Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ruang Kesendirian yang Membunuh

19 Agustus 2018   08:41 Diperbarui: 19 Agustus 2018   17:43 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, jangan sembarangan masuk ke ruang kesendirian apabila tidak dengan niat serta motivasi yang benar karena di sana yang menunggu bukan hanya malaikat tetapi juga musuh para malaikat.

Itu sebab kesendirian tak melulu berakibat pencerahan tetapi malah bisa sebaliknya; kegelapan. Kalau memakai persfektif agama disebut kegelapan apabila berefek menenggelamkan akal fikiran sehingga tidak dapat mengenal benar-salah secara jelas atau memutus ruhani sehingga terputus dengan Tuhannya.

Dan disebut memberi pencerahan apabila ber efek membuat manusia menjadi tajam dalam mengenal mana benar-mana salah serta secara ruhaniah menjadi memiliki hubungan erat dengan sang penciptanya. walau sekali lagi; persefektif hitam-putih seperti ini tentu tidak dikenal dalam dunia filsafat karena sebagai contoh,dunia filsafat tidak pernah mendeskripsikan fikiran fikiran Nietszhe sebagai "menyesatkan" 

Tetapi itulah ciri khas-karakter dasar dari agama Ilahiah yang tidak ditemukan dalam filsafat adalah dualisme hitam-putih yang kontras sehingga dengan menggunakan persfektif agama kita-termasuk yang awam seperti lebih mudah menilai-menghukum bahkan hingga memberi vonis walau untuk itu semua tentu harus dengan disertai argumentasi yang memadai secara keilmuan, dan itu yang membedakan misal antara vonis atau penilaian orang awam dengan orang ber ilmu
..............

Ada apa di  ruang kesendirian Nietzsche

Penjelasan diatas mungkin bisa dibuat menjadi semacam 'kata pengantar' atau bahan renungan sebelum masuk menjelaskan peristiwa tragis yang menimpa seorang failosof kenamaan yang hingga kini masih banyak pemujanya yaitu Frederick Nietzsche.

Disebut tragis karena ia yang semula nampak sebagai seorang cerdas bahkan briliant dan karenanya begitu dimuliakan-pernah memangku jabatan terhormat harus mengakhiri sejarah kehidupannya dengan menjadi gila,walau masih menjadi pertanyaan, "apakah gila nya beliau ini oleh karena disebabkan patah hati akibat putus cinta atau lebih merupakan muara dari pikiran pikiran mendalam nya yang dinilai sebagian sebagai "gila-kontroversial bahkan mungkin unik". Walau bila di analisis agak janggal bagi seorang Nietzsche yang brilliant kalau sampai gila hanya karena urusan wanita. Asumsinya,musti ada penyebab lain yang lebih relevan.

Yang jelas sesuai topik ini, Nietszhe adalah contoh orang yang menyukai kesendirian, mustahil fikiran fikiran 'unik'nya ia dapat dari ruang perdebatan yang riuh rendah. hanya sekali lagi, kalau memakai persfektif agama, siapa yang lebih banyak menemani beliau di ruang kesendirian nya itu menjadi sebuah pertanyaan tersendiri.

Secara filsafati Nietszhe adalah manusia yang menolak difahami dengan gampang dan sebab karena ia sangat menyukai kedalaman bahkan memproklamirkan diri ingin mengelupas dari verbalitas yang biasa menjadi bahasa serta fikiran manusia pada umumnya-berupaya menemukan 'hakekat' istilah ontologis nya, seperti seorang yang ingin melarikan diri dari penjara maka demikian Nietzsche ingin keluar dari keterbatasan kata kata untuk masuk ke wilayah tanpa kata yang penuh mistery itu

Tetapi itulah apabila verbalitas-semua yang terbiasa diucapkan manusia kita kelupas untuk menemukan rahasia hakikat di baliknya maka yang akan kita temukan pertamakali biasanya adalah ruang kosong penuh mistery bahkan bisa nampak gelap gulita,karena di sana semua kata kata seolah sudah tak ada lagi apalagi misal hukum logika atau apalagi epistemologi atau metodologi yang biasa digumuli manusia di dunia verbal-formal.

Apa yang menjadi pegangan manusia ketika ia masuk ke wilayah hakikat? wajar kalau lalu sebagian manusia mencoba mencari cari Tuhan untuk memperoleh jawabannya karena sudah tak ada apa apalagi disana sebagaimana yang manusia temukan di dunia material-verbal dan formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun