Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ruang Kesendirian yang Membunuh

19 Agustus 2018   08:41 Diperbarui: 19 Agustus 2018   17:43 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ruang debat maka nafsu kemenangan lebih mendominasi karena hawa nafsu yang lebih mengendali, tetapi dalam ruang kesendirian yang bebas dari provokator yang memanasi semua bisa luluh dan hati nurani dapat lebih dominan sehingga yang lebih menguasai adalah keinginan mencari kebenaran-bukan kemenangan. Sebab itu orang yang cenderung karakternya selalu ingin menang ditengarai sebagai belum teruji di ruang kesendirian

Ruang kesendirian memang memiliki kualitas tersendiri, baik secara keilmuan maupun secara kualitas spiritual. 

Secara keilmuan, bila di ruang keramaian yang kita lihat lebih banyak adalah fakta fakta serta logika- logika yang berasal dari opini opini manusiawi. Contoh,fakta politik dengan seabreg opininya yang riuh rendah,  maka dalam ruang kesendirian kita bisa membingkai semua itu melalui pemaknaan

Di ruang kesendirian kita dapat berkenalan secara lebih dalam dengan dunia makna makna bahkan mendalami hakikat segala suatu. Ini yang ditengarai dilakukan para nabi sehingga mereka secara kualitas keilmuan dapat melebihi manusia lainnya.

Dan secara kualitas spiritual sudah bukan rahasia lagi apabila orang orang yang mengalami pencerahan selalu sebelumnya mereka adalah orang orang yang pernah masuk ke ruang kesendirian terlebih dahulu. dengan kata lain,orang yang membenci atau takut dengan kesendirian sebenarnya sulit berkembang secara spiritual.

Tetapi itulah, masalahnya adalah kalau memakai bahasa agama yang "hitam-putih" ; di ruang kesendirian itu  bukan hanya ada malaikat yang menemani tetapi juga para iblis yang memberi bisikan dan mungkin orang orang dapat meraba siapa yang keluar dari ruang kesendirian yang telah diterangi fikirannya oleh malaikat atau yang ditengarai telah di bisiki oleh iblis. 

Dengan kata lain,dari ruang kesendirian itu orang terbelah menjadi dua antara yang berjalan ke kiri mengikuti arahan iblis dan yang ke kanan mengikuti arahan malaikat. walau pelukisan yang kontras-hitam putih seperti ini tentu tidak akan ditemukan dalam wilayah filsafat

Karena jangan salah dari ruang kesendirian itu lahir orang orang dengan fikiran yang oleh sebagian di nilai aneh dan menyimpang atau sufi yang dianggap tersesat, contoh Nietzhe dengan fikiran fikiran "gilanya" atau Syech siti djenar dengan filosofi manunggaling kawula gusti atau Alhallaj yang merasa dirinya sudah bukan lagi entitas manusia yang substansinya terpisah dengan Tuhan

Dengan kata lain, kalau memakai bahasa agama agar nampak "hitam-putihnya" maka ruang kesendirian itu ada yang membunuh dan ada yang menghidupkan, ada yang memberi pencerahan tetapi ada yang malah membuat gelap gulita.

Contoh,orang waras yang lalu masuk ke ruang kesendirian dan setelah itu malah berubah menjadi orang sakit dan lama kelamaan menjadi gila ditengarai kelewat banyak bermain dengan ilusi ilusi yang diberikan iblis yang memang sering memanfaatkan kesendirian untuk menjebak manusia masuk ke dunia khayal.

Tetapi banyak orang yang akal fikiran atau spiritualnya menjadi terang benderang dapat melihat benar-salah secara lebih jelas serta menemukan intuisi intuisi yang menerangi jiwa nya sehingga dapat melihat mana kebenaran dan mana kebatilan setelah mereka masuk ke dalam ruang kesendirian. di sana mereka ditengarai dibimbing oleh cahaya malaikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun