Mohon tunggu...
uhan subhan
uhan subhan Mohon Tunggu... Guru - penikmat buku dan traveling

penikmat buku dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Profesi Guru, Generasi Milenial, dan Wajah Pendidikan Kita

20 Januari 2020   17:42 Diperbarui: 21 Januari 2020   21:42 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga dengan model busana, cukuran rambut, tempat kongkow, media atau model permainan, bahkan pilihan cita-cita profesi.

Untuk mengikis persepsi negatif yang ketiga tersebut, para guru tidak boleh lagi mengelak dengan berbagai alasan, karena perubahan-perubahan yang terjadi di era kekinian tersebut akibat pesatnya perkembangan teknologi yang lahir dari rahim zaman yang mengandung dan menuntut semangat kebebasan.

Generasi milenial yang lekat dengan internet tidak lagi terikat atau terbelenggu dengan batas-batas agama, ras, budaya, bahkan negara. 

Sebab itu, gaya guru juga dituntut untuk berubah dan pandai beradaptasi serta giat melakukan inovasi-inovasi yang kreatif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. 

Tentu, catatannya, guru harus tetap memperhatikan nilai-nilai, moralitas atau spiritualitas yang hidup dan berkembang di lingkungannya.

Keempat, ihwal guru yang dituntut bekerja dua puluh empat jam dalam sehari. Kekeliruan ini timbul karena generasi milenial tersebut kerap mendapatkan kesan dan atau fakta di lapangan, ketika rampung tugas di sekolah para guru masih saja sibuk dengan urusan-urusan administrasi pendidikan.

Selain itu, guru juga kerap bersikap seperti polisi moral bagi para muridnya meskipun sudah di luar kawasan sekolah.

Bagi mereka, jika guru masih terlihat demikian, maka tugas dan kewajiban guru amatlah banyak, berat, dan terkesan tidak mengenal jam kerja. Barangkali, pada kasus ini, guru juga perlu melakukan evaluasi, refleksi, dan introspeksi.

Titik tekan evaluasi dan refleksinya, misalnya, agar guru lebih disiplin dalam membagi waktu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Sehingga tugas-tugas sekolah dapat diselesaikan di sekolah, bukan kemudian dibawa ke rumah.

Peluang tersebut kiranya kini lebih terbuka mengingat kebijakan baru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim telah diubah untuk meringankan tugas guru, khususnya yang berkait dengan tugas-tugas administratif seperti untuk pembuatan RPP yang simpel.

Kesan guru sebagai polisi moral bagi para muridnya ketika berada di luar lingkungan sekolah juga perlu dipertimbangkan agar lebih berhati-hati dan tidak terkesan semena-mena ikut campur ke dalam ranah privasi murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun