Agama tidak menyuruh memusuhi-memerangi atau membunuh kecuali memusuhi serta memerangi kelaliman dan kemunkaran,sebab bila tidak di perangi maka itu akan makin tersebar secara massiv dan disamping merusak struktur-mekanisme kehidupan yang sehat juga merusak jiwa manusia.silahkan buka dan kaji sendiri kitab suci !Â
Perihal Karl marx misal yang menyebut agama sebagai 'candu',saya tidak yakin itu hasil dari bertahun tahun membuat kajian secara mendalam serta obyektif terhadap kitab suci, jangan jangan itu karena melihat fenomena adanya kaum miskin yang disuruh bersabar-tidak memberontak terhadap kekuasaan dengan jalan di iming imingi janji sorga oleh para pendeta nya sebagaimana sering dikatakannya
Padahal secara substansi,konsep sorga-neraka itu adalah bagian dari grand konsep Tuhan yang dibuat menyikapi adanya benar-salah,kebaikan-kejahatan yang ada dalam kehidupan manusia.karena bila tidak ada pengadilan Tuhan dan sorga-neraka sebagai ujungnya maka kehidupan secara keseluruhan akan menjadi tidak adil karena para pelaku kejahatan banyak yang lolos dari pengadilan dunia semisal Hitler atau Fir'aun.
Jadi konsep sorga-neraka sama sekali bukan untuk menina bobokan masyarakat miskin agar mereka diam-pasrah-patuh-tidak memberontak sebagaimana persepsi Karl marx.sebuah persepsi yang salah yang langsung di sematkan terhadap agama tanpa kajian mendalam terhadap kitab suci. karena kitab suci bahkan mengkreasikan manusia agar terlepas dari kemiskinan-mau ber ikhtiar-mau berjuang dalam kehidupan untuk merubah nasib, memotivasi manusia untuk hidup lebih baik di dunia maupun akhirat, menjauhkan diri dari keputus asa an karena kehidupan itu akan di abadikan kelak di akhirat.silahkan buka dan baca !Â
lalu dari sisi mana Karl marx menstigma agama sebagai 'candu' ?.. kalau betul ada orang yang karena janji sorga menjadi malas,tidak mau keluar dari kemiskinan maka itu bukan sisi agama tetapi SISI MANUSIAWI ! atau kesalahan persepsi-filosofi manusiawi
Apakah Karl marx tidak bisa membedakan antara substansi ajaran agama dengan sisi sisi manusiawi yang bisa menyalahi ajaran agamanya ?Â
Kalau kitab suci tidak dipelajari secara seksama maka hal itu-ketidak bisaan memilah antara substansi dengan realitas di permukaan antara ajaran Tuhan dengan karakter manusiawi selalu bisa terjadi pada siapapun bukan hanya menimpa Karl marx-Sam harris-Richard dawkins dan atheis lain tetapi juga kita kita yang masih mengklaim beragama
Maka bila di dunia ini ada peristiwa teror-peperangan-kekisruhan politik dlsb. yang didalam nya ada dikaitkan dengan agama atau bernuansa agama maka selalu saja ada orang orang yang tidak mau berfikiran obyektif-yang menilai lebih dengan menggunakan perasaan emosi ketimbang nalar sehat yang secara langsung menuduh agama sebagai sumber-biang keladi nya.lalu dikemanakan unsur hawa nafsu manusiawi si pembuat kejahatan kejahatan itu ?Â
Aneh kalau unsur hawa nafsu sebagai biang keladi kejahatan tenggelam oleh opini opini yang justru malah menyudutkan agama.dan perilaku tersebut bukan hanya diperlihatkan oleh kaum atheis tetapi uniknya juga diperlihatkan oleh orang orang yang mengklaim 'beragama'
Itulah tidak aneh,tidak mengherankan kalau perilaku menilai agama dari kulit luar dengan hanya melihat serta menilai dari perilaku lahiriah penganut nya itu dilakukan atau diperlihatkan oleh orang orang awam yang tidak pernah mengenyam bangku sekolahan tetapi SANGAT ANEH bahkan apabila itu di perlihatkan oleh orang orang yang di klaim ilmuwan-intelek-failosof sekelas Karl marx-Sam harris-Richard dawkins dlsb.
Artinya sebagaimana kaum theis tidak boleh antipati untuk membaca buku buku karangan atheis-mempelajarinya secara seksama untuk mencari benar-salah nya demikian pula kaum atheis seharusnya membaca kitab suci secara seksama terlebih dahulu-memisahkannya secara obyektif dengan unsur unsur manusiawi yang bisa menyalahinya sebelum membuat penilaian yang bersifat menyeluruh dan mendasar terhadap agama.jangan menilai secara sekilas dari pemandangan yang sekilas sebab disamping itu tidak obyektif juga tidak ilmiah tentunya-berlawanan dengan prinsip serta metode keilmuan yang manapun