[2] Udo Z Karzi. 2013. Feodalisme Modern: Wacana Kritis tentang Lampung dan Kelampungan. Bandar Lampung: Indepth Publishing. hlm, 33---39.
[3] Udo Z Karzi. Ibid.
[4] Asvi Warman Adam. 2007. Seabad Kontroversi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
[5] M Harya Ramdhoni. 2011. Perempuan Penunggang Harimau. Bandar Lampung: BE Press.
[6] Safari Daud. 2012. Sejarah Kesultanan Paksi Pak Sekala Brak. Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Â
[7] Muhammad Candra Syahputra & Riyansyah. 2017. Napaktilas Jejak Islam Lampung. Yogyakarta: Global Press.
[8] Syair Lampung Karam adalah syair yang menceritakan peristiwa meletusnya Gunung Krakatau pada 26-28 Agustus 1883. Pengarangnya adalah Muhammad Saleh. Naskah syair ini pertama kali diterbitkan di Singapura, tertanggal tahun 1301 H (November 1883-Oktober 1884), dengan judul Syair Negeri Lampung yang Dinaiki oleh Air dan Hujan Abu). Terdapat empat edisi berbeda Syair Lampung Karam yang sudah ditemukan. Semua edisi diterbitkan di Singapura.
[9] Zulkarnain Zubairi & Iyar Jarkasih. 2010. "Jejak Islam di Lampung (20): Kitab Beraksara Jawi Abad XIV di Masjid Jami' Al Anwar". Lampung Post, 31 Agustus 2010.
[10] Muhammad Saleh. 2014. Krakatau: The Tale of Lampung Submerged (Syair Lampung Karam), Translator John H. McGlynn. Jakarta: Lontar Foundations. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H