari grand konsep Tuhan yang dibuat menyikapi adanya benar-salah,kebaikan-kejahatan yang ada dalam kehidupan manusia.karena bila tidak ada pengadilan Tuhan dan sorga-neraka sebagai ujungnya maka kehidupan secara keseluruhan akan menjadi tidak adil karena para pelaku kejahatan banyak yang lolos dari pengadilan dunia semisal Hitler atau Fir'aun.

Jadi konsep sorga-neraka sama sekali bukan untuk menina bobokan masyarakat miskin agar mereka diam-pasrah-patuh-tidak memberontak sebagaimana persepsi Karl marx.sebuah persepsi yang salah yang langsung di sematkan terhadap agama tanpa kajian mendalam terhadap kitab suci. karena kitab suci bahkan mengkreasikan manusia agar terlepas dari kemiskinan-mau ber ikhtiar-mau berjuang dalam kehidupan untuk merubah nasib, memotivasi manusia untuk hidup lebih baik di dunia maupun akhirat, menjauhkan diri dari keputus asa an karena kehidupan itu akan di abadikan kelak di akhirat.silahkan buka dan baca ! 

lalu dari sisi mana Karl marx menstigma agama sebagai 'candu' ?.. kalau betul ada orang yang karena janji sorga menjadi malas,tidak mau keluar dari kemiskinan maka itu bukan sisi agama tetapi SISI MANUSIAWI ! atau kesalahan persepsi-filosofi manusiawi

Apakah Karl marx tidak bisa membedakan antara substansi ajaran agama dengan sisi sisi manusiawi yang bisa menyalahi ajaran agamanya ? 

Kalau kitab suci tidak dipelajari secara seksama maka hal itu-ketidak bisaan memilah antara substansi dengan realitas di permukaan antara ajaran Tuhan dengan karakter manusiawi selalu bisa terjadi pada siapapun bukan hanya menimpa Karl marx-Sam harris-Richard dawkins dan atheis lain tetapi juga kita kita yang masih mengklaim beragama

Maka bila di dunia ini ada peristiwa teror-peperangan-kekisruhan politik dlsb. yang didalam nya ada dikaitkan dengan agama atau bernuansa agama maka selalu saja ada orang orang yang tidak mau berfikiran obyektif-yang menilai lebih dengan menggunakan perasaan emosi ketimbang nalar sehat yang secara langsung menuduh agama sebagai sumber-biang keladi nya.lalu dikemanakan unsur hawa nafsu manusiawi si pembuat kejahatan kejahatan itu ? 

Aneh kalau unsur hawa nafsu sebagai biang keladi kejahatan tenggelam oleh opini opini yang justru malah menyudutkan agama.dan perilaku tersebut bukan hanya diperlihatkan oleh kaum atheis tetapi uniknya juga diperlihatkan oleh orang orang yang mengklaim 'beragama'

Itulah tidak aneh,tidak mengherankan kalau perilaku menilai agama dari kulit luar dengan hanya melihat serta menilai dari perilaku lahiriah penganut nya itu dilakukan atau diperlihatkan oleh orang orang awam yang tidak pernah mengenyam bangku sekolahan tetapi SANGAT ANEH bahkan apabila itu di perlihatkan oleh orang orang yang di klaim ilmuwan-intelek-failosof sekelas Karl marx-Sam harris-Richard dawkins dlsb.

Artinya sebagaimana kaum theis tidak boleh antipati untuk membaca buku buku karangan atheis-mempelajarinya secara seksama untuk mencari benar-salah nya demikian pula kaum atheis seharusnya membaca kitab suci secara seksama terlebih dahulu-memisahkannya secara obyektif dengan unsur unsur manusiawi yang bisa menyalahinya sebelum membuat penilaian yang bersifat menyeluruh dan mendasar terhadap agama.jangan menilai secara sekilas dari pemandangan yang sekilas sebab disamping itu tidak obyektif juga tidak ilmiah tentunya-berlawanan dengan prinsip serta metode keilmuan yang manapun

Ingat, di masa silam banyak terjadi vonis terhadap agama akibat kesalahan yang dilakukan para pendeta semisal kasus pengadilan terhadap Galileo, padahal kitab suci tak pernah menyebut bumi sebagai pusat alam semesta secara geometris tapi orang orang berpikiran dangkal menyebut peristiwa itu sebagai moment benturan agama vs ilmu pengetahuan seolah kitab suci yang salah padahal yang salah adalah para penafsirnya.  dan aneh nya persepsi itu masih terpelihara hingga saat ini seolah tanpa mau membuat kajian mendalam terhadap kitab suci

Saat ini seharusnya kita lebih baik dalam berfikir,lebih ilmiah,lebih berakal sehat kalau kata Rocky gerung.maukah mewarisi persepsi persepsi negatif terhadap agama warisan orang orang zaman dahulu yang belum memahami agama secara konstruktif? 

Yang hanya melihat serta menilai agama lebih dari permukaan kulit luar dengan cara memparalelkan nya secara langsung dengan perilaku orang yang diklaim pengikut nya ?

Saat ini seharusnya bukan waktunya lagi menilai dengan perasaan-unsur emotif, apalagi didahului prasangka prasangka negatif yang menutup serta membutakan nalar serta nurani

Artinya, kalau kita memang ingin melihat serta memperlakukan semua obyek keilmuan secara ilmiah sesuai prinsip keilmuan maka demikian pula dalam membuat kajian serta membuat penilaian terhadap agama,seharusnya kita bisa memisahkan terlebih dahulu antara unsur substansi agama di satu sisi dan unsur unsur manusiawi yang bisa menaati atau menyalahinya di sisi lain.berfikir tentang hal-masalah ini tanpa terstruktur-tanpa memiliki pola keilmuan yang benar apalagi bila didahului unsur emotif yang negatif akan melahirkan penilaian penilaian yang sejatinya jauh dari bersifat ilmiah

Karena agama diturunkan terhadap makhluk yang bernama manusia itu karena dalam diri mereka disamping ada nurani-akal juga terdapat hawa nafsu yang berpotensi melakukan kejahatan serta keburukan bahkan ketika manusia itu sudah mengklaim beragama hawa nafsunya itu tidak menjadi hilang sehingga potensi untuk berbuat kesalahan yang  menyalahi agamanya selalu mungkin untuk terjadi

Sehingga menilai agama dengan jalan memparalelkannya secara langsung dengan perilaku orang orang yang di klaim pengikutnya adalah suatu sikap yang sama sekali tidak objektif atau tidak ilmiah
.........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun