Mohon tunggu...
uhan subhan
uhan subhan Mohon Tunggu... Guru - penikmat buku dan traveling

penikmat buku dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Profesi Guru, Generasi Milenial, dan Wajah Pendidikan Kita

20 Januari 2020   17:42 Diperbarui: 21 Januari 2020   21:42 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari apa atau dari mana kekeliruan persepsi tersebut timbul? Kurang bijak rasanya bila kita menjawab pertanyaan tersebut dengan hanya menyalahkan mereka.

Guru yang baik atau guru yang memiliki kompetensi yang berkualitas pasti akan menarik persoalan tersebut pada dirinya dengan cara introspeksi dan berani mengevaluasi atas segala hal yang menjadi kekurangannya.

Sesungguhnya problematika tersebut kerap ditepis dengan berbagai argumentasi yang cukup bijak atau contoh-contoh yang inspiratif. Sayangnya, semua itu belum dirasa cukup deras untuk dapat mengempaskan paradigma yang keliru tersebut.

Mengubah Persepsi

Masih adanya paradigma atau persepsi yang keliru, sejatinya, bukan hanya terjadi pada profesi guru. Banyak pula profesi lain yang sesungguhnya baik dan mulia namun kerap pula diasumsikan sebagai profesi "tabu", sebut saja di antaranya politikus, pengacara, seniman, atau sales marketing. 

Khusus beberapa persepsi keliru yang menimpa pada profesi guru ada baiknya kita bedah seraya memberi upaya alternatif untuk memperbaikinya.

Pertama, ihwal profesi guru yang kurang menjanjikan bagi penghidupan di masa depan. Persepsi macam ini wajar muncul di kalangan masyarakat mengingat banyaknya fakta kehidupan guru yang kurang layak. 

Pada konteks Indonesia, rata-rata gaji guru masih kalah dibandingkan dengan profesi lain. Apalagi untuk guru-guru yang masih honorer.

Merujuk pada hasil survei UNESCO dan Salary Explorer, dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, gaji guru di Indonesia masih berada di peringkat yang masih rendah. 

Jangankan dengan seluruh negara di dunia, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN saja, gaji guru di Indonesia masih kalah tinggi. Posisi Indonesia masih di bawah Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura.  

Kita tentu mafhum, tidak semua guru hidup dalam kemiskinan. Guru-guru yang kebetulan bekerja di sekolah yang cukup mapan atau guru yang telah mendapatkan sertifikasi, relatif mendapat gaji atau honor dan tunjangan yang mencukupi. 

Sebaliknya, guru-guru yang bertugas di sekolah yang belum mapan, harus rela mendapat gaji atau honor di bawah standar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun